Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jika Indonesia Lolos Piala Dunia 2026, Aku akan Minta Pemainnya Dapat Tunjangan Pensiun Seumur Hidup

8 Oktober 2025   18:50 Diperbarui: 8 Oktober 2025   21:02 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Indonesia akan berjuang dalam 180 menit menuju Piala Dunia 2026. Sumber gambar: Kompas.com

Bagi saya, atlet juga seperti ASN, mereka juga berjuang untuk negeri kita dan bahkan skalanya antarnegara. Maka, sudah sepatutnya para atlet kita yang bisa mengharumkan bangsa di level internasional mendapat tunjangan pensiun seperti yang dialami ASN.

Dengan demikian, cita-cita generasi muda kita tidak terbatas pada 'mau menjadi PNS, Polisi, TNI, hingga pegawai bank negara', melainkan bisa berani menjadi atlet profesional yang fokusnya seratus persen berkarier sebagai atlet bukan nyambi sebagai aparat.

Hal ini bagi saya penting agar karier atlet kita bisa berkembang maksimal dan tidak terkekang oleh stereotipe dari lingkungan sosialnya.

Apalagi kalau tidak mendapat dukungan dari orang tua, karena mereka khawatir tentang masa depan dan masa tua anaknya. Dan kecemasan itu juga wajar terjadi, karena tidak ada orang tua di dunia ini yang tega melihat anaknya menjadi pesakitan. Walaupun, di sisi lain, mereka juga pasti tahu bahwa anaknya punya semangat dan bakat di olahraga.

Maka dari itu, saya berharap seluruh pemain Indonesia yang telah menjadi bagian Garuda di Kualifikasi Piala Dunia 2026 sejak putaran pertama hingga keempat nanti memperoleh tunjangan pensiun.

Bagaimana jika gagal lolos?

Menurut saya, hak tunjangan pensiun tetap harus diperjuangkan. Sebab, ini bisa menjadi motivasi bagi generasi muda atlet kita ke depan.

Artinya, bukan hanya menilai berhasil dan gagalnya kita ke Piala Dunia 2026, melainkan bagaimana kita bisa menyiasati kesuksesan di masa depan dari sekarang. Bahkan, termasuk jika kita gagal lolos ke Piala Dunia 2026.

Sebab, kegagalan tidak selamanya menjadi akhir dari sebuah perjuangan. Tetapi, bisa menjadi motivasi untuk bisa bangkit dengan lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Salah satu bukti dari sebuah kesuksesan yang berasal dari kegagalan adalah Jerman yang juara Piala Dunia 2014 namun pada edisi 2010 gagal ke final dan harus puas sebagai peringkat ketiga.

Mereka pun akhirnya bisa meraih bintang keempatnya di Piala Dunia setelah terakhir juara pada 1990 ketika masih bernama Jerman Barat.

Artinya, negara sepak bola sebesar Jerman pun butuh berproses lebih dari dua dekade untuk kembali ke takhta tertinggi dunia. Apalagi kita, bukan?

Terakhir kali Indonesia tampil di Piala Dunia bahkan pada 1938. Zaman almh. nenek saya masih kecil--seingat saya tentang tahun lahirnya--dan bahkan masih bernama Hindia Belanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun