Benny Dollo (2010), Alfred Riedl (2010-2011, 2013-2014, 2016), Wim Rijsbergen (2011-2012), Aji Santoso/caretaker (2012), Nil Maizar (2012-2013), Luis Manuel Blanco (2013), Rahmad Darmawan/caretaker (2013), Jacksen Ferreira Tiago (2013), Indra Sjafri/caretaker (2015), Pieter Huistra/caretaker (2015), Luis Milla (2017-2018), Bima Sakti/caretaker (2018), Simon McMenemy (2019), Yeyen Tumena/caretaker (2019).
Rentetan pergantian pelatih tersebut baru terhenti setelah Indonesia menunjuk Shin Tae-yong dari Korea Selatan pada akhir 2019. Ia mulai bekerja pada 2020 yang sayangnya harus terganggu pandemi Covid-19. Akhirnya, ia baru efektif memimpin Garuda pada 2021.
Sejak di tangan pelatih Korea Selatan tersebut, Indonesia terasa menjalani kebangkitan. Tentu, bukan sebagai 'Macan Asia yang lama tertidur' seperti yang sering digaungkan secara hiperbola, melainkan Indonesia yang setidaknya seperti saat tampil di Piala Asia 1996, 2000, 2004, dan 2007.
Walau saya tidak menjadi saksi terhadap Piala Asia 1996 dan 2000 karena faktor umur, setidaknya saya punya gambaran timnas yang bisa dibanggakan seperti pada 2004 dan 2007.
Fondasi Indonesia kemudian terbangun di era STY--panggilan akrab Shin Tae-yong, dengan skuat muda, Indonesia bisa finalis Piala AFF 2020 (digelar 2021) dan lolos Piala Asia 2023 (digelar 2024).
Kelolosan Indonesia ke Piala Asia 2023 inilah yang kemudian mulai menjadi landasan awal tentang mengapa kepakan sayap Garuda mulai dekat dengan gerbang Piala Dunia, terutama pada 2026.
Penggemar seperti saya pun pada akhirnya tidak menyangka bahwa mulai sedekat itu jarak timnas kita dengan Piala Dunia. Yang semula terasa 'tidak mungkin' menjadi 'bisa saja tercapai'.
Lantas, jika Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026, apa yang akan saya lakukan?
Paling pertama yang saya lakukan adalah mengapresiasi secara positif (memuji) perjuangan seluruh pemain dan tim pelatih.
Saya juga akan mengapresiasi keputusan federasi (PSSI) yang berhasil mempertaruhkan keputusannya dalam mengganti pelatih di tengah perjuangan Garuda menuju Piala Dunia 2026.
Kedua, saya akan mengharapkan para pemain Timnas Indonesia yang dipanggil selama Kualifikasi Piala Dunia 2026 sejak putaran pertama hingga keempat mendapat tunjangan pensiun seumur hidup dan bahkan dapat diteruskan ke ahli warisnya seperti yang terjadi pada Aparatur Sipil Negara (ASN).