Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Catatan Penting di Balik Kemenangan Perdana Timnas Indonesia

8 Oktober 2021   00:05 Diperbarui: 8 Oktober 2021   17:20 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Duel Timnas Indonesia vs China Taipei di Buriram (7/10), berakhir dengan kemenangan tipis Evan Dimas dkk. Sumber: Dokumentasi AFC

Timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong harus rela bertarung terlebih dahulu di babak play-off pra-kualifikasi Piala Asia 2023. Evan Dimas dkk. berhadapan dengan China Taipei yang berlangsung di Stadion New i-Mobile/Chang Arena, kandang Buriram United FC, salah satu klub besar asal Thailand.

Laga pertama digelar pada Kamis malam (7/10), dan Indonesia bertindak terlebih dahulu sebagai tuan rumah. Ini bisa dikarenakan faktor ranking FIFA, Indonesia masih di bawah China Taipei.

Biasanya, tim yang ranking-nya di bawah akan menjamu lawan terlebih dahulu. Ini seperti yang sering kita lihat juga di Liga Champions Eropa.

Walau Indonesia tidak bermain di kandang, peraturan gol tandang berlaku di babak ini. Artinya, Indonesia tidak hanya wajib menang, tetapi juga sebisa mungkin tidak kebobolan.

Target pertama, ternyata bisa diwujudkan timnas, meski mereka harus menghadapi pertahanan berlapis dari lawan. Gol pertama tim Merah-Putih berhasil dilesakkan dengan manis oleh Ramai Melvin Rumakiek.

Adik dari David Rumakiek ini berhasil membuat masyarakat Indonesia yang menonton laga ini sumringah. Indonesia berhasil unggul terlebih dahulu, dan gol diciptakan oleh pemain Papua generasi baru.

Ramai cetak debut bagus bersama timnas. Sumber: Dokumentasi PSSI/via CNNIndonesia.com
Ramai cetak debut bagus bersama timnas. Sumber: Dokumentasi PSSI/via CNNIndonesia.com

Menariknya, Ramai di laga ini mengenakan jersi bernomor 20. Nomor yang sangat identik dengan Bambang Pamungkas, dan sebenarnya sudah mulai akrab dikenakan oleh Osvaldo Haay.

Namun, pemain dari Papua lainnya itu harus dicoret dari timnas akibat tindakan indisipliner. Tidak ada Osvaldo, Ramai pun jadi.

Kedudukan 1-0 bertahan sampai babak pertama berakhir. Di sini ada peluang bagi timnas kita untuk bisa menambah gol, meski China Taipei juga diprediksi punya langkah evaluasi cepat agar tidak mudah dikalahkan Indonesia.

Gengsi peringkat di FIFA bisa menjadi tolok-ukur. Selain itu, mereka jarang bertemu, makanya tidak mengherankan kalau kedua tim masih saling meraba-raba kelebihan dan kekurangan lawan.

Bagi Indonesia, mungkin timbul anggapan bahwa penampilan kiper China Taipei terlihat kurang meyakinkan. Ada beberapa kesalahan yang seperti menunjukkan adanya kelemahan dari kiper yang bernomor punggung 1 itu.

Sedangkan, bagi China Taipei, kelemahan Indonesia mungkin ada pada ketidakmampuan Indonesia dalam menerobos pertahanan berlapis yang mereka buat.

Satu-satunya kesialan mereka hanya ada di momen bola sampai di kaki Ramai. Sedangkan, sebelum dan sesudah itu, Indonesia tidak terlihat mampu menguasai bola dengan rapi sampai ke dalam kotak penalti mereka.

Selain itu, kelemahan Indonesia yang sedang diincar sebenarnya ada di bola mati. Hanya saja, pertahanan Indonesia masih cukup baik, walau terlihat gugup.

Lalu, apa kelebihan masing-masing?

Indonesia bisa dikatakan tangguh dalam duel bola di lapangan tengah dan transisi dari menyerang ke bertahan. Walaupun, Indonesia menerapkan pertahanan garis tinggi, tetapi ketika diserang balik, beberapa pemain bisa segera melakukan intersep dengan cukup baik.

Itu yang membuat taktik serangan balik China Taipei buntu. Padahal, sebagai tim yang sengaja bermain bertahan, momen serangan balik adalah tujuan penting yang bisa melengkapi taktik bertahannya.

Kalau kelebihan China Taipei, ada di kesiapan fokus untuk bertahan. Memang, mereka sudah kecolongan satu gol dari lawan, tetapi secara keseluruhan masih bisa dilihat bagus.

Kelebihan itu yang kemudian harus diruntuhkan para pemain Indonesia di babak kedua. Dan, harapan agar timnas bisa menambah gol berhasil terwujud.

Selebrasi para pemain Indonesia di gol kedua. Sumber: Twitter.com/@afcasiancup
Selebrasi para pemain Indonesia di gol kedua. Sumber: Twitter.com/@afcasiancup

Skor berubah 2-0, setelah eksekusi kilat Evan Dimas yang masuk ke dalam kotak penalti lawan dari lini kedua gagal diantisipasi pertahanan China Taipei. Proses golnya pun menunjukkan bahwa cara untuk mencetak gol ke gawang China Taipei adalah berani membawa bola sampai ke dalam kotak penalti.

Itu sama seperti pada gol pertama. Dan, sebenarnya para pemain timnas kita masih bisa membuat peluang dengan menguasai bola sampai ke dalam kotak penalti.

Tetapi, faktor ketidaktenangan dan ketidakberuntungan seperti menjadi tembok bagi timnas kita dalam misi menggulung China Taipei. Alhasil, skor 2-0 bertahan sampai mendekati menit 90.

Pada menit-menit kritis inilah, China Taipei mulai perlahan mampu membuka peluang untuk mencari satu gol tandang. Entah sudah tergariskan dari sananya atau bagaimana, kemudian ada momen yang terlihat menguntungkan bagi mereka meski harus menumbalkan satu pemainnya yang mengalami cedera di kepala.

Pemain Indonesia, Asnawi Mangkualam harus diganjar kartu kuning--dan tentu diprotes Shin Tae-yong--karena dianggap melakukan pelanggaran keras. Padahal, duel udara yang terjadi sebenarnya terlihat 50-50.

Ketidakberuntungan bagi Indonesia ini kemudian seperti menjadi gerbang bagi China Taipei dengan mendapatkan tendangan bebas. Dan, ternyata gol berhasil diciptakan China Taipei setelah para pemain Indonesia gagal mengantisipasi aliran bola yang masuk ke dalam kotak penalti.

Skor berubah menjadi 2-1, dan Indonesia gagal menjauhkan diri dari kejaran gol tandang China Taipei. Hasil ini terlihat dilematis bagi kubu Indonesia.

Secara skor, Indonesia menang, tetapi secara hitung-hitungan agregat, Indonesia terancam. Sedangkan, di kubu China Taipei, mereka terlihat tersenyum, seperti sudah meraih target.

Dari sinilah, Timnas Indonesia perlu menangkap banyak catatan tidak bagus, agar dapat diperbaiki di laga kedua yang sudah jelas menjadi laga mati-matian bagi timnas.

Catatan pertama, Indonesia harus lebih berani menjalankan taktik operan satu-dua cepat dan terstruktur di depan kotak penalti lawan.

Evan Dimas dkk. sebenarnya sudah terlihat melakukan ini. Namun, terkadang ada momen-momen yang memperlihatkan mereka masih kurang percaya diri dan kemudian lebih memilih melebarkan bola ke sayap.

Sebenarnya, itu juga tidak salah. Tetapi, kalau pemain Indonesia lebih sering menguasai bola di tengah dan pemain China Taipei ada yang melakukan kesalahan, maka ada dua potensi keuntungan yang didapatkan Indonesia.

Keuntungan pertama adalah bola terobosan sewaktu-waktu bisa diperoleh penyerang atau pemain lini kedua yang menyelinap ke dalam kotak penalti.

Keuntungan kedua, jika pemain China Taipei melakukan pelanggaran, kita bisa mendapatkan tendangan bebas. Di sini, Evan Dimas, Egy Maulana Vikri, dan/atau Syahrian Abimanyu bisa diandalkan.

Namun, catatan ini juga harus diantisipasi dengan cara cepat memindahkan bola dari pemain satu ke pemain lainnya. Tujuannya sederhana namun penting, yaitu menghindarkan pemain dari cedera parah seperti yang dialami Ramai Rumakiek dan bahkan Ricky Kambuaya.

Kita seharusnya tidak mengalami pergantian pemain karena faktor cedera. Karena, ini akan memengaruhi taktik.

Catatan kedua, kekuatan sayap kanan dan sayap kiri terlihat jomplang di babak kedua. Memang, ini bisa dikarenakan taktik, tetapi permainan Pratama Arhan di laga ini tidak seimpresif saat di fase grup kualifikasi Piala Dunia 2022.

Operan bolanya (maaf) seperti pemain amatir, karena cukup sering membuat rekannya kerepotan dalam menerima operannya. Dan, ini jelas mengganggu ritme permainan secara kolektif.

Abimanyu yang seharusnya bisa lebih fokus membantu penyerangan, mulai terlihat kurang nyaman. Termasuk dengan catatan kartu kuning yang dia terima karena harus melakukan back-up dari kesalahan Pratama.

Jika melihat performa Miftah Anwar Sani di babak pertama yang sebenarnya bagus, namun terindikasi mengalami cedera, bisa saja di laga kedua nanti Pratama yang bermain sejak awal. Tentu, tidak masalah, asal Pratama dapat mengevaluasi keterampilannya dalam mengoper bola.

Catatan ketiga, Indonesia harus menyiapkan strategi cadangan yang bisa mengubah pola permainan selama permainan berlangsung, alias tanpa menunggu peralihan babak. Kenapa begitu?

Karena, taktik China Taipei diprediksi akan berbeda. Mereka mungkin akan lebih berani mendominasi permainan sejak awal dan sepanjang pertandingan.

Mereka tentu tahu akan sangat berbahaya jika membiarkan Indonesia bermain seperti di laga pertama. Permainan cepat Indonesia akan berusaha diantisipasi dengan lebih dini, dan bisa saja mereka menduplikasi cara bermain Timnas Indonesia di laga ini.

Cara yang dimaksud adalah melakukan intersep, karena itulah yang menjadi kekuatan Indonesia di laga ini. Dan, di laga kedua, bisa saja Indonesia-lah yang akan bermain dengan taktik bertahan dan mengincar serangan balik.

Taktik ini mungkin terlihat menggiurkan, karena Indonesia punya banyak pemain yang sangat lihai menggiring bola. Kushedya Hari Yudo, Irfan Jaya, Egy, bahkan Evan Dimas pun begitu.

Tetapi, tim yang bisa menang dengan taktik ini cenderung dibalut dengan satu kelebihan, yaitu efektivitas serangan. Dan, sejauh ini, kita belum melihat seberapa besar efektivitas serangan Indonesia kalau bermain seperti itu dan melawan China Taipei, yang secara kualitas sebenarnya jauh di bawah lawan-lawan Indonesia di kualifikasi Piala Dunia.

Strategi itulah yang kemudian mungkin perlu dipertimbangkan dan disiapkan oleh Indonesia. Mereka sekarang bisa menunjukkan kemampuan bermain dengan ball possession, tetapi bagaimana kalau bermain pragmatis?

Yudo masih belum memecahkan keran gol untuk timnas. Sumber: Dokumentasi PSSI/via Kompas.com
Yudo masih belum memecahkan keran gol untuk timnas. Sumber: Dokumentasi PSSI/via Kompas.com

Kemudian, catatan tambahan yang mungkin berbau harapan adalah susunan pemain, yang sebisa mungkin tetap mempertahankan pemain-pemain terbaik di laga ini. Tinggal ditambah dengan pemain berbeda yang mungkin bisa membuat China Taipei tak mudah untuk menganalisis kelebihan dari pemain tersebut.

Meski begitu, segala hal yang akan terjadi di laga kedua nanti (11/10), kita tetap patut mendukung keputusan Shin Tae-yong dan tetap mengapresiasi kerja keras para pemain timnas kita. Mereka sudah berusaha dengan baik, dan harapannya keberuntungan akan menaungi Indonesia agar dapat lolos ke kualifikasi Piala Asia 2023. Semoga!


Malang, 7 Oktober 2021
Deddy Husein S.

Tersemat: Suaramerdeka.com
Terkait: Kompas.com, Skor.id, CNNIndonesia.com, Bola.com.
Baca juga: Ricky Ricardo dan Harapan Alumnus PON ke Timnas Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun