Tentu, beradu kuat ini dalam artian Argentina sebagai pihak pembangun serangan, Ekuador sebagai pihak penahan serangan. Jika demikian, ada potensi para pemain Argentina dapat mengalami kebuntuan dalam menciptakan peluang.
Itulah mengapa, Argentina perlu membangun serangan dari lini belakang untuk memancing para pemain Ekuador keluar dari zona bertahannya. Dengan begitu, Argentina bisa leluasa mengirim bola-bola panjang langsung ke pertahanan lawan.
Itu adalah strategi tim kuat yang bisa dikatakan out of the box. Karena, mayoritas tim kuat akan memainkan penguasaan bola di lini tengah dan berupaya mengintimidasi lawan di sepertiga pertahanan lawan.
Cara itu sepertinya dihindari Argentina, agar lini tengah mereka tidak terlalu frustrasi dan juga bisa kehabisan energi untuk mengantisipasi determinasi para pemain Ekuador, yang sudah terbukti dapat meredam produktivitas Brasil di laga terakhir fase grup mereka.
Artinya, Scaloni dan tim kepelatihannya seperti mempelajari cara untuk mengalahkan Ekuador. Mereka perlu taktik yang berbeda, walaupun awalnya terlihat juga kurang efektif sebelum masuknya Di Maria yang seperti memuluskan rencana Scaloni.
Menggunakan taktik khusus juga dilakukan Scaloni ketika menghadapi Brasil. Dia mengubah lagi cara bermain timnya. Mereka bahkan bisa disebut telah memainkan dua taktik dalam satu pertandingan, yaitu bermain direct football seperti saat melawan Ekuador, dan bermain compact football seperti saat melawan Kolombia.
Alasan ketiga, Scaloni tidak berani mengambil risiko besar dibandingkan Tite. Ini dapat dilihat dari keengganan Scaloni mencadangkan Messi, atau mengistirahatkan Messi.
Berbeda dengan Tite yang mencoba mengistirahatkan Neymar Jr. di laga kontra Ekuador. Memang pada satu sisi, apa yang dilakukan Tite patut diacungi jempol. Dia seperti ingin menunjukkan bahwa Brasil juga bisa bermain bagus tanpa Neymar.
Namun, di sisi lain, kita juga dapat melihat kalau permainan Brasil tanpa Neymar, seperti terlihat kurang ada "pelicin". Brasil memang punya banyak pemain berkualitas, namun yang seperti Neymar masih belum ada.
Itu seperti Argentina yang belum terihat siapa yang bisa bermain seperti Messi. Belum ada.
Maka dari itu, Scaloni enggan berjudi dengan mendudukkan Messi di bangku cadangan. Scaloni ingin permainan timnya tidak mengalami perubahan semangat dan kepercayaan diri.