Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Benarkah Kasus di Old Trafford Murni karena ESL dan Glazers?

11 Mei 2021   18:04 Diperbarui: 15 Mei 2021   09:25 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Final Liga Europa 2020/21 (27/5). Sumber: Twitter/EuropaLeague

Kalau penulis (saya) dimintai pendapat apakah akan melakukannya kalau sebagai suporter Man. United dan warga Manchester, jawabannya TIDAK. Karena, suporter yang memang mendukung klubnya tidak mungkin akan merepotkan klubnya untuk menanggung dampak dari aksinya.

Ini mungkin terbaca klise. Tetapi, kalau melihat contoh dari aksi (2/5) tersebut, kita bisa melihat bagaimana dampak yang dihadapi klub.

Aksi suporter di Old Trafford (2/5). Sumber: AFP/via Tribunnews.com
Aksi suporter di Old Trafford (2/5). Sumber: AFP/via Tribunnews.com
Secara logika, orang yang sudah suka bahkan mencintai klubnya seharusnya tidak senang melihat klubnya berpotensi (kembali) menjadi badut di media sosial. Apalagi, kalau penyebabnya ada kaitannya dengan aksi pendudukan stadion tersebut.

Kalau memang sangat muak dan ingin memboikot klub, kenapa tidak dengan cara yang hampir mendekati kerugian tim manajemen finansial klub. Seperti, memboikot peredaran merchandise klub.

Secara kekerasan dan perusakan infrastruktur, hal itu tidak akan terjadi. Tetapi, secara kepanikan di tubuh manajemen finansial klub akan terasa sekali.

Hal ini juga tidak akan dirasakan langsung oleh pelatih/manajer dan pemain. Karena, jika melihat ESL saja bisa diagendakan tanpa sepengetahuan pelatih/manajer dan pemain, maka soal pemasaran merchandise atau pemasukan finansial (income) juga tidak akan sepenuhnya diberitakan oleh tim manajemen finansial ke tim di atas lapangan.


Artinya, dalam mengganggu stabilitas klub yang sedang bermasalah, terutama klub yang didukung, harusnya bermain dalam kadar yang hampir setara dengan cara kerja pihak yang ingin disasar. Jangan bermain kasar alias pukul rata.

Pelatih/manajer dan pemain harus diselamatkan dalam intrik antara suporter dengan pemilik klub. Itu kalau memang demikian pemicunya.

Para pemain sudah berupaya berjuang meski dengan jadwal yang makin padat. Sumber: AFP/PAUL ELLIS/via Kompas.com
Para pemain sudah berupaya berjuang meski dengan jadwal yang makin padat. Sumber: AFP/PAUL ELLIS/via Kompas.com
Kalau tidak, maka, boleh juga kalau ada yang menganggap bahwa aksi pendudukan suporter di stadion tersebut mungkin tidak sepenuhnya karena Glazers dan ESL. Dua hal itu bisa saja adalah pemanfaatan momentum, walaupun sebenarnya sudah cukup terlambat.

Kalau memang suporter ingin protes dengan kebijakan klubnya terkait ESL, kenapa baru protes saat klubnya sudah menyatakan mundur dari ESL? Itu yang sebenarnya cukup menggelikan dan membuat penulis meragukan aksi tersebut dikarenakan rasa muak terhadap Glazers dan ESL.

Bersambung....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun