Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Perempat Final Liga Champions 2021 dalam Skenario Ideal dan Rasional

20 Maret 2021   00:42 Diperbarui: 20 Maret 2021   11:25 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Klub di babak 8 besar Liga Champions 2020/21. Gambar: diolah dari Twitter/ChampionsLeague

Undian babak 8 besar alias perempat final untuk Liga Champions musim 2020/21 sudah ada hasilnya. Semuanya merupakan laga sengit, dengan dua diantaranya adalah Bayern Munchen vs Paris Saint Germain dan Real Madrid vs Liverpool.

Dua laga itu mengingatkan kita pada dua final yang berbeda. Laga Bayern Munchen vs PSG adalah "replika" final musim 2019/20, alias musim lalu. Kemudian, laga Real Madrid vs Liverpool adalah "replika" final musim 2017/18.

Artinya pertemuan ulang di perempat final akan memberikan ingatan yang masih segar. Bahkan, Real Madrid dan Liverpool masih mempertemukan dua "kepala" yang sama, Zinedine Zidane dan Jurgen Klopp.

Pada final 2017/18, Zidane berhasil menjadi yang sumringah setelah peluit tanda berakhirnya laga terdengar. Namun, kali ini Zidane patut waspada, karena selain laga ini masih belum dekat dengan trofi juara, Klopp juga pasti memberikan hal yang berbeda dari sebelumnya.

Kemudian, untuk laga Bayern Munchen vs PSG bisa dikatakan masih segar di ingatan banyak orang. Momen di mana pemain seperti Neymar Jr. sangat ingin membuktikan diri, bahwa dirinya juga bisa selangkah lebih dekat dengan trofi Liga Champions tanpa harus bersama klub besar klasik seperti Barcelona.

Suatu hal yang bisa disebut mirip, jika melihat keberadaan Angel Di Maria dan Keylor Navas di PSG. Mereka notabene merupakan mantan pemain Real Madrid yang tentunya pernah merasakan hebatnya mengangkat trofi Liga Champions.

Hanya saja, harapan itu sirna, karena Munchen masih lebih kuat dan cerdas. Munchen yang sangat produktif selama kampanye menuju final, rupanya tidak serta-merta menguasai bola dan menyerang habis-habisan PSG.

Mereka justru lebih memilih bermain dengan ketepatan waktu (timing), alias momentum. Ketika ada momen yang pas untuk memukul semangat dan asa lawan, maka di situlah mereka dapat membangun serangan, peluang, dan tentunya gol.

Mereka juga tidak anti untuk bertahan, yang seringkali dianggap sebagai wajahnya klub kuda hitam juga semenjana. Misalnya, menganggap biang kerok kegagalan Atletico Madrid melangkah jauh musim ini dikarenakan taktik Colismho.

Dua laga "final ulang" ini kemudian menjadi perhatian penting selain Manchester City vs Borussia Dortmund dan Chelsea vs FC Porto. Dua laga yang juga menarik untuk menghasilkan siapa yang akan menjadi tim kejutan di partai final.

Namun, sebelum membicarakan tentang calon pengisi panggung final, akan lebih baik jika kita menerka dulu tentang bagaimana laju 8 klub hebat ini saat di perempat final. Penulis punya sedikit gambaran tentang siapa yang bakal menjadi jagoan di masing-masing pertandingan.

Laga pertama, Bayern Munchen vs PSG. Pada laga ini, peluang menang Bayern Munchen sebenarnya banyak. Tetapi, untuk lolos, kemungkinannya masih 50-50.

Alasannya, laga perempat final bukan laga final yang "hanya" ditentukan dalam satu kali pertandingan. Entah, 90 menit, 120 menit, atau jika kedua tim sangat alot saat permainan terbuka, maka penentuan pemenangnya lewat adu penalti.

Artinya, laga final hitung-hitungannya sedikit kurang kompleks, dibandingkan dengan laga fase gugur yang mempunyai 2 laga per tahap. Seperti, babak 16 besar, perempat final, dan semifinal.

Lewat dua laga per fase, tim yang lolos ke fase selanjutnya juga belum tentu yang berhasil memenangkan dua laga itu. Tim yang lolos bisa saja hanya memenangkan satu laga dan satunya lagi imbang, atau bahkan kalah.

Hal itu bisa terjadi, kalau hitung-hitungan agregatnya masih unggul. Kalaupun, ternyata agregatnya sama, maka yang membuat berbeda adalah jumlah gol tandang.

Contoh tim yang mengandalkan keunggulan gol tandang adalah FC Porto. Mereka berhasil menyingkirkan Juventus, sekalipun agregatnya 4-4.

Dari sini, paham kan bahwa hal inilah yang bakal membuat kedua tim ini punya peluang sama besar untuk menang. Ini cukup berbeda dengan final, karena mental tim yang kebobolan dua gol di babak pertama--sisa 45 menit--akan cepat anjlok dibandingkan kebobolan tiga gol saat ada jatah 90 menit di laga kedua.

Misalnya, jika di final tertinggal satu gol dengan sisa waktu 10-15 menit, tim tersebut sudah mulai frustrasi. Ini berbeda jika tim tersebut tertinggal 2-3 gol, namun masih ada laga kedua.

Khusus pada musim 2020/21 ini, kita sedikit mengabaikan faktor bermain di kandang. Karena, bermain kandang atau tandang sama saja tanpa penonton.

Namun, poin penting yang masih bertahan adalah kemampuan mencetak gol tandang dan memastikan timnya juga tidak bobrok banget dalam bertahan. Ini yang kemudian membuat Bayern Munchen bisa saja tersingkir jika gagal memanfaatkan kelebihannya selama musim kemarin dan musim ini di Liga Champions.

Kelebihan mereka adalah produktivitas. Di fase grup saja, Munchen sudah mengumpulkan 18 gol, yang menjadikan mereka sebagai tim terproduktif.

Manuel Neuer dkk. juga hanya kebobolan 5 gol selama fase grup. Hanya kalah dari FC Porto (3), Liverpool (3), Chelsea (2), dan Manchester City (1).

Artinya, kunci Bayern Munchen untuk menang dan lolos dari fase 8 besar adalah mencetak gol sebanyak mungkin, yang sekiranya tidak mampu dikejar PSG. Karena, PSG pasti bisa mencetak gol ke gawang Munchen, mengingat pertahanan Munchen musim ini terlihat "ramah" untuk lawan.

Secara konsep atau skenario ideal, Munchen akan menjadi pengisi kotak semifinal 1. Mereka akan menantang pemenang duel Manchester City vs Borussia Dortmund.

Tetapi, secara skenario rasional, PSG bisa lolos. Selama mereka pandai mengukur kemampuan mereka, maka peluang lolos akan terbuka.

Untuk mengetahui perbedaan skenario ideal dan rasional versi penulis, silakan baca ulasan sederhananya di sini (klik tanda biru).

Jika Bayern Munchen dan PSG sudah, maka kita pindah ke duel Real Madrid vs Liverpool. Dua klub yang sebenarnya sedang tidak sempurna. Walau ada sedikit catatan.

Catatan itu tepatnya ada di Liverpool. Liverpool di satu sisi lebih baik dari final 2017/18. Kiper mereka, Alisson Becker telah menggantikan Loris Karius yang dianggap sebagai biang kerok kekalahan Liverpool di final.

Poin ini akan menjadi sangat berdampak, jika skuad Liverpool juga komplet. Ada Virgil van Dijk, ditambah keberadaan Thiago yang bisa menjadi pengejut pertahanan Madrid, sampai keberadaan Diogo Jota yang lebih segar dari Roberto Firmino.

Hanya saja, catatan bagus ini juga diselimuti catatan yang kurang baik, lewat kondisi mereka di liga (Premier League) yang kurang mencerminkan tim juara bertahan dan tim kuat. Itulah mengapa kemudian, kita boleh berpikir alias menyusun rasional tentang kemungkinan Liverpool justru dapat memulangkan Real Madrid di babak ini.

Ini juga dapat dilihat dari catatan lain yang menunjang Liverpool selama bermain di Liga Champions musim ini. Mereka di fase grup meskipun hanya mencetak 10 gol, tetap dapat mengimbanginya dengan kekuatan lini belakang yang masih kebobolan 3 gol.

Jika ditambah dengan dua laga di babak 16 besar, maka Liverpool punya torehan 14 gol dan masih hanya kebobolan 3 gol, alias tidak kebobolan di dua laga tersebut. Inilah yang dapat menjadi tantangan besar bagi Real Madrid.

Mampukah Benzema dkk. mencetak gol dan mengalahkan Liverpool? Pertanyaan ini ditambah dengan kenyataan lain, bahwa Real Madrid juga mudah kebobolan. Sembilan gol sudah bersarang ke gawang mereka selama fase grup.

Artinya, kali ini Liverpool adalah favorit. Mereka dapat bersaing dengan kemampuan mencetak gol Real Madrid, juga masih lebih kokoh pertahanannya dibandingkan Real Madrid.

Setelah pembahasan dua laga besar itu, kita tidak boleh melupakan dua laga lainnya. Manchester City vs Borussia Dortmund dan Chelsea vs Porto.

Dimulai dari Manchester City vs Borussia Dortmund. Laga ini bisa dikatakan menarik dan sedikit sulit ditebak.

Alasannya, kedua tim sama-sama produktif. Selama fase grup, Man. City mampu mencetak 13 gol, sedangkan Dortmund hanya kalah 1 gol. Pembedanya adalah produktivitas Manchester City lebih kompleks, sedangkan Dortmund bergantung pada produktivitas Erling Haaland.

Selain itu, yang membuat Manchester City masuk skenario ideal untuk melaju ke semifinal adalah pertahanan mereka. Mereka baru kebobolan 1 gol dan masih bertahan sampai fase 16 besar terlampaui.

Sedangkan Dortmund, di fase grup sudah kebobolan 5 gol dan di fase 16 besar kebobolan 4 gol. Artinya, mereka sudah "membiarkan" lawan berselebrasi 9 kali.

Namun, Dortmund masih punya harapan lewat skenario rasional. Pada skenario ini, harapannya Dortmund menghitung-hitung peluang lolos lewat agregat. Itu bisa dilakukan seperti ketika menyingkirkan Sevilla di fase 16 besar.

Laga terakhir yang perlu dibahas juga adalah Chelsea vs Porto. Secara ideal, Chelsea memang patut dijagokan untuk lolos ke semifinal, tetapi ada satu pertimbangan yang membuat Porto bisa jadi favorit, khususnya dalam kacamata rasional.

Kemampuan Pepe dkk. dalam menyerang dan bertahan bisa dikatakan mumpuni untuk ukuran klub yang bisa digolongkan sebagai kuda hitam di Eropa--walau pernah menjadi kampiun Liga Champions. Mereka mampu mencetak 10 gol dan hanya kebobolan 3 kali di fase grup.

Artinya, mereka mampu mengelola potensi untuk menang dengan cukup baik. Mereka boleh kebobolan, tapi harus mampu menjebol gawang lawan juga. Prinsip ini nyatanya telah memakan korban, yaitu Juventus.

Mereka memang kebobolan 4 gol dari Cristiano Ronaldo dkk., tetapi mereka juga mampu mencetak 4 gol ke gawang skuad asuhan Andrea Pirlo. Artinya lagi, mereka mampu mengelola mentalitas dan momentum.

Sesuatu yang bisa saja menjadi pengganjal langkah Chelsea menuju semifinal. Alasannya, Chelsea punya pekerjaan rumah besar sejak dilatih Thomas Tuchel, yaitu minim gol.

Mereka memang tangguh dalam bertahan, tetapi produktivitas mereka menjadi berkurang. Ini bisa menjadi bahaya, jika Porto mampu menemukan cara untuk membuat lini depan Chelsea frustrasi, sekaligus dapat memanfaatkan celah sedikit di pertahanan Chelsea.

Berdasarkan ulasan sederhana ini, penulis menghasilkan prediksi tim yang mungkin lolos ke semifinal. Mereka adalah Bayern Munchen, Manchester City, FC Porto, dan Liverpool.

Rute perempat final menuju semifinal dan final. Gambar: diolah dari Twitter/ChampionsLeague
Rute perempat final menuju semifinal dan final. Gambar: diolah dari Twitter/ChampionsLeague
Ada tiga tim dari kubu ideal, yaitu Munchen, Man. City, dan Liverpool. Liverpool khusus pada fase ini penulis masukkan ke golongan ideal, karena ternyata lawannya adalah Madrid, bukan Munchen atau PSG.

Kemudian, FC Porto terpilih, karena tim ini lebih seimbang daripada Chelsea. Walaupun, secara sudut pandang ideal, seharusnya Chelsea yang lolos ke semifinal dan membentuk laga 'All England' dengan Liverpool.

Sedangkan, Bayern Munchen diprediksi akan bertemu dengan Manchester City di semifinal sekaligus menjadi final 'kepagian'. Karena, dibandingkan dengan pertemuan Munchen vs (seandainya) Liverpool, maka secara skenario ideal versi penulis adalah Munchen vs Man. City di final.

Tetapi, hasil undian sudah mengeluarkan alur sedemikian rupa. Kemungkinan besarnya adalah Munchen akan bertemu dengan asa besar Pep Guardiola dalam mendekati tangga menuju final Liga Champions lagi pasca 2010/11.

Lalu, siapa yang akan ke final? Kita berandai-andai lagi setelah fase perempat final tuntas, ya!

Gambar: Twitter/ChampionsLeague
Gambar: Twitter/ChampionsLeague
Malang, 19 Maret 2021
Deddy Husein S.

Terkait: Kompas.com 1, Liputan6.com, Kompas.com 2, Detik.com, dan Goal.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun