Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Frank Lampard dan Pelatih Inggris di Klub Semenjana

28 Januari 2021   15:17 Diperbarui: 29 Januari 2021   19:47 1335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mau mengharap pada Scott Parker, ia juga masih kesulitan membawa Fulham bersaing di EPL. Bahkan, Fulham terancam menumpang lewat seperti dua musim sebelumnya (2018/19).

Satu-satunya manajer Inggris yang bisa diharapkan adalah Dean Smith dengan Aston Villa. Setidaknya, mereka saat ini ada di 10 besar. Mereka bersaing dengan 9 klub yang 7 diantaranya mengandalkan manajer asing.

Artinya, pemecatan Frank Lampard ini tidak hanya menjadi ironi bagi karier Frank Lampard, namun juga ironi bagi manajer asli Inggris. Mereka semakin sulit berada di klub-klub besar. Bahkan, Wayne Rooney (Derby County) dan Steven Gerrard (Glasgow Rangers) juga masih diragukan untuk melatih klub EPL sekalipun itu bekas klub mereka, Manchester United dan Liverpool.

Kepergian Frank Lampard dari stadion sebesar Stamford Bridge, juga membuatnya bisa mentok berlabuh ke stadion Craven Cottage, markas Fulham. Fulham bisa menjadi labuhan baru Frank Lampard, jika klub tersebut ingin memberikan kesempatan kepada Lampard.

Pengalaman pernah melatih pemain-pemain hebat di Chelsea juga diyakini bisa memberikan sesuatu yang baru bagi Fulham, daripada Scott Parker. Begitu pula dengan keinginan Lampard memberdayakan para pemain asli Inggris, maka Fulham bisa menjadi tempat yang tepat.

Gambar: diolah dari Google/Premierleague
Gambar: diolah dari Google/Premierleague
Pada klub sekaya Chelsea, memberdayakan pemain asli Inggris seperti perjudian. Jika mereka ingin mendatangkan pemain asli Inggris dari klub lain, harganya selalu akan terlalu mahal (overprice). Seperti Harry Maguire, John Stones, Jack Grealish, hingga Declan Rice.


Harga untuk menebus pemain-pemain asli Inggris itu bahkan bisa untuk membeli pemain bintang dari luar negeri yang biasanya memiliki performa lebih konsisten. Inilah yang kemudian menjadi momok bagi Lampard jika dia sangat ingin memberdayakan pemain Inggris namun di klub besar.

Apakah selama ini klub juara Liga Inggris mengandalkan pemain Inggris? Siapa kiper, bek, playmaker, dan penyerang yang mampu mendongkrak klub besar Inggris? Pemain asing.

Kalaupun ada klub medioker seperti Leicester City meraih juara, itu juga tidak lepas dari peran pemain asing seperti Kasper Schmeichel, Riyad Mahrez, dan N'Golo Kante. Bagaimana dengan Danny Drinkwater? Bagaimana dengan Jamie Vardy? Beranikah Vardy hengkang ke klub lain untuk menguji kehebatannya di Leicester City seperti Mahrez?

Bagaimana pula dengan Raheem Sterling di Manchester City? Apakah Manchester City mengandalkan Sterling? Buktinya, Pep Guardiola lebih frustrasi ketika Sergio Aguero cedera panjang daripada Sterling yang performanya labil.

Itulah mengapa, ketika Lampard cenderung ingin memberdayakan pemain Inggris, ia juga harus sadar tempat. Klub besar pasti lebih mengutamakan kualitas daripada identitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun