Mau mengharap pada Scott Parker, ia juga masih kesulitan membawa Fulham bersaing di EPL. Bahkan, Fulham terancam menumpang lewat seperti dua musim sebelumnya (2018/19).
Satu-satunya manajer Inggris yang bisa diharapkan adalah Dean Smith dengan Aston Villa. Setidaknya, mereka saat ini ada di 10 besar. Mereka bersaing dengan 9 klub yang 7 diantaranya mengandalkan manajer asing.
Artinya, pemecatan Frank Lampard ini tidak hanya menjadi ironi bagi karier Frank Lampard, namun juga ironi bagi manajer asli Inggris. Mereka semakin sulit berada di klub-klub besar. Bahkan, Wayne Rooney (Derby County) dan Steven Gerrard (Glasgow Rangers) juga masih diragukan untuk melatih klub EPL sekalipun itu bekas klub mereka, Manchester United dan Liverpool.
Kepergian Frank Lampard dari stadion sebesar Stamford Bridge, juga membuatnya bisa mentok berlabuh ke stadion Craven Cottage, markas Fulham. Fulham bisa menjadi labuhan baru Frank Lampard, jika klub tersebut ingin memberikan kesempatan kepada Lampard.
Pengalaman pernah melatih pemain-pemain hebat di Chelsea juga diyakini bisa memberikan sesuatu yang baru bagi Fulham, daripada Scott Parker. Begitu pula dengan keinginan Lampard memberdayakan para pemain asli Inggris, maka Fulham bisa menjadi tempat yang tepat.
Harga untuk menebus pemain-pemain asli Inggris itu bahkan bisa untuk membeli pemain bintang dari luar negeri yang biasanya memiliki performa lebih konsisten. Inilah yang kemudian menjadi momok bagi Lampard jika dia sangat ingin memberdayakan pemain Inggris namun di klub besar.
Apakah selama ini klub juara Liga Inggris mengandalkan pemain Inggris? Siapa kiper, bek, playmaker, dan penyerang yang mampu mendongkrak klub besar Inggris? Pemain asing.
Kalaupun ada klub medioker seperti Leicester City meraih juara, itu juga tidak lepas dari peran pemain asing seperti Kasper Schmeichel, Riyad Mahrez, dan N'Golo Kante. Bagaimana dengan Danny Drinkwater? Bagaimana dengan Jamie Vardy? Beranikah Vardy hengkang ke klub lain untuk menguji kehebatannya di Leicester City seperti Mahrez?
Bagaimana pula dengan Raheem Sterling di Manchester City? Apakah Manchester City mengandalkan Sterling? Buktinya, Pep Guardiola lebih frustrasi ketika Sergio Aguero cedera panjang daripada Sterling yang performanya labil.
Itulah mengapa, ketika Lampard cenderung ingin memberdayakan pemain Inggris, ia juga harus sadar tempat. Klub besar pasti lebih mengutamakan kualitas daripada identitas.