Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Frank Lampard dan Pelatih Inggris di Klub Semenjana

28 Januari 2021   15:17 Diperbarui: 29 Januari 2021   19:47 1335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Frank Lampard saat melatih Chelsea. Gambar: Matthias Hangst/Getty Images Europe/Getty Images via AFP/via Kompas.com

Meskipun, Leicester City sudah pernah juara Liga Primer Inggris pada 2015/16, mereka masih sulit menyamai konsistensi 6 klub besar yang pernah juara liga; Manchester United, Liverpool, Arsenal, Chelsea, dan Manchester City. 

Bahkan, mereka juga belum bisa menyamai konsistensi Tottenham Hotspur yang pernah konsisten di 4 besar liga.

Pencapaian Leicester City pasca juara liga 2015/16. Gambar: diolah dari Google/Premierleague
Pencapaian Leicester City pasca juara liga 2015/16. Gambar: diolah dari Google/Premierleague
West Ham United tambah parah. Mereka bahkan pernah berjuang mati-matian untuk lepas dari jerat degradasi pada musim 2019/20. Peringkat terbaik mereka sejak 2014 adalah di posisi ke-7 pada 2015/16 mengungguli Liverpool (8) dan Chelsea (10).

Sebuah musim anomali, karena beberapa klub besar sedang melakukan transisi pergantian manajer, seperti Liverpool, Manchester City, dan Chelsea. Selepas itu, West Ham kembali ke habitatnya sebagai penghuni papan tengah.

Pada musim 2015/16 manajer West Ham adalah Slaven Bilic, pelatih asal Kroasia. Artinya, performa menanjak saat itu juga karena manajer dari luar Inggris Raya.

Selepas kepergian Slaven Bilic, West Ham sangat labil. Mereka menempati posisi 13 pada 2017/18, posisi 10 pada 2018/19, dan posisi 16 pada 2019/20.

Selama tiga musim, manajer West Ham juga mengalami pergantian. Ada Manuel Pellegrini asal Chile (2018/19), dan David Moyes yang melatih sejak Januari 2020 dan pernah melatih klub asal London itu pada 2017/18.

Bagi klub selevel West Ham saja, mereka juga cenderung memilih manajer asing. Ketika mereka bertemu dengan manajer sarat pengalaman seperti David Moyes, mereka baru percaya dengan kapasitas manajer Inggris Raya.

Hal ini juga terjadi pada Leicester City yang memilih Claude Puel pasca pemecatan Claudio Ranieri (Italia). Claude Puel adalah manajer asal Prancis yang sebelumnya pernah melatih Southampton.

Ia kemudian dipecat oleh tim manajemen Leicester pada 2019, dan Leicester berhasil memboyong Brendan Rodgers yang sempat "tersingkir" ke Liga Skotlandia. 

Modal pengalaman pernah nyaris juara dengan Liverpool (2013/14) dan berhasil trigelar dua kali bersama Glasgow Celtic (2016/17-2017/18), membuat Leicester akhirnya memilih Rodgers.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun