Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Frank Lampard dan Pelatih Inggris di Klub Semenjana

28 Januari 2021   15:17 Diperbarui: 29 Januari 2021   19:47 1335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artinya, secara kebiasaan klub Inggris untuk memperkuat struktur pada manajernya, mereka cenderung memilih manajer asing. Mereka baru menggunakan manajer lokal jika manajer tersebut punya sesuatu yang menarik. Entah, jam terbang atau pengalaman juaranya.

Itulah mengapa, ketika Chelsea memilih Frank Lampard untuk menjadi manajer sebenarnya sudah menuai perdebatan dan kesangsian, walau di sisi lain juga ada harapan. 

Harapan itu tidak jauh dari nama proses. Karena, sudah bukan rahasia lagi jika Chelsea bukan klub yang sepenuhnya menyukai loyalitas terhadap manajernya.

Bahkan, pergantian manajer bukan karena kegagalan meraih trofi, melainkan semacam ketakutan untuk melihat Chelsea kalah bersaing di papan klasemen sementara liga.

Memang, liga itu penting, tetapi kalau manajernya mampu memberikan trofi minimal dalam 1 musim pengabdian, itu rasanya bukan suatu kegagalan.

Bahkan, klub seperti Tottenham Hotspur sangat mengharapkan itu, dengan terus mempercayai Mauricio Pochettino (Argentina) sampai akhirnya ada manajer lain yang mampu menggoda kesabaran mereka, Jose Mourinho (Portugal). Sekali lagi, pilihan klub Inggris yang ingin berprestasi adalah manajer asing dan ditambah pengalaman meraih gelar juara.


Itulah yang terlihat berbeda pada Chelsea saat itu dengan menunjuk Frank Lampard. Pengalaman minim, juara juga belum pernah. Apakah Chelsea akan mengubah kebiasaan?

Ternyata jawabannya adalah tidak. Publik sepertinya terkena lelucon (prank) dari Chelsea.

Chelsea akhirnya kembali pada "karakter" mereka yang sering gagal merawat kesabaran terhadap manajernya. Bersama Frank Lampard, Chelsea juga gagal bereksperimen dengan manajer yang bermodalkan legenda alias mantan pemain klub.

Satu poin nahasnya, Frank Lampard adalah manajer Inggris. Artinya, dengan pemecatan itu, nama manajer Inggris semakin terdegradasi.

Publik Inggris kehilangan 'sosok jagoan', karena Lampard yang sebenarnya sudah memilih "zona aman" dengan melatih klub besar dan bermodalkan legenda klub, ternyata tidak ampuh juga. Lalu, mau bagaimana manajer Inggris lainnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun