Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Antara Mencegah Penularan Covid-19 atau Menyelamatkan Nyawa Tak Berdosa?

21 Agustus 2020   15:26 Diperbarui: 21 Agustus 2020   16:11 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Info tentang prosedur persalinan. Gambar: IG/rsbundajakarta

Sebelum membaca tulisan ini, saya harap Anda semua telah mengunjungi dan membaca berita ini* sampai tuntas. Jika sudah, baru dipersilakan untuk membaca tulisan ini, karena tulisan ini adalah opini yang berawal dari berita tersebut.

Sebenarnya tidak sedikit ada kabar yang serupa dengan kasus itu. Namun kali ini, saya mendapatkan momennya yang tepat untuk membacanya dan kemudian mencari tahu tanggapan dari netizen tentang apa yang telah dialami oleh pihak keluarga yang kehilangan bayi itu.

Berita ini pun sebenarnya saya ketahui dari tautan di media sosial dan telah ditanggapi banyak netizen. Ada pro-kontra maupun yang berupaya berdiri di tengah. Lalu, bagaimana dengan saya?

Jika saya menjadi pihak keluarga yang memiliki bayi, kemungkinan besar saya akan melakukan hal yang sama. Saya juga tidak bisa dengan mudah menerima kehilangan anak yang sudah tinggal lahir dan menatap dunia yang sedang genting ini.

Mau bagaimana pun anak itu, saya juga akan menganggap anak adalah kado termahal yang diperoleh manusia sepanjang hidupnya. Itulah mengapa, saya juga harus memastikan keselamatan anak. Mereka harus diperjuangkan!

Hanya, yang membuat saya semakin kesal adalah ketika dalam proses memperjuangkannya malah terdapat banyak rintangan. Saya memang akan menghadapinya, tetapi dengan harapan bisa melihat si anak lahir dengan selamat dan sehat, bukan sebaliknya.

Itulah yang membuat saya juga memaklumi ketidakterimaan pihak keluarga yang kehilangan bayi itu. Namun, bagaimana jika saya menjadi pihak rumah sakit?

Virus corona (covid-19) adalah virus yang tidak pandang bulu. Itu fakta utama yang harus dicermati terlebih dahulu. Meski pihak rumah sakit adalah pejuang yang melawan permasalahan kesehatan, khususnya covid-19, tetap saja saya juga berpikir tentang keselamatan pihak medis.

Jika banyak tenaga medis bertumbangan karena penerobosan protokol kesehatan, siapa yang akan bertugas menyelamatkan korban covid-19 dan lainnya? Siapa yang akan bertanggung jawab? Apakah masyarakat juga akan bertanggung jawab?

Jangankan bertanggung jawab atas peran tenaga medis yang terkikis oleh covid-19, merelakan tanah makam perkampungan* sebagai peristirahatan terakhir korban covid-19 saja masih ada yang tidak bisa. Artinya, kesadaran terkait bahayanya dampak covid-19 masih belum berada di tengah.

Pihak masyarakat masih membebankan tanggung jawab tenaga medis sebagai penyelamat mutlak, sedangkan masyarakat sudah pasti korban. Padahal tidak seperti itu. Tenaga medis juga bisa menjadi korban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun