Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Shakhtar Donetsk dan Sevilla Siap Gagalkan Final Ideal di Liga Europa 2020

12 Agustus 2020   07:10 Diperbarui: 15 Agustus 2020   15:37 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shakhtar Donetsk dan Sevilla susul Internazionale dan Man. United ke semifinal Liga Europa 2019/20. Gambar: diolah dari Twitter/EuropaLeague

Seandainya di kompetisi Liga Europa musim ini tak ada nama besar seperti Manchester United dan Inter Milan, maka sudah pasti Shakhtar dan Sevilla akan dianggap ideal melaju sampai final. Bahkan, secara historis Sevilla patut dijagokan untuk melaju ke final hingga juara.

Pencapaian hattrick juara sejak final 2013-2015 bersama pelatih Unai Emery dan masih ada Ivan Rakitic patut dijadikan pelecut bagi skuad Julen Lopetegui untuk kembali membawa pulang trofi tersebut. Namun, tantangan mereka tak mudah.

Ever Banega dkk. harus berhadapan dengan Manchester United. Klub yang sedang berada di tren bagus, khususnya ketika mereka berhasil dinaungi keberuntungan.

Artinya, untuk mengalahkan Manchester United, Sevilla harus merebut keberuntungan itu dari tangan skuad asuhan Ole Gunnar Solskjaer. Sevilla harus menginiasi peluang sebaik mungkin agar keberuntungan itu tercipta untuk mereka.

Hal ini seperti yang telah dilakukan klub asal Andalusia itu ketika melawan Wolverhampton Wanderers di perempatfinal (12/8). Laga yang berlangsung di MSV-Arena ini menggambarkan keinginan tinggi Sevilla untuk memperoleh kemenangan.

Di babak pertama saja, mereka telah mengemas sekitar 70% penguasaan bola dan terjaga di babak kedua. Segala usaha pun telah dilakukan Sevilla. Dari skema bola hidup yang artinya menembus barikade pertahanan kuat Wolves, lalu crossing, sepak pojok, hingga freekick.

Statistik laga Wolves vs Sevilla (12/8). Gambar: Google/LigaEropa
Statistik laga Wolves vs Sevilla (12/8). Gambar: Google/LigaEropa
Semua cara dilakukan oleh Sevilla untuk mencari keberuntungan, dan akhirnya segala upaya itu terbayarkan setelah crossing Ever Banega menemui kepala rekan senegaranya, Lucas Ocampos. Gol pun tercipta, dan Sevilla sukses mengungguli Wolves dengan skor 0-1.

Empat menit tambahan waktu tidak mampu dimanfaatkan oleh skuad Nuno Espirito Santo untuk mencari gol penyama kedudukan, karena Sevilla tetap menerapkan tekanan ke pertahanan yang dikawal Boly dkk. Sevilla pun menang dan lolos ke semifinal untuk berjumpa dengan wakil Inggris lagi, Manchester United.

Jika melihat pertandingan ini, sebenarnya Manchester United patut waspada. Bisa saja mereka juga akan menerima tekanan bertubi-tubi seperti yang dialami Wolves.

Namun, seperti yang diungkap oleh komentator pertandingan Wolves-Sevilla, Binder Singh, Man. United diprediksi tak akan pasif seperti Wolves. Mereka pasti juga akan keluar menyerang dan meladeni permainan Sevilla.

Inilah yang akan menjadi pertunjukan menarik, karena kedua tim diprediksi saling menyetor statistik penyerangan. Ditambah, keduanya tergolong sama-sama memiliki kesabaran yang luar biasa seperti yang telah ditunjukkan di masing-masing laga.

Manchester United yang menghadapi pertahanan kokoh FC Copenhagen plus kiper Karl-Johan Johnsson, terlihat tetap menjaga intensitas serangan sampai tiba adanya peluang di dalam kotak penalti. Situasi ini juga mirip dengan Sevilla, mereka tidak patah semangat untuk membongkar 5 bek yang ada di garis terakhir pertahanan Wolves.

Masing-masing pun memiliki sisi kelebihan dan kekurangan. Manchester United yang tetap diunggulkan untuk ke final cenderung lebih berani merangsek ke dalam kotak penalti lawan dan berduel di area tersebut. Mungkin mereka mencari peluang salah satunya seperti yang didapat Anthony Martial di babak tambahan waktu.

Namun, kekurangan Man. United adalah mereka masih bisa diserang. Bahkan, menjelang akhir pertandingan di menit normal, FC Copenhagen mulai berani menyerang dan itu cukup berbahaya jika terjadi di laga melawan Sevilla. Karena, sudah pasti Ocampos dkk. punya kualitas lebih baik untuk meneror gawang Sergio Romero.

Kekurangan dalam hal bertahan juga sebenarnya dimiliki Sevilla. Salah satunya terlihat dari keputusan konyol Diego Carlos dalam menghadapi akselerasi Adama Traore yang berhasil merangsek ke dalam kotak penalti.

Traore dijatuhkan. Carlos pun dikartu kuning, dan Sevilla mendapat hukuman penalti. Namun beruntung, sepakan Raul Jimenez dapat dibaca oleh Yassine Bounou. Keberhasilan kiper asal Maroko menepis tendangan Jimenez itu kemudian menjadi titik balik Sevilla untuk kembali bermain dengan rencana awal.

Walau ada campur tangan keberuntungan, apa yang dilakukan Carlos dan lini pertahanan Sevilla tidak boleh terjadi lagi di laga semifinal nanti. Mereka harus disiplin dan menghindari kontak berlebih dengan pemain Man. United. Pasti penalti!

Jika Sevilla berhasil menghindari risiko di lini pertahanan, maka mereka patut memaksimalkan kelebihan mereka. Yaitu, transisi dalam membangun serangan.

Salah satu hal yang membuat Wolves tidak percaya diri untuk memegang bola lebih lama adalah transisi cepat para pemain Sevilla dari bertahan ke menyerang. Mereka juga memiliki ball recovery yang cukup baik ketika sedang menekan namun digagalkan pemain lawan.

Kerja sama antara Jesus Navas dan Suso di sisi kanan sangat bagus dalam bertransisi, membangun serangan, maupun ball recovery. Ditambah dengan dukungan Ever Banega yang selalu mencoba menjadi penghubung lini tengah ke depan.

Ever Banega menjadi sosok penting di lini tengah Sevilla, karena mahir mengirim bola lambung ke depan. Gambar: Twitter/EuropaLeague
Ever Banega menjadi sosok penting di lini tengah Sevilla, karena mahir mengirim bola lambung ke depan. Gambar: Twitter/EuropaLeague
Skema ini walau sedikit monoton, namun terbukti ampuh untuk membongkar pertahanan berlapis Wolves. Harapan Wolves untuk menggiring laga sampai ke babak tambahan waktu ataupun adu penalti pun gagal, karena Sevilla berhasil memetik keberuntungan setelah berusaha keras mencari gol.

Jika duel antara Manchester United dengan Sevilla terlihat seru dan cukup berimbang, bagaimana dengan duel antara Inter dan Shakhtar Donetsk?

Baca juga: Inter Menang Elegan, MU Beruntung!

Inter Milan lolos dengan cukup susah payah, karena menghadapi tim yang bisa dikatakan bermain di zona kandang, Bayer Leverkusen. Leverkusen adalah tim asal Jerman, dan kompetisi lanjutan Liga Europa ini akan tergelar sampai final di Jerman.

Ini membuat Inter seperti melakoni away day ke Leverkusen. Namun, pasukan Antonio Conte tak gentar.

Meski secara statistik kita diperlihatkan kekalahan penguasaan bola dari Inter, namun justru Inter yang mampu melancarkan banyak serangan ke pertahanan Leverkusen. Kemenangan 2-1 pun berhasil diraih Inter untuk menjadi modal mereka ke semifinal.

La Beneamata harus menunggu siapa yang akan dihadapi antara Shakhtar atau FC Basel. Namun, jika merujuk pada prediksi, jelas klub asal Ukraina-lah yang lebih tepat menjadi penantang gelar bagi Inter.

Hasilnya pun tepat. Shakhtar menang telak 4-1 atas Basel, dan membuat duel Inter-Shakhtar terealisasi di semifinal. Siapa yang akan menang?

Tanpa mengurangi rasa respek kepada Shakhtar, Inter lebih diunggulkan. Ada dua hal yang bisa menjadi alasannya.

Pertama, Inter sedang sangat percaya diri dalam menghadapi duel-duel penting. Pembuktian pertama adalah ketika mereka berhasil menaklukkan "kembarannya", Atalanta di laga terakhir Serie A. Pembuktian kedua adalah Inter sukses mengandaskan Getafe dan Leverkusen dengan permainan yang cukup efektif.

Kedua, Inter pasti akan bermain sedikit berbeda dari skema di dua laga sebelumnya. Alasannya, Shakhtar akan sangat berbahaya jika dibiarkan menguasai bola terlalu lama.

Statistik Shakhtar vs FC Basel. Gambar: Google/LigaEropa
Statistik Shakhtar vs FC Basel. Gambar: Google/LigaEropa
Mereka sangat berbahaya ketika berhasil menguasai permainan, khususnya ketika membangun serangan. Ditambah dengan adanya pemain yang bekerja keras seperti Marlos dan tentunya dengan adanya Junior Moraes yang mampu mencetak gol lagi di partai perempatfinal.

Artinya, jika ingin menang, Inter tidak boleh hanya bermain bertahan untuk menjebak lawan agar dapat diserang balik. Mereka juga harus berani menguasai bola.

Shakhtar sangat produktif, karena diisi pemain-pemain asal Brazil. Gambar: Twitter/EuropaLeague
Shakhtar sangat produktif, karena diisi pemain-pemain asal Brazil. Gambar: Twitter/EuropaLeague
Satu hal yang harus pula dilakukan Inter adalah segera mencetak gol. Itu penting untuk membuat lawan terganggu ritmenya. Jika berkaca pada dua laga terakhir Shakhtar, mereka selalu mampu menahan lawan untuk gagal mencetak gol terlebih dahulu.

Malah, Wolfsburg lebih sial dari Basel, karena tidak mampu mencetak gol, sedangkan Basel masih bisa mencuri satu gol di akhir pertandingan. Pemandangan ini jelas harus dipelajari oleh Conte jika ingin membungkam kepercayaan diri skuad asuhan Luis Castro.

Jadi, bagaimana untuk laju keempat klub itu untuk menembus final?

Baca juga: Prediksi Liga Europa 2019/20

Meski kita sudah melihat bagaimana permainan Sevilla dan bagaimana produktivitasnya Shakhtar, favorit ke final tetaplah Manchester United dan Inter. Secara praduga sederhana, Manchester United akan menang dengan skor ketat, 2-1. Skor ini juga bisa terjadi di laga Inter vs Shakhtar.

Alasannya, Man. United bisa saja menemukan momen untuk mendapatkan penalti lagi, dan penalti itu bisa menjadi pembeda di pertandingan yang ketat melawan Sevilla. Sedangkan Inter akan mencoba bermain seimbang antara menyerang dan bertahan, karena tim yang dihadapi memiliki agresivitas tinggi dalam menyerang dan cukup tangguh dalam bertahan.

Tetapi, jika akhirnya kedua tim unggulan itu malah gagal ke final, partai puncak Liga Europa musim 2019/20 tetap tidak akan menurun daya tariknya. Karena baik Sevilla dan Shakhtar juga layak berada di laga pamungkas itu.

Partai semifinal Liga Europa 2020 antara Sevilla vs Manchester United digelar Senin (17/08) sementara Inter vs Shaktar digelar Selasa (18/08).
Mari kita lihat nanti seperti apa hasilnya!

Malang, 12 Agustus 2020
Deddy Husein S.

Berita terkait:
Kompas.com, Bolasport.com, dan Detik.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun