Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Prediksi Liga Eropa, Akankah Terjadi Final Ideal?

10 Agustus 2020   18:56 Diperbarui: 10 Agustus 2020   19:13 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penghuni 8 besar Liga Eropa 2019/20. Gambar: Europa League/Wizpert.com

Saat ini salah satu kompetisi Eropa, Europa League (Liga Eropa) akan menggelar babak perempat final. Ada 8 klub yang akan bertarung memperebutkan tiket ke semifinal.

Mereka adalah Manchester United, Shakhtar Donetsk, Inter Milan, Copenhagen, Bayer Leverkusen, Sevilla, FC Basel, dan Wolverhampton Wanderers.

FC Basel harus bertemu dengan raksasa Ukraina, Shakhtar Donetsk. Sedangkan Leverkusen harus berhadapan dengan salah satu raksasa Italia, Internazionale Milano.

Sevilla harus bertemu dengan wakil Inggris, Wolves. Sedangkan Copenhagen harus bertemu dengan peraih gelar Liga Eropa 2017, Manchester United.

Ketika suatu kompetisi atau turnamen telah memasuki babak 8 besar, biasanya sudah semakin seru dan akan banyak prediksi tentang laju tim yang berhasil lolos ke fase selanjutnya. Hal ini juga berlaku di Liga Eropa.

Dari ke-8 klub yang sudah berada di babak tersebut, masih ada klub-klub jagoan yang bertahan. Dua diantaranya adalah Manchester United dan Inter Milan.

Manchester United adalah satu di antara dua klub Inggris yang berhasil menjejakkan kaki ke babak 8 besar. Sedangkan Inter adalah satu-satunya wakil Italia setelah AS Roma gagal membendung laju wakil Spanyol, Sevilla.

Seperti Inter, Sevilla juga menjadi satu-satunya wakil Spanyol setelah Getafe disingkirkan oleh Inter Milan. Menariknya, Sevilla adalah klub tersukses di kompetisi kasta kedua Eropa itu, karena telah mengoleksi 5 gelar dari 5 kali tampil di partai puncak. Luar biasa!

Atas riwayat tersebut, jagoan di partai 8 besar ini pun bertambah dengan adanya Sevilla. Klub yang kini diasuh Julen Lopetegui itu diharapkan dapat menjadi penjaga tren bagus wakil Spanyol di liga yang juga akrab dipanggil "Liga Malam Jumat".

Sudah bukan rahasia jika klub-klub asal Spanyol mampu mendominasi kompetisi antarklub di benua biru. Jika di Liga Eropa ada Sevilla, maka di Liga Champions ada Real Madrid yang telah mengoleksi 13 gelar juara.

Itulah yang membuat koefisien Liga Spanyol (La Liga) di kompetisi Eropa tinggi, dan itu mampu diwujudkan oleh klub-klubnya untuk meraih prestasi. Namun, jika berbicara soal tren dan konsistensi menjaga nama besar, klub seperti Sevilla acapkali tidak dipandang setara dengan Manchester United dan Inter Milan.

Salah satu faktornya adalah dua klub tersebut memang habitatnya ada di Liga Champions, bukan Liga Eropa. Keduanya juga telah meraih trofi juara di kompetisi tertinggi di Eropa itu dibandingkan Sevilla.

Sevilla singkirkan AS Roma untuk lolos ke 8 besar Liga Eropa 2019/20. Gambar: AFP/Friedemann Vogel via Terbaiknews.net
Sevilla singkirkan AS Roma untuk lolos ke 8 besar Liga Eropa 2019/20. Gambar: AFP/Friedemann Vogel via Terbaiknews.net
Hanya, jika merujuk pada habitat pula, Sevilla patut menepuk dada, karena mereka adalah penguasa kompetisi. Ini yang membuat mereka masuk ke jajaran prediksi lolos ke partai puncak.

Menengok kembali pada 8 laga tersebut, ada 5 klub yang diprediksi dapat mengisi slot babak semifinal. Pertama tentu adalah Manchester United, lalu Inter Milan, disusul oleh Shakhtar Donetsk dan slot terakhir ada di antara Sevilla dengan Wolves.

Masuknya Wolves dalam prediksi lolos ke semifinal dikarenakan mereka adalah tim kuda hitam. Kiprahnya di kompetisi Eropa tidak serutin klub Inggris lainnya. Ini yang membuat mereka diharapkan bisa melaju semaksimal mungkin.

Meski peluangnya tidak besar, pasukan Nuno Espirito Santo wajib diwaspadai oleh Sevilla. Sevilla memang lebih dijagokan, tetapi mereka tetap tidak boleh memandang remeh taktik pragmatis Rui Patricio dkk.

Nuno tergolong sukses dalam melatih Wolverhampton Wanderers. Gambar: AMA/Getty Images/Sam Bagnall via Indosport.com
Nuno tergolong sukses dalam melatih Wolverhampton Wanderers. Gambar: AMA/Getty Images/Sam Bagnall via Indosport.com
Hal ini dapat diperlihatkan dari laga terakhir fase 16 besar. Wolves yang sebenarnya tampil di kandang sendiri malah dibombardir oleh serangan Olympiakos. Bahkan, mereka sebenarnya beruntung karena gol Olympiakos dianulir dan mereka juga terhindar dari pelanggaran handball di kotak penalti saat babak kedua.

Kesempatan mereka dapat melaju sampai perempat final ini tentu patut dimaksimalkan. Ditambah dengan kepercayaan diri mereka pasca mampu menyingkirkan Olympiakos serta di liga domestik, mereka juga mampu mengungguli tim besar, Arsenal.

Namun, jika merujuk pada pola permainan yang berorientasi pada kemenangan taktik Sevilla terlihat lebih baik. Mereka mampu menyeimbangkan antara produktivitas dengan kekuatan bertahannya.

Tinggal, apakah mantan klub Ivan Rakitic ini dapat menahan serangan sporadis dari Wolves yang dikreasikan oleh Adama Traore, Ruben Neves, dan Raul Jimenez. Patut dinantikan.

Berlanjut ke satu klub lainnya yang favorit bermain di partai semifinal, yaitu Shakhtar Donetsk. Bermain melawan sesama tim yang kurang diperhitungkan seperti FC Basel, namun Junior Moraes dkk. merupakan tim yang berpengalaman di pentas Eropa, termasuk Liga Eropa.

Khusus untuk musim ini dan berdasarkan pertandingan saat melawan wakil Jerman, Wolfsburg, mereka mempertontonkan permainan yang atraktif dan produktif. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana mereka dapat membobol gawang lawan tiga kali dalam 4 menit.

Junior Moraes menjadi andalan di lini depan Shakhtar. Gambar: Romapress.net
Junior Moraes menjadi andalan di lini depan Shakhtar. Gambar: Romapress.net
Di laga itu juga, kita diperlihatkan bagaimana sebuah tim yang ingin menang tidak hanya harus segera mencetak gol. Melainkan, harus juga pandai mengontrol dan memanfaatkan momentum.

Mereka tentu sadar bahwa Wolfsburg bukanlah klub abal-abal, itulah yang membuat mereka berupaya memainkan strategi yang tepat. Meski demikian, pada fase perempat final ini, permainan mereka diprediksi akan berbeda.

Skuad asuhan Luis Castro pasti akan lebih agresif sedari awal, karena fase ini hanya berjalan 90 menit tanpa adanya second leg. Itulah mengapa mereka perlu segera menyelesaikan perlawanan lawan agar dapat memastikan tiket semifinal di genggaman tanpa perlu "senam jantung".

Dua tempat di semifinal lainnya sudah diyakini bakal diisi oleh Manchester United dan Inter Milan. Manchester United diunggulkan daripada Copenhagen, karena faktor skuad dan pengalaman.

Perayaan juara Manchester United di final Liga Eropa 2017. Gambar: Getty/Goal.com
Perayaan juara Manchester United di final Liga Eropa 2017. Gambar: Getty/Goal.com
The Red Devils pernah juara, dan beberapa pemainnya masih ada di skuad saat ini. Sebut saja David De Gea, Sergio Romero, Paul Pogba, hingga Juan Mata. Meski pelatihnya kali ini bukan Jose Mourinho, tetap saja pengalaman tim asal kota Manchester itu patut dianggap lebih baik daripada wakil asal Denmark itu.

Sedangkan Inter Milan dijagokan lolos ke semifinal karena beberapa faktor. Pertama, keberadaan Antonio Conte. Kedua, karena tren positif para penyerang Inter. Ketiga, karena pertahanan La Beneamata salah satu yang terbaik di Italia dan Eropa.

Faktor ketiga itulah yang kemudian diprediksi akan mempersulit produktivitas Bayer Leverkusen. Meski, mereka memiliki penyerang produktif seperti Kai Havertz, secara kualitas permainan kolektif, klub asal Jerman seperti Leverkusen dan Wolfsburg tidak terlihat begitu bagus.

Lukaku berhasil menemukan ketajamannya lagi dengan memperkuat Inter Milan. Gambar: Reuters/Daniele Mascolo via Detik.com
Lukaku berhasil menemukan ketajamannya lagi dengan memperkuat Inter Milan. Gambar: Reuters/Daniele Mascolo via Detik.com
Secara individu memang ada banyak pemain yang terlihat menonjol di dua klub itu. Tetapi jika dilawan dengan permainan kolektif seperti yang dilakukan Shakhtar Donetsk kala menjamu Wolfsburg, terlihat sekali bahwa mereka seperti bukan tim yang patut memenangkan pertandingan.

Begitu pula dengan Leverkusen. Mereka hanya akan dapat merepotkan Inter jika mereka mampu memaksimalkan pemain-pemain jangkung seperti Kai dan sang kapten Lars Bender. Artinya, Leverkusen akan mencoba mencari peluang dari situasi bola mati atau juga crossing.

Menariknya, strategi itu juga sebenarnya menjadi salah satu kekuatan Inter Milan ketika terjadi deadlock. Penyebabnya adalah keberadaan bek-bek jangkung dan Romelu Lukaku.

Lukaku diyakini akan head to head langsung dengan Haverts dalam urusan mencetak gol. Ini juga akan menjadi tantangan besar bagi lini pertahanan masing-masing.

Namun, jika merujuk pada tren performa, maka Inter akan diprediksi lebih beruntung dari Leverkusen. Ditambah dengan keberhasilan mereka mengunci posisi runner-up di liga domestik, pasti secara mentalitas akan lebih tinggi dibandingkan Leverkusen.

Alur menuju final Liga Eropa 2019/20 di Jerman. Gambar: Marca.com
Alur menuju final Liga Eropa 2019/20 di Jerman. Gambar: Marca.com
Prediksi dan jadwal tandingnya:

Man. United v Copenhagen (3-1) 11/8, 02.00 WIB.

Inter Milan v B. Leverkusen (2-1) 11/8, 02.00 WIB.

Shakhtar Donetsk v FC Basel (3-0) 12/8, 02.00 WIB.

Sevilla v Wolves (2-1) 12/8, 02.00 WIB.

Malang, 10 Agustus 2020

Deddy Husein S.

Berita terkait:

Wizpert.com, Tribunnews.com, Romapress.net, Indosport.com, Goal.com, Detik.com, Bola.com, Kompas.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun