Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menerka Penyebab Kegalauan Klub di Liga 1 2020

1 Agustus 2020   06:26 Diperbarui: 1 Agustus 2020   06:58 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasanya semua klub berhak merasakan hal yang sama ketika pandemi ini terjadi. Hanya, mereka tetap harus ingat bahwa mereka adalah tim profesional, maka mereka juga harus tetap kembali bermain seperti saat belum ada pandemi ini.

Harapan itulah yang kemudian penulis gantungkan kepada semua klub, meski nantinya pihak PT. LIB dan PSSI tetap bersikukuh tidak menerapkan degradasi di Liga 1. Karena, nantinya yang repot juga mereka ketika situasi kembali normal.

"Apakah mereka akan tetap menampung 20 klub dalam satu kompetisi atau kembali pada 18 klub?"

Penulis berpikir bahwa nantinya tidak gampang untuk "mengusir" 4 klub untuk terdegradasi. Mereka bisa saja ada yang tidak terima dengan apa yang sudah mereka capai. Kecuali jika PSSI dan PT. LIB mampu membuat perjanjian kepada semua kontestan bahwa kompetisi Liga 1 harus kembali ke format 18 klub.

Jika tidak ada hitam di atas putih, maka selesai sudah. Drama tentang sepak bola Indonesia akan muncul lagi.

Selebrasi pemain Persebaya (01/07/2019). Gambar: Kompas/Suci Rahayu
Selebrasi pemain Persebaya (01/07/2019). Gambar: Kompas/Suci Rahayu
Jika merujuk pada istilah drama, penulis berharap situasi ini tak terjadi pada klub asal Jawa Timur, Persebaya. Mereka yang menjadi salah satu klub yang belum sepakat dengan keberlanjutan kompetisi Liga 1, mulai terlihat sedang menguasai tajuk pemberitaan sepak bola nasional.

Memang, apa yang mereka suarakan adalah suatu kewajaran. Penulis pun sepakat dengan tuntutan mereka terkait jaminan keselamatan pemain dan protokol kesehatan saat berkompetisi.

Bahkan, penulis juga merasa bahwa tanpa ada klub yang masih tidak setuju seperti Persebaya ini, PSSI dan PT. LIB bisa menjalankan kompetisi tanpa ada proses dialektika dengan para kontestan liga. Ini akan menjadi pisau bermata dua.

Di satu sisi akan membuat PT. LIB segera fokus untuk bergerak cepat menjalankan kompetisi. Di sisi lain, mereka akan melewatkan beberapa detail terkait pandangan klub.

Penulis menduga bahwa Persebaya sebenarnya memiliki kendala internal yang dapat membuat mereka tidak optimis dengan kompetisi ini. Salah satunya adalah target juara.

Jika merujuk pada pencapaian mereka di turnamen pramusim, maka ada kemungkinan besar bahwa mereka sedang memasang target untuk juara. Namun, dengan situasi seperti saat ini mereka bisa saja berpikir bahwa target itu mulai tidak realistis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun