Hangat dalam ingatan ketika aksi membahayakan yang dilakukan oleh salah satu pemain PSS Sleman yakni Wahyudi Hamisi, dimana sepakan kakinya hampir mengenai kepala bagian belakang pemain Persebaya Surabaya, Bruno Moreira, insiden tersebut terjadi dalam lanjutan Liga 1 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Minggu 3 Maret 2024.
Dalam insiden tersebut sang pengadil mengganjar sang pemain berupa hukuman kartu kuning atas aksinya, terbaru Komisi Disiplin PSSI menjatuhkan vonis hukuman larangan 3 kali bertanding dan denda sebesar 25 Juta Rupiah kepada pemain yang berposisi sebagai Midfielder tersebut.
Sepakbola adalah olahraga fisik dimana tak jarang permainan keras bahkan benturan fisik memang dibutuhkan, permainan keras adalah salah satu filosofi sepakbola yang dianut beberapa tim dan menjadi ciri khas permainan.
Apakah filosofi tersebut terlarang? Tidak, filosofi permaianan keras sah-sah saja dianut dan dijalankan diatas lapangan. Untuk itu dibuatlah law of the game oleh FIFA diantaranya hukuman berupa peringatan, free kick, penalty kick jika TKP pelanggaran terjadi di area 16, kartu kuning, kartu merah, bahkan hukuman tambahan yang dijatuhkan oleh penegak hukum sebuah liga jika dirasa “kejahatan” yang dilakukan pemain melebihi batas.
Tak hanya kekerasan fisik dalam sepakbola yang acapkali terjadi dan berbuah hukuman, bahkan provokasi lisan dan protes berlebihan adalah satu pelanggaran yang ancaman hukumannya adalah kartu kuning.
SEBUAH SIMULASI
Filosofi permainan keras biasanya dijalankan oleh tim yang kalah oleh faktor skill pemain, taktik dan strategi permainan. Sebuah contoh sederhana : Cristiano Ronaldo dan Elkan Bagott beradu sprint untuk mendapatkan bola, Ronaldo unggul atas Bagott dan sukses menguasai bola, karena kekalahan speed Bagott lalu menjegal kaki Ronaldo dan sang pemain timnas Portugal tersebut terjatuh.
Tindakan keras Bagott dilakukan atas dasar kekalahannya dalam duel perebutan bola melawan Rolando, yang mana jika dibiarkan situasi tersebut akan membahayakan gawang tim Bagott.
Segala daya upaya dihalalkan Bagott untuk menghentikan langkah pemain Al-Nassr tersebut, dan konsekuensi atas segala fault harus siap diterima sang pemain dan tim yang ia bela.