Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

"Setan Merah" yang Tidak Lagi Menyeramkan

23 Januari 2020   16:52 Diperbarui: 24 Januari 2020   09:04 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situasi pemain Manchester United kala gagal membendung tim tamu, Burnley, untuk mencuri gol di Old Trafford (23/1). | Sumber gambar: Alex Livesey/Getty Images

Sebenarnya sudah lama, penilaian ini mulai terlihat. Bukan karena penulis adalah penggemar klub lain, namun karena pergantian manajer (pelatih) di Manchester United terlihat kurang tepat dan terkadang tidak memperhatikan detil-detil yang lain. Salah satunya adalah pemain.

Secara pribadi, penulis masih mengakui kehebatan Jose Mourinho meski dirinya dikenal sebagai pelatih yang pragmatis. Toh, Jose Mourinho bukan satu-satunya pelatih di dunia yang berpaham pragmatis.

Bahkan, timnas Portugal juga bermain pragmatis bersama pelatih yang uniknya juga berasal dari Portugal, Fernando Santos. Melalui gaya permainannya yang tidak cantik, dia tetap mampu mengantarkan Cristiano Ronaldo dkk meraih gelar juara Euro 2016 dan UEFA Nation 2019.

Artinya, pragmatisme tidak ada salahnya jika memang mampu menghasilkan gelar juara. Terbukti, Jose Mourinho juga mampu memberikan trofi Liga Eropa ke The Red Devils.

Statistik pelatih Manchester United. Sumber gambar: Setanmerah.net
Statistik pelatih Manchester United. Sumber gambar: Setanmerah.net
Gelar yang gagal diraih oleh Arsenal, ketika mereka sudah dilatih pelatih spesialis Liga Malam Jumat tersebut. Jadi, kurang apa lagi Manchester United?

Jawabannya adalah kurang padu. Yaitu, antara tim manajemen, manajer, pemain, dan suporter. Mereka juga terlihat kurang sabar dengan proses, padahal mereka sudah memiliki manajer sekaliber Mourinho.

Pendepakan Mourinho dari kursi manajer Setan Murah tak hanya karena kurang harmonisnya hubungan antara eks pelatih Real Madrid itu dengan pemainnya dan manajemen, tetapi juga dengan suporter. 

Suporter mulai kehilangan kesabaran. Padahal mereka seharusnya tahu bahwa Mourinho adalah manajer pemberi tiga gelar untuk Manchester United dibandingkan van Gaal, David Moyes, apalagi Ryan Giggs yang pernah menjadi caretaker.

Soal pemain, tentu tidak mengherankan jika Man United terlihat semakin labil. Karena, mereka seringkali gagal memanfaatkan jasa-jasa pemain top.

Padahal, dengan nama besar klub tersebut, mereka pernah menghadirkan Memphis Depay, Angel Di Maria, Radamel Falcao, Henrikh Mkhitaryan, Alexis Sanchez, hingga Romelu Lukaku -seluruh pemain itu berada di masa manajer yang berbeda. 

Namun, pada kenyataannya mereka tidak dapat dimaksimalkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun