Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dimulainya Pertarungan 16 Klub Besar di Liga Champions 2018/19

13 Februari 2019   06:45 Diperbarui: 13 Februari 2019   06:48 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Uefa Champions League. Sumber gambar: UEFA.com


Babak 16 besar Liga Champions akan dimulai di tengah pekan ini. Sistem di babak ini akan menggunakan format home-away. Sehingga, faktor kelolosan ke fase berikutnya tidak hanya bergantung pada kemenangan, namun juga agregat skor yang dihasilkan dalam dua laga yang dilakoni oleh masing-masing klub tersebut. 

Termasuk memperhitungkan agresivitas gol tandang yang dapat menentukan langkah tim-tim yang non unggulan untuk memungkinkan langkah mereka lolos dengan mempersulit lawan untuk menang telak sekaligus mencari gol tandang. 

Walau sistem gol tandang banyak diperdebatkan, karena mempersulit langkah tim-tim tertentu yang memang sangat sulit mencetak gol ke gawang lawan saat melakoni partai tandang. 

Namun, di sisi lain, gol tandang menguntungkan bagi tim-tim yang berlaga tandang terlebih dahulu dan memanfaatkan laga kedua di kandang untuk memastikan lolos dengan kemenangan maupun kemampuan mencetak banyak gol di laga kandangnya.

Menyikapi sistem kompetisi yang sedemikian rupa, membuat klub-klub yang berhasil lolos ke fase grup perlu menyiapkan strategi jitu untuk dapat lolos ke fase selanjutnya. Bagi tim besar, mereka membutuhkan para pemain bintang untuk bermain stabil dan tidak absen untuk dapat membuka peluang lolos besar. Sedangkan bagi tim yang minim pemain berkualitas mumpuni, akan memerlukan kekompakan tim dan kemampuan bermain efektif dan kuat dalam bertahan. Hal ini penting untuk mempersulit langkah tim-tim besar yang dihadapi.

Berikut ini adalah daftar 8 pertandingan yang digelar untuk mempertemukan 16 klub yang lolos dari fase grup.
AS Roma v FC Porto
Manchester United v Paris Saint Germain (PSG)
Tottenham Hotspur v Borussia Dortmund
Ajax v Real Madrid
Atletico Madrid v Juventus
Schalke 04 v Manchester City
Olympique Lyon v FC Barcelona
Liverpool v Bayern Munchen

Preview laga dan prediksi tim yang lolos:
Di artikel ini, akan diisi oleh preview dan prediksi untuk laga yang mempertemukan Roma dengan Porto, MU dengan PSG, Spurs-Dortmund, dan Ajax menjamu Madrid.

Di laga antara tim Serie A dan Liga Portugal (Roma v Porto) ini akan menyajikan duel yang cukup sulit diprediksi akan dimenangkan oleh tim yang mana. Namun, pasti akan ada yang lebih unggul pada akhirnya. Melihat secara isi skuad, Roma dapat diunggulkan untuk memenangkan laga, minimal di laga kandang. Namun, mengingat FC Porto bukanlah tim yang mudah ditembus pertahanannya, maka, bukan pekerjaan mudah bagi Edin Dzeko dkk untuk mencetak gol dan memenangkan pertandingan di pertemuan pertama.

FC Porto datang ke Olimpico (markas AS Roma) akan diprediksi dengan strategi 'compact defense' yang terbukti mampu menjadi modal penting Porto untuk dapat lolos dari fase grup dan juga bercokol di puncak klasemen Liga Portugal (Primeira Liga) saat ini. di Primeira Liga, Iker Casillas berada di urutan pertama dengan status sebagai tim yang paling minim kebobolan. 12 gol baru bersarang ke gawang Porto dari 21 laga yang sudah dimainkan. Jumlah kebobolan ini paling sedikit dari 18 tim yang berlaga di kompetisi tertinggi negaranya Cristiano Ronaldo ini.

Menariknya, mereka akan bertemu dengan tim yang tidak terlalu bagus dalam mencetak gol maupun menjaga kedalaman pertahanannya. AS Roma yang kini bercokol di posisi ke-6, bukanlah tim yang istimewa dalam hal bertahan maupun menyerang, pasca ditinggal pergi oleh Mohammed Salah. 

Praktis tumpuan menyerang tim 'Serigala Ibukota' ini ada pada eks penyerang Man. City, Edin Dzeko dan pemain Italia, Stephan El-Shaarawy. Keduanya sangat diandalkan dalam mencetak gol, sedangkan pemain lainnya yang kemungkinan dapat bersinar adalah Javier Pastore, Bryan Cristante, Lorenzo Pellegrini, dan disokong pengalaman besar dari Aleksandar Kolarov sebagai fullback yang tak hanya mampu bertahan namun juga mendukung serangan dari sisi kiri.

Diisi pemain-pemain yang pernah moncer di masa sebelumnya, maka, AS Roma masih bisa diunggulkan untuk dapat meladeni permainan pragmatis-efektif dan cepat dari FC Porto. 

Setidaknya, mereka dapat mencetak gol di Olimpico Roma. Sedangkan, Porto dipastikan dapat membalasnya di partai kandang mereka di pertemuan kedua. 

Artinya, kedua tim kemungkinan akan berupaya lolos dengan mengandalkan agresivitas gol tandang. Minimal, masing-masing berupaya tidak kebobolan lebih dari satu gol di laga tandang, kalaupun seandainya mereka tidak mampu mencetak gol di laga tersebut. 

Sedangkan saat berlaga di kandangnya masing-masing, mereka dipastikan dapat mencetak gol dan berkonsentrasi untuk mengintimidasi lawan.

Prediksi tim yang akan lolos adalah FC Porto. Karena, mereka sedang berasa di fase yang bagus secara mentalitas. Hal ini dapat dilihat dengan fakta mereka berada di puncak klasemen liga domestik. 

Berbekal itu, maka, mereka lebih memiliki cara yang tepat untuk mengalahkan Roma dengan cara memaksimalkan laga kandang di pertemuan kedua (second leg) dan meminimalisir gol dari lawan saat di laga pertama.

Beralih ke laga selanjutnya yang mempertemukan Manchester United (MU) dengan PSG. Laga ini tak kalah menarik, walau ini akan lebih menarik dibandingkan laga antara Roma v Porto. Mengapa? Secara taktikal, MU dan PSG akan lebih kompleks dan secara mentalitas kedua tim juga berbeda dengan Roma ataupun Porto.

MU lolos ke fase 16 besar adalah peninggalan terakhir yang bagus bagi Mourinho. Sehingga, hal ini juga akan diupayakan oleh Solskjaer untuk dapat diteruskan dengan lebih baik. 

Mengingat mereka masih menjadi salah satu tim yang diperhitungkan dapat lolos dari 16 besar. Namun, yang menjadi permasalahan bagi MU adalah menghadapi PSG. Tim asal Paris dan ternyata masih dominan di Ligue 1, walau berganti pelatih beberapa kali dan saat ini memiliki banyak pemain bagus.

Memang di laga pertama 16 besar ini, PSG kemungkinan besar tanpa Neymar Jr dan Edinson Cavani. Namun, tim asuhan Thomas Tuchel ini pastinya tidak ingin dipermalukan secara prematur di laga pertama (first leg). 

Tidak dipungkiri bahwa bukan hal mudah saat harus bertandang di Old Trafford. Artinya, bagi Tuchel, PSG harus disiapkan untuk bermain bukan dengan gaya mereka saat berkompetisi di Ligue 1, namun, harus dengan pola main yang berhati-hati.

Bermain bertahan memang bukan gaya PSG, walau mereka selama ini di Liga Champions seringkali kesulitan untuk lolos ketika bertemu dengan tim besar lainnya seperti Barcelona ataupun Real Madrid. Namun, bertahan itu perlu sekali-sekali digunakan, apalagi melawan tim yang berada di fase penuh semangat seperti MU.

Walau di liga domestik, MU bukan tim unggulan untuk juara, namun, secara permainan, mereka sudah dapat memberikan jaminan untuk dapat meraih poin. 

Begitu pula dengan peluang mencetak gol dan gaya mainnya yang berani mendominasi lawannya. Secara pengalaman melatih, Tucel memang lebih baik dibandingkan legenda MU (Ole Gunnar Solskjaer) ini. Namun, soal dukungan taktik pemain di lapangan, MU terlihat akan lebih baik dibandingkan PSG. Inilah yang akan menjadi sinyal buruk bagi PSG dan sebaliknya bagi MU.

Antara menguntungkan ataupun tidak, ini akan bergantung pada MU untuk memanfaatkan laga pertama di kandang ini untuk meraih hasil yang meyakinkan. Ini adalah cara yang konvensional namun, perlu dipersiapkan, agar peluang mereka lolos lebih besar. Sedangkan bagi PSG, mereka akan berada di lingkaran dilematis. Mengapa demikian?

Karena, menghadapi MU saat ini adalah menghadapi tim yang 'muda' secara taktik, namun, berbahaya ketika tidak dihadapi dengan serius. Melihat rekor pertandingan MU yang belum tersentuh kekalahan pasca dilatih oleh Solskjaer, maka, PSG harus bermain serius dan tidak perlu gengsi untuk menjadi 'underdog' di laga pertama.

Menjadi underdog di first leg bagi PSG perlu untuk dapat meraih hasil yang tidak terlalu mengecewakan. Target realistisnya adalah imbang ataupun kalah, mungkin skornya tidak lebih dari 2-1. Soal kemampuan mencetak gol tandang, sebenarnya PSG tidak perlu risau. Karena di sana ada sederet pemain yang berkualitas dan kreatif untuk dapat menghasilkan peluang. Kekurangannya saat ini adalah mereka sedang kehilangan dua pemain yang memiliki naluri mencetak gol tinggi pada Neymar dan Cavani.

Mengenai prediksi tim manakah yang akan lolos ke fase selanjutnya, kemungkinan besarnya ada di PSG. Hal ini bisa terjadi jika PSG tidak menganggap remeh MU di laga pertama. 

Lalu, memaksimalkan laga kandang dengan baik untuk menciptakan agregat yang dapat membuat Les Pariens menyingkirkan The Red Devils. Walau begitu, ada peluang bagi MU untuk lolos jika mereka ingin mencari asa yang lebih tinggi lagi di Liga Champions, daripada di liga domestik yang kemungkinan untuk juara sudah cukup sulit---karena adanya kebangkitan dari Man. City.

Laga lainnya yang tak kalah menariknya adalah Spurs v Dortmund. Keduanya akan menghadirkan aroma pertandingan yang sangat ketat. Bukan karena materi pemain yang bagus seperti MU v PSG, atau Roma v Porto yang memanfaatkan trend positif di segi mental. 

Namun, di antara Spurs dan Dortmund ini akan mengajak publik penikmat bola berada di arena adu strategi bermain di lapangan. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana Spurs yang dalam kurun waktu dua-tiga musim terakhir ini cukup konsisten berada di 3-4 besar dengan cara yang meyakinkan.

Bermodalkan strategi dari pelatihnya, Mauricio Pochettino, Spurs dapat bermain cukup konsisten dengan gaya main yang efektif dalam menyerang. 

Kecepatan dan keberadaan pemain bernaluri mencetak gol tinggi pada Harry Kane, membuat Spurs cukup sulit untuk dijauhkan dari kekalahan apalagi gagal mencetak gol. inilah yang kemudian patut diwaspadai Dortmund. Namun, di kubu Dortmund pun kita dapat melihat gaya main yang nyaris serupa.

Dortmund yang terlihat sedang berada di fase yang bagus di liga domestik kemungkinan besar akan memanfaatkan momentum ini di Liga Champions. Berada di puncak klasemen dengan kemampuan mencetak 54 gol dan 'hanya' kebobolan 23 gol dalam 21 laga, maka, mereka memiliki kemampuan mencetak gol dan bertahan yang sama baiknya.

 Artinya, ketika mereka kebobolan satu gol, mereka akan memiliki upaya untuk dapat mencetak dua gol ke gawang lawan. Itupun dengan catatan, pertahanan mereka sebaik mereka ataupun lebih baik dari mereka.

Di sinilah akan terjadi perang efektivitas dalam bermain. Spurs yang tak jarang bermain pragmatis ketika menghadapi tim besar lainnya di Liga Inggris, juga tidak menutup kemungkinan akan melakukan hal serupa ketika bertemu dengan Dortmund. Namun, yang menjadi pembedanya adalah mereka akan menjamu Dortmund terlebih dahulu di laga pertama. 

Artinya, bermain pragmatis bukanlah ide yang bagus saat bermain di hadapan puluhan ribu publiknya sendiri. Sedangkan, bagi Dortmund, hal ini akan bagus bagi mereka. Karena, akan ada kesempatan untuk bermain tertutup di lini belakang, namun, mereka akan segera menyengat ke depan saat berhasil mendapatkan bola.

Pola permainan seperti ini akan sangat menarik untuk ditonton oleh penikmat bola di layar kaca. Karena, mereka tidak akan hanya disuguhi oleh permainan cantik dalam memainkan bola, namun, juga dengan permainan cepat dalam membangun serangan balik yang sama-sama dimiliki oleh kedua tim.

Mengenai peluang lolos ke fase selanjutnya, Dortmund kemungkinan besar dapat meraihnya jika mereka dapat memetik hasil yang tidak terlalu buruk di first leg. Berbeda dengan di laga kandang mereka saat second leg, yang pastinya akan diupayakan sekali untuk menang.

Di laga 16 besar lainnya yang akan menutup pembahasan pertama tentang preview Liga Champions 16 besar di artikel ini, adalah partai kurang imbang antara Ajax v Real Madrid. Ajax yang mengandalkan pemain muda yang dipadu beberapa pemain senior ini rupaya sedang berada di fase yang kurang baik di liga domestik. Memang, secara tabel klasemen mereka saat ini berada di posisi kedua, namun, dengan beberapa laga terakhirnya yang sedikit kurang baik, membuat mereka tertinggal 6 poin dari rival abadinya, PSV Eindhoven.

Selain itu, mereka di fase 16 besar Liga Champions ini bertemu langsung dengan Real Madrid yang sedang berada di tren yang positif. Sergio Ramos dkk berhasil merangkak naik di tabel klasemen sementara La Liga, yang kemudian membuat mentalitas mereka semakin baik. Begitu pula dengan persiapan mereka untuk berlaga di Liga Champions. 

Tanpa merendahkan Ajax, namun, dengan materi pemain Madrid yang masih dihuni pemain-pemain bagus dan mulai menunjukkan konsistensinya, tentu kemenangan bagi Madrid lebih besar.

Selain itu, Madrid sedang dalam masa penyegaran tim. Hal ini dapat dilihat dengan keberadaan Lucas Vasquez dan Vinicius Jr di lini depan Real Madrid. Selain itu, keberadaan Thibaut Courtouis di bawah mistar gawang El Real, membuat kedalaman skuad Madrid masih bagus dan sulit untuk ditandingi oleh Ajax.

Jika ingin menandingi permainan Real Madrid, tentunya dibutuhkan strategi anti-Madrid yang kini sedang dilatih oleh Solari. Pelatih baru ini juga tidak memiliki paten khusus dalam bermain, sehingga cukup sulit untuk ditemukan formula anti-strateginya yang jelas bagi lawan (Ajax).

Satu-satunya strategi terbaik bagi Ajax adalah bertahan dengan baik, dan melakukan serangan balik yang efektif, walau hal ini juga bukan perkara mudah. Namun, dengan kemampuan menyerang mereka (di Eredivisie/liga Belanda) yang tidak buruk---malah bagus, seharusnya hal ini bukan kesulitan yang berarti. Tinggal, bagaimana cara mereka mencetak gol dengan menembus pertahanan yang dikawal Ramos-Varane.

Karena, titik lemah Madrid memang masih di sektor pertahanan, ketika mereka diserang balik dengan cepat, maka, duo bek tengah ini seringkali susah berduel dengan lawan. Kecuali, jika Ramos/Varane memilih resiko dengan menjatuhkan lawan sedini mungkin sebelum bola mendekati area dalam kotak penalti.

Berhubung di laga pertama, Ajax berkesempatan menjamu Madrid, maka, bisa saja Ajax memberikan kejutan sekaligus mencoba memberikan tantangan bagi Madrid untuk lolos dengan lebih sulit lagi ketika Les Merengues pulang ke Spanyol dengan hasil imbang ataupun kalah tipis. Walau begitu, prediksi untuk lolos dari 16 besar tetap difavoritkan ke kubu Real Madrid daripada Ajax Amsterdam.

Kompilasi prediksi dengan prosentase, seperti ini:
Roma 45%-55% Porto
MU 45%-55% PSG
Tottenham 40%-60% Dortmund
Ajax 30%-70% Real Madrid

Mengenai preview dan prediksi di 4 laga lainnya (Schalke 04 v Man. City; O. Lyon v Barcelona; Atletico v Juventus; Liverpool v Munchen), akan disambung di artikel selanjutnya.

Malang, 12-2-2019
Deddy Husein S.

Catatan: artikel ini ditulis 12 Februari 2019, namun, baru diunggah pada 13 Februari 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun