Mohon tunggu...
Deby
Deby Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional

Saya adalah seorang mahasiswa Hubungan Internasional di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Intoleransi dan Diskriminasi Gender di India

28 Juli 2022   15:30 Diperbarui: 28 Juli 2022   15:31 872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: https://www.europarl.europa.eu/news/el/headlines/world/20130111STO05287/bia-kata-ton-gunaikon-sten-india-epikaire-suzetese-sto-ek

Sistem kasta yang bersifat hierarkis menyengsarakan perempuan India dan justru semakin meningkatkan diskriminasi gender dan kekerasan seksual, terutama kepada perempuan kasta rendah, yaitu kasta Dalit seperti yang tertulis dalam jurnal karya Nancy A dan Manisha Desai yang berjudul Women’s Activism and Globalization: Linking Local Struggles and Transnational Politics. Di lain sisi, kasta juga menjadi tameng untuk berlindung bagi para laki-laki untuk bertindak bebas terhadap perempuan.

Kaum Feminisme percaya bahwa perempuan dan laki-laki memiliki hak dan kesempatan yang sama. Feminis liberal, salah satu aliran dari feminisme, percaya bahwa keterlibatan perempuan dalam pemerintahan yaitu dengan peran dan posisi strategis mampu menjadi solusi dari permasalahan diskriminasi gender karena pemerintah menjadi harapan dalam perubahan total ke arah yang lebih baik dengan nilai kesetaraan.

Feminis liberal percaya bahwa perlindungan terhadap perempuan tidak maksimal karena kurangnya wakil perempuan dalam pemerintahan untuk menyuarakan pendapat mereka. Hal tersebut juga terjadi di India karena kebijakan-kebijakan yang disepakati cenderung bersifat maskulin. Feminis liberal sepakat bahwa diskriminasi gender dan kekerasan seksual terhadap perempuan merupakan pelanggaran hak asasi manusia.

TERPILIHNYA DRAUPADI MURMU MENJADI PRESIDEN WANITA
Draupadi Murmu adalah sosok politikus perempuan dari Partai Bharatiya Janata (BJP), partai berkuasa di India yang berasal dari kelompok etnis minoritas. Murmu berasal dari suku Santhal dari Odisha yang tersebar di beberapa negara bagian di India timur. Sebelum terjun ke dunia politik, ia juga pernah bekerja sebagai guru. Murmu telah menjabat sebagai legislator dua kali dari Partai BJP pada tahun 2000 dan 2009. Pada 2015, Murmu diangkat sebagai gubernur perempuan pertama di negara bagian timur Jharkhand dan menjabat hingga Juli 2021. Kemudian pada Pemilu yang dilaksanakan bulan Juli 2022, Murmu terpilih menjadi Presiden pertama dari salah satu kelompok etnis minoritas dan menjadi Presiden perempuan kedua di India.

Dalam proses pemungutan suara, Murmu berhasil mengalahkan oposisinya, mantan Menteri Keuangan Yashwant Sinha dengan perolehan lebih dari 50% suara. Kemenangan Murmu ini disambut oleh ucapan selamat dari para oposisi dan pendukungnya, termasuk Perdana Menteri India Narendra Modi. “Perjuangannya sejak awal, kinerjanya yang berharga, dan kesuksesannya yang patut dicontoh memotivasi setiap orang India. Dia (Murmu) telah muncul sebagai secercah harapan bagi warga kita, terutama yang miskin, terpinggirkan, dan tertindas,” tulis Modi dalam cuitannya di Twitter. “Rekam jejak kemenangannya merupakan pertanda baik bagi demokrasi kita. Saya yakin dia akan menjadi presiden yang luar biasa yang akan memimpin dari depan dan memperkuat perjalanan pembangunan India,” sambung Modi.

Di India, presiden dipilih oleh sebuah lembaga pemilihan yang terdiri dari anggota parlemen di kedua majelis Parlemen dan anggota terpilih dari majelis-majelis legislatif di semua negara bagian. Sebagian besar peran presiden juga bersifat seremonial, namun posisinya bisa menjadi penting ketika terjadi ketidakpastian politik, seperti ketika tidak adanya partai politik yang memiliki suara mayoritas di parlemen, di mana kantor Presiden mengambil alih kekuasaan yang lebih besar. Presiden dapat memutuskan partai mana yang paling baik membentuk pemerintah federal ketika pemilihan umum tidak meyakinkan. Presiden juga memegang kekuasaan untuk memberikan grasi hukuman mati.

Beberapa pengamat mengatakan, hal ini adalah pemilihan bersejarah dengan pemenang yang berasal dari suku asli minoritas dan juga seorang perempuan di India. Kemenangan Murmu adalah kemenangan aspirasi politik suku dan momen terobosan bagi masyarakat yang telah lama diabaikan dan dieksploitasi di bawah beberapa pemerintahan.

PENUTUP
Toleransi menjadi suatu hal yang penting, salah satunya guna untuk terciptanya kesetaraan gender. Ketiadaan toleransi hanya akan melanggengkan praktek diskriminasi dan justru menambah tantangan dalam mencapai kesetaraan. Dibutuhkan pemahaman yang sama, bahwa keberanekaragaman yang ada seperti suku, etnis, agama, jenis kelamin bahkan sikap politik tidak terbangun untuk memecah-belah suatu bangsa. Isu-isu sosial kemasyarakatan sering terjadi karena adanya perbedaan, yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya intoleransi. Oleh karenanya, masyarakat ditantang untuk bisa menciptakan perubahan, baik di tingkat personal maupun lingkungan dengan mengusung nilai-nilai perbedaan yang ada. Setiap orang berhak memaksimalkan potensi dirinya dalam mewujudkan sumber daya manusia yang unggul, cerdas dan berkarakter terlepas dari apapun gender-nya.

Kesetaraan gender akan memperkuat kemampuan negara untuk berkembang, mengurangi kemiskinan dan memerintah secara efektif. Dengan demikian, mempromosikan kesetaraan gender adalah bagian utama dari strategi pembangunan dalam rangka untuk memberdayakan masyarakat baik itu perempuan maupun laki-laki.

Kesetaraan gender di India masih sangat jauh dari kata tercapai. Beberapa hal masih harus menjadi perhatian seperti bagaimana mengurangi angka ketidakadilan pada perempuan dan bagaimana menghapuskan kekerasan pada perempuan. Adanya tradisi-tradisi budaya di India yang telah mengikat sejak berabad-abad lalu menjadi tantangan yang harus dihadapi. Masyarakat India yang masih kental dengan tradisi dan budaya menjadi alasan sulitnya dalam mewujudkan kesetaraan gender. Meskipun banyak hal dari tradisi dan budaya tersebut yang merugikan perempuan, seperti budaya dowry yang mengakibatkan banyaknya bayi perempuan dibunuh namun dianggap tradisi yang wajar.

Diperlukan peran pemerintah dalam peningkatan di bidang pendidikan khususnya dikalangan remaja, yang mana kondisi pemikirannya masih dapat dibentuk untuk memahami betapa pentingnya toleransi dan kesetaraan gender. Melalui pendidikan yang diberikan tersebut diharapkan bisa menghapus tradisi dan budaya yang melenceng atau mendiskriminasi pihak lain. Kemudian, dengan terpilihnya Draupadi Murmu sebagai Presiden peremuan, juga diharapkan di masa yang akan datang India bisa menjadi salah satu negara yang berhasil mencapai kesetaraan gender dan menghapuskan diskriminasi gender yang selama ini terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun