Sayangnya bagi Beijing, rancangan perjanjian yang disebut "Pakta Keamanan Bersama" ini bocor dan menciptakan badai tarik ulur, mulai barat khawatir Australia meluncurkan misi diplomatik.Â
Kurang dari seminggu setelah menjabat menteri luar negeri baru Australia, Penny Wong bergegas ke Fiji. AS Â juga tak kalah beraksi dengan cepat, Washington membuat kesepakatan dengan Fiji dan merangkul Fiji ke dalam Forum Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF) yang juga baru diluncurkan.
Selama KTT QUAD di Tokyo minggu lalu Forum ini dilihat sebagai alternatif untuk kemitraan ekonomi komprehensif regional Cina-AS.
Jadi pertama kebocoran, kemudian pesona barat ofensif, kesepakatan mulai berantakan dan semua ini terjadi bahkan sebelum Wang Yi tiba di Pasifik. Begitu tiba, Wang Yi mencoba meminimalisir rasa malu dengan mengatakan,
"Saran saya untuk orang-orang itu adalah jangan terlalu cemas dan jangan terlalu gugup karena pembangunan bersama dan kemakmuran Cina dan semua negara berkembang lainnya hanya akan berarti harmoni yang lebih besar, keadilan yang lebih besar, dan kemajuan yang lebih besar bagi seluruh dunia."
Katanya 'jangan terlalu cemas.' Tapi sepertinya seruan itu tidak berhasil.
Mikronesia memimpin penolakan, presiden mereka memperingatkan negara-negara Pasifik agar tidak menandatangani pakta itu. Palau juga mengambil sikap, tahun lalu presidennya Surangel Whipps Jr. menolak untuk menerima panggilan dari Beijing.Â
Whipps percaya bahwa hubungan yang terlalu dekat dengan Cina bisa berbahaya. Pemimpin Fiji, Perdana Menteri Frank Bainimarama mengatakan kepada pers bahwa ada tidak ada konsensus bagi pakta Cina,
"Cina adalah mitra dialog forum di forum kepulauan Pasifik dan juga merupakan mitra bilateral penting bagi 10 negara pulau Pasifik yang bertemu hari ini. Seperti biasa kami mengutamakan konsensus."
Beijing mengira kesepakatan tersebut akan disambut meriah tapi Wang Yi gagal meyakinkan pasifik.
Dunia menyaksikan pertemuan di Fiji sehingga sejumlah besar jurnalis ternama juga hadir untuk meliputnya. Segera setelah pembicaraan selesai mereka bergegas kepada duta besar Cina untuk Fiji Qian Bo dan mereka semua punya pertanyaan yang sama  "mengapa proposal Cina ditolak?"