Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sejarah Singkat Afghanistan Menjadi "Kuburan Para Penguasa"

24 Agustus 2021   16:46 Diperbarui: 3 September 2021   01:07 1565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Amanullah Khan bersama istrinya Soraya Tarzi (thathistorynerd.com)

Tapi ekstremis yang menggantikan Amanullah, juga digulingkan dalam tahun itu. Inggris bahkan membantu. Pertama, Nadir Shah menjadi penguasa baru Afghanistan.

Dan pada tahun 1933, putranya Zahir Shah menjadi raja baru negara itu. Selama 40 tahun ke depan. Selama 40 tahun, ia memimpin modernisasi yang menakjubkan di Afghanistan dan menjalin hubungan luar negeri dengan negara lain. Ketika India dan Pakistan memperoleh kemerdekaan dari Inggris, Garis Durand antara Pakistan dan Afghanistan dijadikan perbatasan permanen.

Afghanistan tidak senang dengan itu.
Afghanistan menginginkan lebih banyak wilayah dari Pakistan. Dan alasannya adalah karena mayoritas penduduk di Afganistan, adalah etnis Pashtun, sekitar 38%. (Bahkan kata "Taliban" berasal dari bahasa Pashtun yang artinya "murid-murid"). Dan di antara orang-orang di distrik Khyber Pakhtunkhwa Pakistan, jumlah Pashtun yang sama hidup.

Sebab itu, Afganistan mendukung gerakan separatis di Pakistan. Terutama Perdana Menteri Raja Zahir Shah, Daoud Khan sangat mendukung hal ini. Daoud Khan merupakan sepupu Zahir Shah. Karena itu, Pakistan menutup perbatasannya dengan Afghanistan. Mengakibatkan terhentinya perdagangan antara kedua negara.

Jadi Zahir Shah membuat Perdana Menterinya Daoud Khan mengundurkan diri pada tahun 1963. Konstitusi baru dibawa pada tahun 1964 yang memperkenalkan pemilihan Parlemen untuk memilih Perdana Menteri di Afghanistan.

Pada tahun 1965 diadakan pemilihan umum. Tetapi aturan tersebut menyatakan bahwa anggota keluarga kerajaan tidak dapat memegang jabatan politik apa pun. Tujuan di baliknya adalah untuk mencegah Daoud Khan menjadi Perdana Menteri lagi. Namun, perempuan telah diperbolehkan untuk ikut memilih dalam pemilihan ini.


Sekitar waktu ini, dua jenis ideologi terlihat di Afghanistan. Yang pertama adalah ideologi Komunis di bawah PDPA (Partai Demokrasi Rakyat Afghanistan), dan yang kedua adalah ideologi Islam.
Mari kita lihat relevansi kedua ideologi.

Pada tahun 1973, Zahir Shah sedang dalam perjalanan ke luar negeri ke suatu negara. Daoud Khan, dengan dukungan Angkatan Darat, komunitasnya dan teman-teman kirinya, melakukan kudeta. Sebuah kudeta tak berdarah. Namun, Zahir Shah berhasil menjadi penguasa baru.

Setelah menguasai seluruh negeri dengan bantuan Angkatan Darat, Daoud Khan tidak menyebut dirinya seorang Raja. Sebaliknya, ia menjadi presiden pertama Afghanistan. Dan menjadikan Afghanistan sebagai Negara Republik.

Foto presiden pertama Afghanistan Mohammed Daoud Khan
Foto presiden pertama Afghanistan Mohammed Daoud Khan
Sepintas, ini sepertinya langkah yang bagus. Karena negara itu berubah dari Monarki Konstitusional menjadi Republik. Namun pada kenyataannya, Daoud pada dasarnya membubarkan DPR dan Yudikatif, lalu membangun kediktatoran.
Zahir Shah yang tidak berada di negara itu kemudian tidak punya pilihan selain menerimanya. Zahir pergi ke pengasingan di Italia.

Meskipun menjadi diktator, Daoud Khan membawa beberapa reformasi sosial dan ekonomi yang baik di Afghanistan. Dia menasionalisasi semua bank. Dan mungkin sulit untuk dipercaya,
tetapi pada tahun 1960-an dan 1970-an Afghanistan terlihat seperti ini.

Foto pelancong Hippie Trail di Afghanistan. (lahore.city-history.com)
Foto pelancong Hippie Trail di Afghanistan. (lahore.city-history.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun