Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Larut di Lethe

27 Januari 2021   15:12 Diperbarui: 9 September 2021   23:53 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/DeviantArt.com

Nama penulis adalah yang pertama pergi diikuti dengan patuh oleh judul, plot, kesimpulan yang memilukan, lalu keseluruhan novel tiba-tiba menjadi salah satu yang belum pernah dibaca, bahkan tidak pernah didengar, seolah-olah, satu per satu, kenangan yang dulu disimpan memutuskan untuk pensiun ke belahan otak timur, ke desa nelayan kecil di mana tidak ada telepon apalagi internet.

Dahulu kala, aku mencium selamat tinggal nama sembilan Musai dan menyaksikan persamaan kuadrat mengemas tasnya, dan bahkan sekarang saat menghafal urutan planet, sesuatu yang lain menjauh, lagu nasional mungkin, alamat seorang paman, ibu kota Singapura. Apa pun yang  diperjuangkan untuk diingat, selalu tidak siap di ujung lidah, bahkan tidak kelihatan di ujung lambung untuk dimuntahkan.

Memori mengapung di sungai mitologi yang gelap yang namanya dimulai dengan huruf L sejauh yang diingat, di mana aku akan bergabung dengan mereka yang bahkan lupa cara berenang lalu tenggelam.

Pantas saja aku bangun di tengah malam untuk mencari tanggal pertempuran terkenal dalam buku tentang perang.

Pantas saja bulan di jendela seakan melayang keluar dari puisi cinta yang biasa dihafal.


Lupa...pokoknya di Let..., (sekitar) 27 Januari 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun