Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kenapa Kamu Baca Artikel Ini? Why? What Make Us Curious

1 Desember 2020   22:30 Diperbarui: 2 Desember 2020   06:08 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Thinkstockphotos via KOMPAS)

Temuan ini menyoroti berbagai teori keingintahuan, yang juga dieksplorasi Livio. Teori kesenjangan informasi, misalnya, menegaskan bahwa kita manusia merasakan kebutuhan yang mendalam untuk mendamaikan apa yang kita lihat di sekitar, dengan gagasan kita tentang seperti apa dunia seharusnya. Ketika ada celah antara ide dan kenyataan, saat kita kehilangan informasi atau bingung, kita didorong untuk mengisi celah itu.

Teori tersebut dengan baik menjelaskan sesuatu yang selalu kita pertanyakan: mengapa percakapan telepon orang asing yang duduk di sebelah saya di kereta, jauh lebih menarik daripada apa pun yang mungkin saya lakukan saat itu. Menurut Livio, itu karena percakapan sepihak penuh dengan celah, yang otak dan pikiran kita sekarat untuk mengisinya. Teori ini melihat keingintahuan sebagai hal yang tidak menyenangkan, gatal yang perlu digaruk.

Ilmu saraf menjelaskan bahwa otak kita menghargai informasi dan memberi penghargaan kepada kita karena memperolehnya. Ada alasan evolusi yang jelas mengapa otak kita harus menyukai informasi: itu penting untuk kelangsungan hidup, tetapi mengapa keingintahuan manusia meluas ke tingkat ekstrem yang "tidak berguna" seperti matematika murni masih merupakan misteri. 

Namun, penelitian juga menunjukkan bahwa rasa ingin tahu meningkatkan daya ingat. "Kita lebih mengingat hal-hal yang bikin penasaran," kata Livio. Para peneliti telah mendemonstrasikan hal ini dalam eksperimen di mana orang-orang diperlihatkan gambar wajah acak dan ternyata lebih mengingat wajah yang mereka lihat saat dalam keadaan ingin tahu. "Mungkin kita diprogram untuk masuk ke keadaan di mana kita mengingat banyak hal dengan lebih baik, karena itu pasti bermanfaat bagi kita," kata Livio.

Bab tentang evolusi keingintahuan juga berisi bagian buku favorit saya. Kemampuan kita untuk menjadi sangat ingin tahu terkait dengan kekuatan otak kita yang superior, yaitu, dengan banyaknya neuron di otak kita. Banyak neuron menghabiskan banyak energi, jadi nenek moyang kita hanya mampu mengembangkan otak yang begitu kuat karena mereka mengoptimalkan asupan energinya. Salah satu cara yang mereka lakukan adalah dengan menciptakan masakan, membuat makanan yang sebelumnya tidak bisa dimakan menjadi bisa dimakan, dan membuat makanan lebih bergizi, lebih mudah dikunyah, dan rasanya lebih enak. Keingintahuan merekalah yang memungkinkan nenek moyang kita untuk menciptakan masakan di pertama kali, kemudian menemukan api yang kita butuhkan untuk itu dan alat yang diperlukan. Hasilnya adalah otak yang lebih baik dan keingintahuan yang lebih dalam, yang pada gilirannya mengarah pada sumber makanan baru, pembentukan komunitas, dan akhirnya menjadi bentuk budaya. 

Dengan kata lain, ada umpan balik positif antara rasa ingin tahu yang menjadikan kita manusia, yang mendorong kita untuk melakukan matematika murni atau menghasilkan seni yang menakjubkan, dan - memasak! Tidak semua ilmuwan setuju dengan saran ini, tetapi ini adalah ide yang sangat memuaskan.

Saya baca buku ini dari sudut pandang seorang yang awam dunia sains, namun buku ini memiliki daya tarik yang jauh lebih luas karena sudut pandang Livio sangat luas. Ia membawa sastra, seni dan sejarah dan, yang terpenting, pengalaman pribadi dari orang-orang yang sangat ingin tahu. Gaya tulisannya menarik dan menyenangkan, jadi meskipun tidak terlalu suka sains, kamu akan menemukan banyak ide dalam buku ini untuk membuatmu terus berpikir. Dan meskipun tidak memberikan jawaban akhir untuk pertanyaan tentang keingintahuan (karena belum ada), buku ini akan meyakinkan kita bahwa keingintahuan adalah hal yang baik. 

Kadang-kadang bisa untuk membunuh harimau, tetapi, seperti yang dikemukakan Livio, kepuasan akan menghidupkan kembali harimau itu. Semoga tulisan ini bisa menjawab judul artikel. Selamat melanjutkan ke penasaran artikel berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun