Mohon tunggu...
Deamonty Sporty
Deamonty Sporty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 21107030139

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Denial Syndrome, Kebiasaan Menyangkal Kenyataan yang Tidak Sehat untuk Mental

31 Mei 2022   12:36 Diperbarui: 31 Mei 2022   12:45 1204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sebelum kita memulai, sebenarnya apasih yang dimaskud denial itu sendiri. Denial adalah mekanisme pertahanan dimana seseorang menolak untuk mengetahui fakta, kenyataan yang dihadapi atau saat situasi tidak sesuai dengan harapannya. denial sering juga dimaknai sebagai proses bawah sadar yang berfungsi untuk melindungi seseorang dari kecemasan.

Kita sering memiliki kecenderungan naluriah untuk menyangkal besarnya tantangan hidup dan bagaimana mereka mempengaruhi kita. Penyangkalan atau denial adalah jenis mekanisme pertahanan yang melibatkan pengabaian realitas situasi untuk menghindari kecemasan. Mekanisme pertahanan adalah strategi yang digunakan  orang untuk mengatasi perasaan tertekan. Dalam kasus penyangkalan, itu bisa melibatkan tidak mengakui kenyataan atau menyangkal konsekuensi dari kenyataan itu.

Dalam beberapa kasus, denial dilakukan sebagai cara untuk menghindari stress atau emosi yang menyakitkan. Dengan menolak untuk menghadapi atau bahkan mengakui bahwa ada sesuatu yang salah, seseorang mencoba untuk mencegah menghadapi stress, konflik, ancaman, ketakutan, dan kecemasan.

Apakah denial itu baik atau buruk untuk mental seseorang? Dalam jangka pendek penyangkalan sebenarnya bisa bermanfaat karena memungkinkan seseorang memiliki wakty untuk menyesuaikan diri dengan perubahan mendadak dalam kenyataan yang dihadapi. Sehiingga dia bisa menerima, beradaptasi kemudian orang tersebut menjadi lebih tenang dan akhirnya move on.

Tetapi, dalam jangka panjang jika denial dilakukan terus menerus penyangkalan bisa menyebabkan masalah dalam hidup dan mempengaruhi kualitas kesehatan mental, terutama kalau hal itu membuat seseorang tidak mengatasi masalahnya atau tidak membuat perubahan yang seharusnya dilakukan.

Denial memang bisa terlihat baik dan buruk tergantung diri kita sendiri yang bagaimana melakukannya.

Penolakan pertama kali dijelaskan oleh psikoanalis terkenal yaitu Sigmund Freud, yang menggambarkannya sebagai penolakan untuk mengakui fakta yang mengecewakan tentang peristiwa eksternal dan internal. Termasuk ingatan, pikiran, dan perasaan. Menolak untuk mengakui bahwa ada sesuatu yang salah adalah cara mengatasi konflik emosional, stress, pikiran menyakitkan, informasi yang mengancam, dan kecemasan.

Anda dapat menyangkal tentang apapun yang membuat anda merasa rentan atau mengancam rasa control anda, seperti penyakit, kecanduan, gangguan makan, kekerasan pribadi, masalah keuangan, atau konflik hubungan. Anda dapat menyangkal tentang sesuatu yang terjadi pada anda atau orang lain.

Terlepas dari baik atau buruknya seseorang jika melakukan denial sebenarnya ada alas an kenapa seseorang menyangkal kenyataan. Yang pertama ada tidak mau tahu atau tidak mau ambil pusing dengan masalah sulit dalam hidup. Contoh kasus yang sering dialami orang yang melakukan denial dengan alas an tersebut adalah tidak mau tau urusan orang lain, contohnya seseorang tetangganya sedang mengalami pertengkaran hebat dalam urusan rumah tangganya. Maka orang tersebut tidak mau ambil pusing dengan masalah tersebut karena masalah itu berasal dari dalam keluarga tersebut dan hanya bisa di selesaikan oleh keluarga tersebut.

Alasan yang kedua ada menghindari masalah-masalah yang terjadi, Alasan ini sangat sering menjadi  faktor utama seseorang untuk melakukan denial dalam hidupnya. Contoh kasus paling banyak adalah seseorang yang terlilit hutang. Orang tersebut akan terus menghindar dan terus lari dari masalah utang yang dialaminya, seseorang tersebut melakukan denial dalam dirinya dan selalu menghindari masalah yang terjadi dalam hidupnya.

Alasan yang ketiga orang melakukan denial adalah ingin mengurangi konsekuensi dari masalah tanpa mau menghadapinya. Contoh kasus orang yang denial dengan alasan ini juga termasuk banyak orang yang melakukannya. Seorang anak yang dikeluarganya terjadi keributan antara orang tua mereka, lalu sang anak mencoba tidak terlalu ikut campur terlalu jauh bermasuksud agar masalah tidak menjadi besar dan ia ingin mengurangi konsekuensi terberat yang akan terjadi tanpa mau menghadapinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun