Mohon tunggu...
DAVID NEHEMIA
DAVID NEHEMIA Mohon Tunggu... Praktisi

mari saling berbagi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Iman Sinkretisme

15 Maret 2025   07:28 Diperbarui: 15 Maret 2025   07:28 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sisi lain, ada pula mereka yang tetap berjuang menjaga kemurnian agama. Mereka yang percaya bahwa ibadah harus tetap murni, bahwa keikhlasan harus tetap menjadi dasar utama, dan bahwa agama bukan sekadar alat untuk kepentingan duniawi. Mereka menolak ketika agama diperdagangkan, ketika spiritualitas dijadikan komoditas, dan ketika nilai-nilai suci dikorbankan demi keuntungan materi.

Namun, apakah perjuangan mereka cukup kuat untuk melawan arus besar?

Iman sinkretisme kini bukan lagi sekadar percampuran antar keyakinan, tetapi juga percampuran antara iman dan bisnis, antara ketulusan dan kepentingan, antara spiritualitas dan eksploitasi. Dan di tengah pusaran ini, umat terus bertanya: di mana kita harus berdiri? Apakah kita menerima realitas ini sebagai kebutuhan, ataukah kita harus berjuang untuk mengembalikan kemurnian iman yang sejati?

Di antara doa-doa yang dipanjatkan, di antara ibadah yang khusyuk, pertanyaan ini terus menggantung di udara---tanpa jawaban yang pasti.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun