Mohon tunggu...
David F Silalahi
David F Silalahi Mohon Tunggu... Ilmuwan - ..seorang pembelajar yang haus ilmu..

..berbagi ide dan gagasan melalui tulisan... yuk nulis yuk.. ..yakinlah minimal ada satu orang yang mendapat manfaat dengan membaca tulisan kita..

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Bisa Jadi pada "Masa Tua" Kita akan Dirawat Robot!

21 September 2020   10:24 Diperbarui: 22 September 2020   13:22 1153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sebuah robot dan seorang perawat mendorong lansia pada kursi roda (sumber: dreamtimes.com)

"Sudah lama tidak ada yang pernah menyapa dengan memanggil nama saya, dan mengucapkan selamat pagi" ungkap Setsuko. 

Robot pintar ini pun mampu mengingatkannya saat dia mau tidur. "Kamu sudah mengunci pintu?" tanya sang robot. Dilain waktu sang robot ini juga mengingatkan jadwal minum obat. 

Selain kemampuan berkomunikasi, Papero-i yang tingginya 30 cm ini, juga dibekali kamera yang bisa mengambil ngambar di sekitarnya, sehingga bisa mengirim gambar ke anak-anaknya yang tinggal berjauhan.


Robot juga dapat mengurangi kepikunan pada orangtua

Banyak orang yang sengaja memelihara kucing atau anjing sebagai hewan peliharaan tidak sekedar sebagai hobi, namun juga membantu meredakan stres yang mereka alami. Selain itu juga untuk mengurangi rasa kesepian. 

Tidak heran melihat orang di negara maju, umumnya memiliki anjing atau kucing yang menemaninya kemana-mana, tentu agar tidak kesepian tadi. Namun semakin tua tentu kerepotan untuk mengurusnya. Memberi hewan peliharaan makan, mengobati jika sakit, membuang kotorannya, dan seterusnya. Padahal mengurus diri sendiri saja sudah kerepotan.

Lansia ditemani oleh robot Paro (sumber: thehumanist.com)
Lansia ditemani oleh robot Paro (sumber: thehumanist.com)

Pada panti jompo di Jepang, robot Paro interaktif membantu memberikan terapi kepada para lansia. Robot ini terlihat seperti bayi anjing laut yang dilapisi bulu tiruan yang lembut seakan asli. Orang yang membelainya akan merasa nyaman seolah-olah sedang menyentuh bulu binatang sungguhan. Persis seperti bayi anjing laut, lengkap dengan bulunya, mata penuh perasaan, dan bahkan kumis. Paro mulai populer sekitar tahun 2003, pelopor otomasi industri terkemuka di Jepang, AIST lah yang menciptakannya. 

Robot Paro ini terbukti mampu mengurangi faktor stres yang dialami baik oleh pasien maupun perawatnya. Tercatat bahwa rumah sakit dan panti jompo di 30 negara di dunia telah memanfaatkan Paro. Bahkan astronot pun membawa Paro untuk menemani dipesawat ulang-alik atau stasiun luar angkasa.  

Kesepian di masa PSBB pun bisa terobati dengan kehadiran robot, terutama di negara maju, dimana masyarakatnya mampu menyewa atau membeli si robot. Robot yang mampu menjadi 'teman' bagi lansia ini memang tinggi harganya. Misalnya robot bayi anjing laut 'Paro' harganya masih sekitar 3.800 USD. 

Sedangkan robot PaPeRo-i disewakan oleh NEC, pabrik pembuatnya dengan biaya sekitar 10.000 Yen atau 100 USD per bulan. Dengan kurs sekitar Rp. 14.000, maka biaya rental sebulan sekitar Rp. 1,4 juta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun