Mohon tunggu...
Deni I. Dahlan
Deni I. Dahlan Mohon Tunggu... Penulis - WNI

Warga Negara Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Pedang Matahari

8 Juni 2021   04:59 Diperbarui: 8 Juni 2021   05:04 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pedang matahari. (Sumber Ilustrasi: Pixabay)

"Bukan begitu. Itu untuk perlindungan."

 "Perlindungan apa?"

"Perlindungan dari sinar matahari. Sudah, pejamkan matamu sekarang."

Lalu si pemuda pun menuruti perintah sang cenayang. Sedangkan si cenayang mengucapkan sebuah mantra, lalu mereka terbang ke atas langit menuju matahari. Anehnya, semakin dekat mereka dengan sang surya, tubuh mereka tak terbakar oleh panasnya.

Dan sampailah mereka di dunia matahari. Mereka berdua sampai di tempat yang serba putih. Kemanapun mereka melihat, hanya ada warna putih.

"Kau boleh membuka matamu sekarang."

Saat si pemuda melakukannya, ia terheran dan bingung dengan apa yang dilihatnya.

"Ada dimana ini?"

"Kita ada di pusat matahari sekarang."

"Kau menipuku lagi. Tidak lucu tahu."

"Lihatlah kebawah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun