Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Makna Cinta Fhilosopis dan Spritual Plato

19 Oktober 2025   22:43 Diperbarui: 19 Oktober 2025   22:52 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ekspresi Cinta Anak. Koleksi Pribadi Kreasi AI

Cerita Alegori Mitologis Aristophanes, dramawan komedi Yunani Abad ke-5 SM, menuturkan :

"Manusia awal merupakan makhluk bulat dengan dua kepala, empat tangan dan empat kaki. Kemudian dipisahkan oleh Dewa. Dari pemisahan ini, manusia kemudian mencari "Bagian Setengahnya" yang hilang sebagai bentuk pencarian Cinta Sejati".

Kisah ini sebuah bahan refleksi menjelaskan asal usul keinginan dan pencarian "Cinta" yang dilakukan oleh manusia, dan berupaya menyatukannya kembali. Ini merupakan sudut pandang drama berbeda dan humanis tentang cinta karena menggabungkan mitos, humor dan filosofi dalam wujud cinta sebagai kebutuhan mendalam dalam perjalanan pencarianyang dilakukan manusia untuk mempersatukan dua bagian berbeda jadi satu dan utuh.

Plato dalam karyanya berjudul "Symposium" mempergunakan analogi atau cerita karya Aristophanes untuk menerangkan tentang makna cinta yang lahir dan tumbuh subur diawali oleh ketertarikan fisik pada tubuh yang indah. Sebuah ilustrasi menegaskan bahwa kecantikan tubuh adalah alasan utama seseorang merasakan dorongan cinta dan menimbulkan keinginan mendalam untuk mencintai.

Plato memperjelas pandangannya dengan sebait ungkapan :

"Orang yang pertama kali jatuh cinta bukanlah pada satu tubuh saja, melainkan pada segala macam tubuh, lalu keindahan jiwa, bahkan keindahan hukum dan ilmu pengetahuan, dan akhirnya kepada keindahan itu sendiri yang abadi dan murni".

Kutipan ini menggambarkan bahwa langkah pertama cinta adalah ketertarikan fisik dan keindahan tubuh, kemudian meningkat jadi cinta akan keindahan lebih tinggi dan abstrak. Hal itu memberi gambaran terjadi proses transendensi cinta yang dari dunia inderawi menuju pemahaman cinta universal dan spritual. Artinya cinta menuntun jiwa dari cinta pada raga menuju keindahan tak berubah atau keabadian cinta. Transisi itu merupakan inti dari langkah cinta dan jiwa manusia melampaui hal yang sementara dan inderawi menuju cinta lebih murni, spritual, abadi dan tidak berubah.

Makna tersirat dalam ungkapan itu mengatakan bahwa cinta dalah perjalanan spritual menuntun jiwa dari hal-hal fana menuju kebaikan dan keindahan hakiki dan abadi. Cinta berfungsi dan memiliki peran penting mendorong dan melahirkan keindahan dalam wujud paling tahan lama melalui pencapaian kebijaksanaan dan keutamaan moral. Artinya cinta tidak berhenti pada nafsu fisik tapi merupakan perjalanan penuh makna mencari dan menciftakan kebaikan dan keindahan kekal.

Cinta yang lahir dari rahim jiwa berbeda dengan pengertian melahirkan secara biologis kelahiran fisik anak. Melahirkan dengan jiwa merupakan ekspresi kreatif dan spritual menciftakan warisan intelektual dan eksistensial penuh makna dan bertahan lama (Abadi). Sesuatu yang lahir dari rahim jiwa adalah yang paling mulia karena berkontribusi pada keindahan tidak fana, sama dengan cinta paling tinggi, yaitu cinta akan kebaikan dan kebenaran abadi.

Melahirkan cinta dalam jiwa merupakan bentuk orisinil evolusi cinta dari dorongan biologis menuju penciptaan nilai-nilai luhur dan pencarian kebijaksanaan, atau perjalanan spritual cinta yang menegaskan bahwa cinta sejati adalah proses kreatif memperkaya jiwa manusia secara mendalam dan berkelanjutan. Sedangkan kecantikan tubuh tak ubahnya sebagai stimulus awal yang memberi inspirasi pendakian cinta ke tingkatan lebih tinggi berwujud spritualitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun