Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menelisik Fenomena Angka Kelahiran di Jakarta Rendah

7 Februari 2025   21:57 Diperbarui: 8 Februari 2025   15:48 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi keluarga | Freepik/tirachardz

Semakin tinggi pendidikan perempuan memang sebagai salah satu hambatan bahkan ancaman terjadinya penurunan secara signifikan jumlah anak lahir.

Namun diperlukan penelitian lebih spesifik untuk mengetahui lebih jauh apakah penurunan jumlah kelahiran anak di Jakarta saat ini benar karena faktor rasional atau direncanakan secara matang seperti diuraikan di atas, atau justru yang terjadi sesungguhnya telah terjadi "Resesi Sex",  atau keenganan menikah, keengganan memiliki anak, atau terjadi penurunan aktivitas dan mood pasangan suami istri melakukan hubungan seksual.

Resesi seks yang diakibatkan turunnya mood melakukan hubungan seksual merupakan fenomena mengkwatirkan karena berkaitan erat dengan kemampuan memahami dan memaknai arti perkawinan sesungguhnya. Atau telah terjadi pergeseran kemampuan membina hubungan di antara pasangan suami istri karena pengaruh kondisi sosial ekonomi.

Kini telah banyak negara mengkwatirkan terjadi trend resesi seks, khususnya oleh Jepang, Amerika dan China yang dianggap sangat berpengaruh terhadap penurunan jumlah penduduk, dan berkurangnya jumlah angkatan kerja.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun