Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Superhuman Artificial Intellegence Masih Debatable Karena Bagai Ilusi

25 Februari 2023   13:54 Diperbarui: 25 Februari 2023   23:34 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: bing.Com 

Kecerdasan Buatan (artificial intellegence) menjadi topik pembicaraan hangat karena platform digital ini berkembang sangat pesat, dan merupakan teknologi yang didesain membantu meringankan pekerjaan manusia, bahkan dapat menggantikan posisi manusia.

Jika sudah sampai pada fase SUPERHUMAN ARTIFICIAL INTELLEGENCE, teknologi canggih ini akan mengancam keberadaan manusia sebagai penciftanya, tak ubahnya bagaikan seorang anak membunuh tuannya sendiri.

Menarik enyelusuri sejarah dan trend perkembangan artificial intellegence ini.

Penggunaan teknologi kecerdasan buatan bukan lagi hanya sekedar bahan penelitian belaka, tetapi semakin banyak ditemukan dan diterapkan dalam kehidupan manusia dewasa ini. 

Sehingga teknologi artificial intellegence diperkirakan sebagai teknologi utama dan kunci penting dalam aktivitas umat manusia saat ini dan di masa depan.

Kemunculan artificial intellegenci tidak bisa dipisahkan dengan kelahiran komputer sekitar tahun 1940-an, dimana pada tahap awal kemunculannya  komputer ditujukan untuk mengerjakan sesuatu yang bisa membantu pekerjaan manusia. 

Ide meningkatkan kemampuan komputer agar memiliki kemampuan atau kecerdasan menyerupai manusia kemudian muncul tahun 1943 oleh Mc Pulloh dan Pitt dengan mengusulkan model matematis bernama perceptron menyerupai neutron dalam otak manusia, neuron tersebut akan bereaksi dan belajar sesuai dengan input yang diberikan.

Kemudian Tahun 1950 muncul pertanyaan apakah computer bisa memiliki kemampuan persis seperti manusia.

Rasa penasaran itu lewat paper Alan Turin dicoba dijawab bahwa computer akan memiliki kemampuan kecerdasan seperti manusia apabila computer mampu berperilaku sama seperti manusia, dan computer dianggap cerdas bila memiliki kemampuan seperti manusia.

Pada tahun 1955 Newel dan Simon kemudian mengembangkan The Logic Theorist yang menggambarkan bahwa sebuah persoalan tidak ubahnya bagai sebuah pohon, sedangkan untuk menyelesaikan maslah itu berupa cabang sebagai jawaban terhadap persoalan tersebut. 

Teori inilah yang kemudian dianggap sebagai langkah utama dan memberikan dampak besar sebagai batu loncatan pengembangan artificial intellegence.

Tahun 1956 Mc Charty dari Massacuhettts institute of technologie menyelenggarakan konfrensi "The Dartmounth Summer Research project on artificial intellegence", yaitu pertemuan meletakkan dasar masa depan pengembangan dan penelitian artificial intellegence.

Dalam pertemuan tersebut didefeniskan bahwa artifical intellegence (AI) adalah cabang ilmu komputer yang fokus pada pengembangan computer agar memiliki kemampuan dan berperilaku seperti manusia.

Kemudian pada tahun 1960 hingga 1670 berkembang pembahasan tentang bagaimana caranya agar computer dapat meniru sedetail mungkin kemampuan otak manusia, seiring dengan semakin mudahnya perangkat computer diperoleh dan dioperasikan manusia maka riset dan pengembangan computer memiliki kemampuan menyerupai kemampuan otak manusia semakin berkembang dan sangat pesat, sehingga artificial intellegence merupakan suatu trend dan kebutuhan yang tidak dapat dihinbdari lagi.

Kemudian teknologi artificial intellegence sangat berkembang dan dipergunakan membantu pekerjaan manusia di beberapa tempat, tetapi pada awalnya perkembangan programnya belum sangat memuaskan dan dianggap masih sangat primitif karena sistemnya masih sangat tergantung kepada instruksi yang diberikan, dan kebenaran dan kesalahan hasilnya tergantung kepada kualitas instruksi yang diberikan, sehingga tahap ini disebut sebagai fase  Nero artificial intellegence atau AI Sempit.

Mulai tahun 2010 mengalami kemajuan karena artificial intellegence sudah mampu belajar sehingga disebut sebagai AI Deep Learning, karena saat diberikan data sudah bisa belajar dan mampu melakukan analisa, sehingga kemudian berkembang menjadi mesin learning.

Beberapa tahun ke depan, diprediksi pada tahun 2030 artificial intellegence sudah berkembang menjadi Kognitif Artificial intellegence yaitu sudah bisa bekerja sendirian tanpa perlu diberikan instruksi, bahkan untuk level selanjutnya akan memasuki Human Artificial Intellegence.

Pada tahap Human Artificilal Intellegence kemampuannya sudah sama seperti manusia karena sudah memiliki kemampuan bisa berpikir, mempunyai perasaan, bisa sedih, marah dan cemburu persis seperti manusia.

Bahkan menurut peniliti, suatu saat kemajuan teknologi artificial intellegenci akan masuk tahap Superhuman Artificial Intellegence yaitu kecerdasannya melebihi kecerdasan manusia karena sudah bisa belajar, dan karena sudah banyak yang dipelajarinya maka semakin pintar melebihi kepintaran manusia sebagai penciftanya.

Ketika tiba pada fase Superhuman AI, komputer akan super canggih karena memiliki kemampuan melebihi kema puan manusia, bahkan dikuatirkan akan membahayakan peradaban manusia, bahkan bisa lebih berbahaya dari nuklir karena akan mampu mengakhiri keberadaan manusia karena dengan Superhuman Artificial Inttelegence manusia tidak perlu lagi melakukan apa-apa. Hal ini pernah disampaikan oleh Elon Musk dan Stephen Hawking.

 Era Superhuman Artificial Intellegence yang disebut itu masih sangat debatable, karena sistem dalam computer yang merupakan hasil ciftaan manusia semestinya masih tetap dibawah kendali manusia itu sendiri, dan sangat mengkuatirkan memang bila sebaliknya yang terjadi, yaitu temuan manusia itu akhirnya menguasai manusia sebagai penciftanya.

Bagaimana menurut anda ?

Hal ini menarik sebagai diskursus untuk saat ini dan nanti!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun