5. Pendorong Inovasi dan Kreativitas
Kehadiran AI mendorong lahirnya startup dan ide-ide baru. Banyak perusahaan rintisan yang mengembangkan robot rumah tangga, chatbot konseling, hingga aplikasi kreatif berbasis AI. Hal ini membuktikan bahwa teknologi tidak hanya menjadi alat bantu, tetapi juga sumber peluang ekonomi baru [Harvard Business Review, 2023].
Meski memiliki banyak manfaat, tidak sedikit pihak yang menilai chatbot dan robot membawa dampak negatif.
1. Mengurangi Interaksi Sosial Manusia
Chatbot mungkin efisien, tetapi tidak bisa sepenuhnya menggantikan interaksi manusia. Seorang pelanggan yang marah atau sedih mungkin membutuhkan empati, sesuatu yang sulit diberikan chatbot. Hal ini berpotensi mengurangi kualitas hubungan sosial dan membuat interaksi terasa kaku [Smith, 2021].
2. Ancaman Terhadap Lapangan Kerja
Laporan World Economic Forum (2020) memperkirakan sekitar 85 juta pekerjaan akan tergantikan oleh otomatisasi pada tahun 2025 [WEF, 2020]. Jika robot dan chatbot digunakan secara besar-besaran, pekerja dengan keterampilan rendah akan kehilangan mata pencaharian. Hal ini dapat meningkatkan angka pengangguran, terutama di negara berkembang.
3. Keterbatasan dalam Memahami Emosi
Walaupun chatbot semakin pintar, mereka tetap tidak mampu merasakan emosi seperti manusia. Contohnya, chatbot layanan konseling belum bisa menggantikan peran psikolog karena tidak bisa menafsirkan perasaan kompleks. Ini menunjukkan bahwa AI tetap memiliki batasan meskipun teknologinya maju [Lee, 2022].
4. Ketergantungan pada Teknologi
Ketergantungan berlebihan pada chatbot dan robot bisa membuat manusia kehilangan keterampilan dasar. Misalnya, siswa yang terlalu sering menggunakan chatbot untuk menjawab soal berisiko menjadi malas berpikir kritis. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia [Johnson, 2020].