Mohon tunggu...
Daniel Suharta
Daniel Suharta Mohon Tunggu... karyawan swasta -

www.daniest.com email : datasolusindo@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jamaluddin Latif, Pria yang Membawa Perubahan Lewat Rancangan Sepeda

4 Januari 2017   06:21 Diperbarui: 4 Januari 2017   14:11 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentang makin kurang diminatinya kegiatan Fun Bike dengan iming iming hadiah sepeda motor maupun mobil terutama bagi yang benar benar hobi bersepeda bagi mas Jamal karena kesadaran masyarakat sudah makin tumbuh. Manusia pada hakekatnya selalu belajar untuk selalu memperbaiki diri. 

Ketika ada hal yang tidak logis maka manusia akan memperbaiki menjadi lebih logis. Ada yang tidak masuk akal, dia akan mengkritisinya. Demikianlah sebaiknya manusia untuk selalu kritis dalam melihat hal hal di dalam hidupnya. Bahwa segala hal keduniawian itu memang mengasyikkan toh memerlukan usaha untuk mendapatkannya. 

Dan apa yang diinginkan tidak serta merta segera ia dapatkan. Di situlah Tuhan memerintahkan manusia untuk berusaha. Maka ketika manusia sadar bahwa tidak hal satupun di dunia ini yang instan yang ingin diraihnya, maka dia paham. Memang seharusnya rezeki diperoleh dari sebuah usaha. Bukan hadiah karena keberuntungan.

Jadi sangat baik jika sekarang pesepeda juga sadar bahwa funbike (bersepeda) bukan untuk mencari keberuntungan. Kalo ingin mobil ya bekerjalah dengan tekun, dapat uang, lalu belilah mobil. Logisnya begitu.

Itu yang sangat masuk akal.

Think Globally act locally

Terakhir hal penting yang ingin saya sampaikan dan tekankan adalah, bahwa sehubungan dengan aktivitasnya beberapa kali mas Jamal diwawancara berbagai media; baik media cetak maupun media elektonik. Terakhir kali wawancara adalah dengan salah satu stasiun televisi yang dalam hal itu mas Jamal diundang sebagai narasumber dari Pitpaganda.

Adapun pembicaraan dalam wawancara tersebut adalah bergaris besar tentang “think globally act locally” yaitu semacam gerakan gerakan sosial yg dilakukan di wilayah local dengan isu isu global; dalam konteks pitpaganda.

Isu global dalam dalam aksi pitpaganda adalah bagaimana pitpaganda bisa menjadi bagian aksi nyata untuk memberikan solusi atas permasalahan perkotaan. Di lokal jogja persoalan sampah visual menjadi problem yang belum terselesaikan. 

Pemerintah dan masyarakat belum punya kesadaran bagaimana seharusnya menata iklan iklan luar ruang yg lebih baik, tidak merusak wajah kota dan enak dilihat. Isu besar ini merupakan isu di kota kota besar di seluruh belahan dunia. Kenyamanan hidup manusia lebih diutamakan lewat kebijakan kebijakan pemerintah kota dalam rangka memanusiakan warga kotanya. Isu sampah visual adalah juga bagian dari pemkot menghargai kenyamanan penghuni kota. 

Pitpaganda hanya memberikan solusi alternatif iklan luar ruang untuk pelaku pelaku dunia periklanan dalam beriklan dengan cara yang lebih ramah lingkungan, lebih interaktif dan humanis. Semoga dengan adanya pitpaganda pelaku pelaku periklanan mau beralih meninggalkan gaya konvensional dalam beriklan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun