Tetapi ketika modal sosial dari sumber-sumber ini tidak tersedia, siswa membuatnya untuk diri mereka sendiri dengan beralih ke sub budaya siswa untuk mendapatkan dukungan.Â
Salah satu alasan mengapa anak muda mau bergabung dengan geng dan kelompok sebaya adalah karena mereka menyediakan modal sosial yang seharusnya disediakan oleh sekolah dan masyarakat.Â
Tetapi keanggotaan di kelompok ini tidak gratis. Harga untuk menjadi bagian kelompok ini adalah mereka harus mengadopsi norma kelompok yang mereka ikuti.Â
Hasil yang sering terjadi kemudian adalah perilaku siswa yang bertentangan dengan norma yang diberlakukan di sekolah.
Kedua, Modal Akademis
Sekolah mengembangkan modal akademis dengan menjadi komunitas yang berfokus untuk menumbuhkan budaya belajar dan mengajar yang mendalam.Â
Ritual, norma, komitmen, dan tradisi budaya ini menjadi kerangka kerja yang memotivasi dan mendukung pembelajaran dan perkembangan siswa.Â
Komunitas yang terfokus pada pengajaran dan pembelajaran memberikan dasar untuk membuat keputusan sekolah yang penting.Â
Para pemimpin dalam komunitas terfokus berkomitmen pada prinsip bahwa "bentuk harus mengikuti fungsi," dengan fungsi yang ditentukan oleh tujuan dan harapan sekolah.Â
Dalam komunitas yang terfokus ada komitmen yang kuat dan jelas terhadap prestasi siswa sebagaimana dibuktikan oleh kerja akademis yang ketat, perhatian pribadi guru terhadap keberhasilan siswa, dan harapan bahwa siswa akan bekerja keras (misalnya, Sebring dan Bryk 1996).Â
Memiliki fokus akademis dan menyediakan komunitas yang peduli pada siswa adalah penting. Tetapi baik kepedulian maupun pembelajaran yang dibutuhkan tidak bisa dengan mudah dikemas, dituliskan dalam skrip dan diimpor. Keduanya harus muncul dari pemahaman sekolah tentang apa yang penting, inventaris nilai dan tujuan sekolah, komitmen sekolah untuk melakukannya dengan baik, dan dari masalah budaya lain yang memberikan karakter pada sekolah.
Apa karakteristik yang dapat membantu sekolah menjadi komunitas yang fokus dan peduli sehingga berkontribusi pada pembelajaran siswa? Dalam tinjauan penelitian tentang pengembangan modal dan efektivitas sekolah, Hill dan Celio mengidentifikasi hal-hal berikut:
- ukuran sekolah yang kecil;
- ekspektasi yang tinggi bagi semua siswa tanpa melihat latar belakang keluarganya;
- kolaborasi guru;
- kepemimpinan yang agresif;
- penyederhanaan kurikulum;
- standar yang konsisten untuk usaha dan perilaku siswa;
- dukungan keluarga dan sebaya.