Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Inovasi Pendidikan, dari "Sekolah Institusi" Menuju "Sekolah Komunitas"

26 Mei 2022   18:59 Diperbarui: 11 September 2022   18:52 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Jaogues Delors, globalisasi sedang mewajibkan kita perlahan-lahan menjadi penduduk dunia, namun karena pendidikan, kita diharapkan tetap berakar dalam budaya sendiri. Kebudayaan pun sedang mengalami proses globalisasi secara terus menerus dan pendidikan akan mengingatkan kita bahwa tiap individu itu unik. 

Di satu pihak kita masih merasa sulit untuk menghadapi perubahan-perubahan besar seperti sekarang ini, namun pendidikan akan membantu kita bagaimana menghadapi tantangan akibat digitalisasi. 

Pada zaman yang ditandai dengan persaingan ketat di berbagai bidang, pendidikan akan membawa kita kembali kepada kebersamaan dan rasa solidaritas. 

Berhadapan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang tidak terbendung, muncul kecemasan, bagaimana melestarikan pendidikan dasar yang mampu mengajarkan kepada anak didik, bagaimana memperbaiki hidup mereka lewat pengetahuan, pengalaman-pengalaman dan perkembangan kebudayaan-kebudayaan mereka sendiri. 

Tugas mulia pendidikan adalah mendorong tiap pribadi untuk sampai pada harmoni antara tradisi dan keyakinan-keyakinan pribadi sambil tetap mengembangkan rasa hormat terhadap yang plural, membuka pikiran dan hati secara lebar kepada universalitas.

Berbicara tentang pendidikan yang ideal untuk mencapai suatu perkembangan dunia yang harmonis, tidak bisa terlepas dari berbicara tentang peranan komunitas formatif. 

Keluarga adalah tempat pertama di mana semua orang memperoleh formasi dasar untuk seluruh hidup mereka. Tugas sekolah hanyalah meneruskan apa yang telah dimulai, ditanam, dan dikembangkan sebelumnya di rumah. Karena itulah sekolah hendaknya menjadi rumah kedua bagi anak.

Sebuah sekolah yang hanya mengutamakan organisasi dan struktur dari pada nilai-nilai dan tujuan akhir tidak akan berpengaruh dalam dunia ini. Para guru di sekolah diharapkan tidak hanya mendidik dengan memberikan materi atau bahan pelajaran dan nilai-nilai yang dikomunikasikan secara verbal di depan kelas, melainkan menciptakan iklim dan suasana yang sungguh manusiawi. 

Hanya dengan demikian setiap pribadi yang berada di lingkungan sekolah merasa at home karena diterima, dikenal, diakui, dan diapresiasi sebagaimana dia adanya, mengatasi semua kemampuan intelektual yang dimilikinya.

Sebuah sekolah yang ingin menjadi tempat pendidikan perlu diupayakan sedemikian rupa agar semua subyek yang berbeda-beda di dalamnya saling bekerja sama, saling berkomunikasi dan berdialog satu sama lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun