Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Marak Klitih di Kota Pelajar, Mengapa dan Bagaimana?

7 April 2022   12:15 Diperbarui: 2 September 2022   21:11 2982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Remaja Pelaku Kekerasan Jalanan di Bantul di Mapolres Bantul Senin (29/11/2021). (Foto: KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO)

Kasus Klitih sebagai ekspresi premanisme menjadi unik karena sebagian besar pelakunya adalah anak-anak di bawah umur. Tindakan kekerasan yang dijalankan dilakukan secara spontan dan sporadis. 

Meski dilakukan oleh anak-anak di bawah umur, tindakan kekerasannya sudah di luar batas kewajaran kejahatan anak. Sejumlah orang telah menjadi korban, dari luka berat sampai meninggal dunia (Fuadi et al., 2019).

Faktor Penyebab: 

Maraknya aksi klitih yang terjadi di Yogyakarta merupakan bentuk kenakalan remaja yang kompleks, melibatkan banyak hal yang mempengaruhi alasan terjadinya aksi klitih di kalangan pelajar Yogyakarta (Putra & Suryadinata, 2020).

Kejahatan jalanan klitih merupakan suatu tindak kejahatan, yang disebabkan oleh faktor internal atau sub-culture theory dan faktor eksternal yang disebutkan dalam social learning theory (Wijanarko et al., 2021). 

Sumber Foto: Suara Jogja
Sumber Foto: Suara Jogja

Faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Faktor Eksternal 

Pertama, Lingkungan tempat dimana anak itu tinggal memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan keperibadiannya. Di situlah seorang anak mendapatkan pengakuan dan eksistensi dari teman-teman sebayanya. 

Di situ pula karakter anak dibentuk dan kemudian berkembang dalam pergaulan sehari-hari. Dalam teori kriminologi social learning theory dikatakan bahwa anak-anak akan memperlihatkan perilakunya sesuai dengan apa yang mereka peroleh dari relasi dengan orang-orang terdekat mereka.

Kedua, Keluarga merupakan sumber pertama bagi anak dalam mempelajari nilai baik dan benar atau sebaliknya buruk dan merugikan. Keluarga dibutuhkan seseorang anak untuk mendorong, menggali, mempelajari dan menghayati nilai-nilai kemunisaan, religiusitas,norma-norma dan sebagainya. 

Sangat diharapkan agar keluarga dapat menjadi tempat yang nyaman bagi anak, dan ia bisa bernaung dan mendapatkan solusi jika ia mengalami masalah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun