Mohon tunggu...
Darin ArioFazrian
Darin ArioFazrian Mohon Tunggu... Foto/Videografer - SMA Negeri 1 Padalang

XII MIPA 1

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Biarlah Orang Berkata Apa

24 Februari 2021   01:29 Diperbarui: 24 Februari 2021   01:49 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Perkenalkan namaku Fazrian Al-Insan, aku biasa di sapa insan atau iyan, umurku 19 tahun sekarang. Aku berada dalam keluarga yang bisa di bilang kekurangan, aku anak ke 2 dari 3 bersaudara.  Dari dulu hobiku bermain game. Dan hobiku ini lah yang menuntun ku pada sebuah pekerjaan yang sebelumnya belum pernah terbayangkan bahkan olehku sendiri. Pekerjaanku sekarang adalah seorang pro player dalam pro scene game Mobile Legend di sebuah tim e-sport besar di Indonesia. Sebenarnya jauh sebelum semua ini terjadi banyak sekali perjuangan dan cerita. Mungkin aku bisa menceritakannya di sini, jadi beginilah ceritaku.

Dari kecil aku sudah sangat dekat dengan game, mulai dari Mario Bros, game - game Playstation 1, Playstation 2, Nintendo, dan lainnya. Meskipun orang tuaku tidak bisa memfasilitasi konsol game tersebut aku bisa memainkannya karena saudara sepupuku yang mempunyai konsol -- konsol tersebut, Beranjak usia, kesukaanku terhadap game semakin besar. Saat smp aku mulai mencoba bermain game di warung internet atau warnet. Berbagai macam game aku mainkan, aku semakin kecanduan akan game - game tersebut. Karena aku sering bermain di warnet, orang tuaku sering memarahiku jika ketahuan bermain di warnet. Terkadang orang tuaku mencariku ke warnet dan menarik ku agar segera pulang. Kebiasaan bermain warnet ini berlangsung sampai aku duduk di bangku SMA.

Karena hobiku bermain game di warnet, aku sering bolos sekolah, tak aneh apabila aku kurang bisa bergaul di sekolah. Aku hanya mempunyai teman dekat bernama Salman Fauzan karena kami sama -- sama hobi bermain game di warnet. Aku dan Salman pun menjadi langganan di panggil guru BP karena kami sering bolos sekolah dan pergi ke warnet. Karena hal ini, beberapa teman sekelasku sering meremehkanku.

"San, perasaan kamu main game terus, kamu nanti mau jadi apa?" Ujar salah satu temanku

"Iya San, kayaknya kamu ga bakal punya masa depan yang cerah deh" Lanjut yang lainnya

Kata -- kata seperti itu sudah sangat biasa aku dengar dari orang -- orang sekitarku semenjak aku smp, bahkan oleh keluargaku sendiri. Namun aku tak pernah mendengarkan omongan mereka yang meremehkanku dan menganggapku tidak mempunyai masa depan yang cerah. Aku yakin suatu saat akan ada jalan untukku dari hal yang aku sukai. Saat kelas 2 SMA, temanku salman mulai jarang bermain di warnet. Aku pun heran lalu mendatangi rumahnya  dan bertanya padanya.

"Man, kenapa jarang main warnet? Aku nunggu nih di warnet ga ada temen soalnya." Ucapku.

"Oh ini San, sekarang aku sering main game ini nih di Handphone. Namanya Mobile Legend." Jelas Salman.

"Wah seru juga kayaknya, mirip game yang sering kita mainin di warnet cuma lebih simple aja." Jawabku.

"Iya, Coba kamu main lah biar kita main bareng." Ajak Salman.

"Waduh HP ku kan ga kuat buat main game, aku coba minta ke orang tua ku nanti." Kataku.

Setelah dari rumah Salman, aku meminta pada orang tuaku, untuk membelikan handphone. Namun karena orang tuaku belum mampu membelikan ku handphone, aku tidak bisa bermain game Mobile Legend. Namun akupun merajuk dan marah pada orang tuaku. Setelah aku merajuk dan marah pada orang tuaku, ayahku membelikanku handphone yang cukup untuk memainkan game Mobile Legend.

Setiap hari aku bermain game Mobile Legend, dan kemampuanku pun semakin baik. Saat kelas 3 SMA aku makin kecanduan dengan game ini. Aku masih sering bolos dan bermain bersama di rumah Salman yang seirng kosong rumahnya. Saking seringnya aku bolos, Teman -- teman dan guru -- guruku di SMA makin meremehkanku. Berbagai macam omongan sering sekali kudengar dari orang orang di sekitarku.

"Bertahun -- tahun bapak mengajar disini ga pernah ada murid yang sebandel kamu"

"San, kamu mau jadi apa sih kerjaanya main game terus, kaya pengangguran."

"Masa depan kamu kayanya pengangguran deh San, kerjaannya aja bolos sekolah terus."

"San ada motor ga di rumah? Siap -- siap jadi tukang ojek aja soalnya keliatan cocok."

Meskipun semakin menjadi -- jadi, aku tak pernah mendengarkan omongan mereka yang menjelekkanku, aku hanya tersenyum setiap mereka meremehkanku, Karena aku yakin dari game ini aku bisa menghasilkan uang. Dan benar saja suatu hari aku mulai mendapat jalan bagaimana cara mendapatkan uang dari game ini.

Pada suatu hari, Salman memberitahu ku cara untuk mendapatkan uang dari game ini. Katanya dengan melakukan "Joki". Tugas Joki adalah menaikkan level dan rank akun milik orang lain, dan setelah naik tentu akan ada bayarannya. Setiap hari aku menjoki akun milik orang lain, namun karena di rumahku koneksi internetnya kurang baik. Aku sering diam di rumah salman yang memiliki koneksi Wifi.

Pada saat itu aku sudah bisa menghasilkan uang, meskipun hanya cukup untuk membeli makanan dan rokok pada saat itu. Akan tetapi aku senang akhirnya usahaku di game ini membuahkan hasil yang lumayan. Dan aku juga sudah mulai jarang meminta uang ke orang tuaku.

Pada saat kelulusan SMA. Banyak sekali teman temanku yang bercerita mereka akan melanjutkan ke universitas, atau mencari pekerjaan yang sesuai dengan mereka. Meskipun sudah lulus mereka tetap meremehkanku dan mengataiku.

"Eh San, masih ga kepikiran juga mau kemana? Ini aja aku udah di undang universitas loh" Ujar salah satu dari mereka.

"Iya nih San. Aku aja mau coba daftar Akmil nih" Jawab yang lainnya.

"Ah palingan kamu mau jadi pengangguran dan berharap ada kerjaan dari game itu kan?" Ejek yang lain.

Aku pun hanya tersenyum dan pergi berlalu dan tidak memikirkan omongan mereka, karena pada kenyataannya aku sudah mulai menghasilkan uang dari joki. Dan aku berfikir mungkin ada jalan yang lebih besar dari joki ini. Setelah lulus SMA aku melanjutkan pekerjaan jokiku dan jarang pulang ke rumah karena sering diam di rumah Salman.

Pada suatu hari, ayahku sakit keras dan aku tidak ingin menemuinya karena aku takut aku menjadi memikirkan kemungkinan terburuk. Namun takdir berkata lain, saat aku berada di rumah Salman, kakakku mendatangiku dan memberitahu bahwa ayahku telah berpulang ke yang maha kuasa. Dan saat itu juga aku langsung menuju rumah dan langsung melihat ayahku untuk terakhir kalinya.

Setelah beberapa hari berduka, aku memutuskan untuk pergi ke Jakarta dan merantau dengan tujuan untuk focus menjoki di Jakarta untuk internet yang lebih baik. Ibuku pun awalnya melarangku, tetapi setelah aku meyakinkannya, dan juga di bantu kakakku akhirnya aku berangkat ke Jakarta.

Setelah sampai Jakarta, aku langsung ke rumah temanku yang kukenal dari game dan dari dunia joki. Akupun semakin fokus dengan pekerjaan jokiku. Dan dari sinilah aku sudah mulai di kenal orang banyak karena keahlianku dalam bermain game Mobile Legend. Akupun sudah bisa membeli HP yang lebih layak untuk bermain Mobile Legend. Akupun semakin bersemangat untuk menjoki.

Setelah beberapa minggu aku tinggal di Jakarta, akupun mulai di lirik salah satu tim e-sport yang sedang merintis timnya. Aku pun setuju untuk bergabung dengan tim tersebut. Dan disini lah karirku sebagai pro player e-sport dimulai. Dari tim ini aku mendapatkan banyak pengalaman dan juga aku berhasil menjuarai beberapa turnamen dan dari situlah aku mulai di lirik tim -- tim besar. Setelah beberapa kali pindah tim dan mencari pengalaman di sana -- sini, akhirnya aku pun mendapat tawaran dari tim yang sangat besar di Indonesia yang bernama Evos Legend. Aku pun menerima tawaran tim tersebut dan menandatangani kontrak. Di tim Evos Legend ini aku mendapat banyak pelajaran. Mulai dari pelajaran mental, disiplin, sikap dan lainnya.

Dalam beberapa minggu kedepan turnamen besar di Indonesia akan dimulai. turnamen bernama Mobile Legend Professional League ini atau di singkat MPL adalah turnamen paling besar yang di adakan secara resmi oleh pihak developer game Mobile Legend ini. Dan aku kali ini berkesempatan membawa nama tim besar untuk mengikuti liga bergengsi ini. Setelah persiapan matang, kami tim Evos Legend bertanding melawan tim tim kuat lainnya, dan kami pun berhasil menjuarai turnamen tersebut dan mendapatkan tiket untuk mewakili Indonesia di turnamen dunia bernama M1 di Malaysia .

Setelah MPL kami tidak bisa banyak bersantai karena jeda kami hanya 2 minggu sebelum di mulainya M1. Kami pun berlatih dengan keras dan juga mencoba berbagai strategi baru. Kami juga mengamati cara bermain musuh, dan juga yang terpnting kami menjaga pola tidur kami agar tetap sehat dan bugar. Tak terasa M1 sudah di hadapan kami dan kami sudah sangat percaya diri untuk bisa membawa pulang piala M1 ke Indonesia. Setelah perjuangan yang keras dan tidak mudah, tim kami masuk ke Grand Final, yang artinya tinggal satu langkah lagi kami dapat membawa pulang piala M1. Meskipun awalnya kami kalah skor 1-3 kami bisa membalikan keadaan menjadi 4-3 dan berhasil membawa pulang piala M1 ke Indonesia. Dan aku pun mendapat gelar MVP dari turnamen M1 tersebut.

Dititik ini aku merasa semua perjuanganku dari awal aku bermain game ini, di remehkan orang sekitarku, perjuangan ku di joki, memenangkan turnamen kecil di tim sebelumnya, hingga sekarang terbayarkan semuanya. Setelah pulang ke Indonesia aku pulang ke Bandung dan menemui keluargaku, memberi orang tuaku uang yang kuhasilkan dari gelar MVP tersebut dan juga menemui beberapa temanku yang ada di Bandung. Mereka semua yang dulu mermehkanku sekarang mendukungku dan aku senang mereka tidak perlu repot menghabiskan waktu mereka untuk memberiku kata kata penuh cacian.

Tapi setelah ini semua aku belum merasa puas karena masih banyak hal -- hal yang harus aku lakukan dan bisa ku capai, seperti mungkin Seagames cabang Mobile Legend, dan memenangkan MPL yang berikutnya atau bahkan M2 kedepannya. Yang jelas aku belum ingin berhenti dari pro scene Mobile legend ini.

Begitulah ceritaku yang awalnya hanya seorang anak dari keluarga kurang mampu bisa menjadi MVP di turnamen dunia dan berhasil menyumbangkan piala M1 untuk Indonesia, yang pastinya aku berjuang sangat keras untuk itu. Dimulai dari joki yang hanya menghasilkan uang untuk makan dan rokok, hingga di naungi tim E-Sport yang sangat besar di Indonesia. Meskipun aku diremehkan oleh orang -- orang disekitarku, aku tetap bersemangat dan bekerja keras untuk mendapatkan hal yang lebih dari yang aku dapat sebelumnya. Semuanya ada prosesnya dan aku menikmati proses tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun