Mohon tunggu...
Dara alityaraudath
Dara alityaraudath Mohon Tunggu... Perawat - Hanya gadis belia yang sederhana, yang menyukai ruang kosong, buku dan pena.

Bagiku, menulis itu adalah imajinasi, saat imajinasi ku bermain maka tumpah lah semua menjadi tinta yang bermakna.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Fabel: Cinta Sejati Miaaww Miaaww

7 Januari 2021   22:01 Diperbarui: 7 Januari 2021   22:05 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum pernah menulis cerita fabel, tapi aku coba deh. Ini sebenernya kisah asli sih dari peliharaan ku sehari hari, aku coba tuangkan dalam cerita ya.

Aku beri judul

Cinta Sejati Miaaww Miaaww

         Funny, kucing hitam yang berbadan gembul, bulunya sekilas tidak panjang tapi lebat. Sekilas dia terlihat seperti kucing kampung, tapi Funny keturunan persia shorthair. Pembawaan Funny tenang, tidak seperti kucing lain yang ada di penampungan ini. Yaa, tempat ini pantas dibilang penampungan karena banyak sekali kucing dengan berbagai jenis, tapi kebanyakan kucing kampung. Funny paling tertua di antara kucing lainnya, karena dia yg bisa dibilang pertama tinggal disitu. Tiap kali sang tuan rumab memberi makan, Funny tidak berebut seperti kucing lain, dia memilih makan belakangan. Dia begitu berwibawa, padalah dia kucing betina, namun karena warna nya hitam jadi dia terlihat lebih menyeramkan.

      Sore itu, hujan begitu derasnya, Funny yang memang suka duduk di ketinggian sedang berdiri di atas rak yang memang di sediakan untuk kucing kucing disitu. Cuaca begini para kucing lebih suka memilih berkerumun saling berbagi kehangatan. Gontai Funny bergabung dengan para kucing. "Kakak, mari sini gabung sama kami." ujar Banun si bongsor loreng macan, dia bisa dibilang kucing kedua setelah Funny. 

"Cuaca seperti ini kakak, maukah kakak berbagi cerita biar suasana kita menyenangkan agar perut tidak keroncongan." kata Banun menggeser pantat bahenolnya memberi tempat untuk Funny. Banun kucing jantan, tapi badannya bulat nyaris sama dengan Funny. Dia terlihat lebih kebetinaan dibanding Funny. "Kak, ceritakan kisah cinta kak Miya dan embul." ujar Banun.  "Iya kak, kami ingin dengar.!" seru kucing kecil lainnya. Funny melirik Banun, "baiklah tapi kalian janji jangan ribut." ujar Funny. Dia duduk menghadap para kucing dan mulai bercerita.    

        Dulu, sebelum aku kemari sudah ada satu kucing penghuni tunggal, namanya Miya, tapi aku juga memanggilnya 'kakak.  Miya, kucing belang tiga yang cantik, walau cuma kucing kampung, dia mempunyai corak yang unik. Miya kesayangan karena memang kucing peliharaan satu satunya. Miya manja, wajarlah dia betina, miya pintar mengambil hati tuan dimana dia tinggal, walhasil miya jadi kesayangan. Terutama dengan tuan rumah, bapak yang memeliharanya. 

Sebelah rumah dimana miya tinggal, ada juga sekumpulan kucing yang bagus bagus, tidak seperti miya yang cuma kucing kampung. Badan Miya kecil dengan ekornya yang panjang meruncing. Dia periang, tapi karena dia kucing rumahan jadi jarang keluar. Waktu itu aku baru datang kerumah ini, badanku waktu itu kecil tapi tidak jauh dari Miya. 

Sepertinya Miya dimanja tapi kurang doyan makan. Setelah kedatanganku, Miya jadi lahap makan, mungkin karena ada teman jadi semangat, nah, kucing sebelah rumah kami suka menyelinap masuk, ketempat ini dan suka nakal menyantap makanan kami. Kucing itu namanya Embul, dia kucing putih bercorak hitam di hidungnya, badannya gembul sekali, mungkin itu kenapa dia dipanggil 'Embul. Dia rakus, tapi tidak nakal sama kami. Diq cuma ingin minta dibagi makanan. Embul seumuran Miya waktu itu, karena badan mereka sama. 

        pertama kali aku datang  Miya sedikit tidak suka sama aku, karena aku keturunan ras, tapi fostur kami waktu itu terlihat sama, jadi lama kelamaan Miya sayang sama aku. Tiap kali aku duduk didekatnya, dia rajin dan suka sekali membersihkan bulu hitamku. Aku jadi sayang sama Miya. Waktu itu hanya ada aku dan Miya, kadang Embul suka main waktu kami lagi makan. Tuan rumah tidak mengusirnya, jadi kami yang awalnya agak tidak suka jadi biasa saja kalau Embul datang.

        Kami semakin hari semakin besar, dulu karena masih berdua jadi makanan kami istimewa. Miya tumbuh menjadi kucing yang cantik. Dia tidak lagi manja, malah terkesan berwibawa. Dia tidak banyak omong, tidak seperti kalian yang cerewet tiap waktu. 'Funny terkekeh, sementara Banun cemberut lucu. "Duh, ada yang tersinggung.' kata Funny menowel kepala Banun, " udah sih kak, lanjut deh." kata Banun membalas merangkul kepala Funny. 

      aku, Miya dan Embul jadi akrab. Kami sering berkumpul tiga, gelut, bercanda, kejar kejaran dengan gembira. Menyenangkan, masa itu begitu menyenangkan. Miya dan Embul waktu itu sering kali bercanda berdua, aku yang memang masih kecil dari mereka kadang usil saat mereka sedang berduaan. Mereka berdua serasi. Embul juga pemdiam sama seperti Miya. 

        suatu malam, waktu itu tuan kami pergi, seperti biasa, aku dan Miya di kurung didalam. Walhasil, Embul tidak bisa masuk untuk bermain. Miya waktu itu terlihat gelisah, dia mondar mandir seperti bingung. Aku maklum, walau masih kecil aku tau Miya suka sama Embul. Dia gelisah karena malam ini tidak bisa bertemu Embul. "Aku akan keluar." ujar Miya waktu itu. "Jangan kakak, sudah malam begini lebih baik kita diam dan tunggu tuan pulang." cegahku waktu itu. 

Tapi gelora hari Miya lebih kuat, dia tetap bandel ingin keluar. Lalu Miya melompat keatas lemari dimana langit kamar yang ada celah terbuka, Miya memang suka lewqt situ untuk keluat masuk, sementara aku apa lah daya karena masih kecil. "Funny, kamu baik baik ya disini, aku pergi dulu." seru Miya saat itu dari atas, lama dia melihatku, lain dari sebelumnya yang dia terbilang cuek. Entah waktu itu aku merasa cemas tidak seperti biasanya.

 Miya pun menghilang kebalik atap. Aku didalam rumah sendirian, hening. Ada sekitar dua jam aku duduk dalam hening. Tiba tiba, dari luar terdengar suara Miya mengeong ribut, suara nya sepeeti ketakutan dan kesakitan. "Ada apa dengan kak Miya kak.!" seru para kucing serentak. Funny menghela nafas berat, sekilas mata nya berkaca kaca. Ada beberqpa menit dia terdiam. "Lanjutkan kak." ujar Banun pelan

malam itu terakhir aku melihat mata berbinar Miya, suara dia tadi adalah suara kesakitan dia. Selang beberapa menit suara Miya tidak lagi terdengar, aku memanggil dan hanya memanggil. Tak lama tuan kami pulang, dan benar ada teriakan histeris mereka memanggil kakak. Saat pintu terbuka, tubuh Miya yang telah kaku di bawa buru buru kebelakang, kepalanya terbungkus plastik, sepertinya ada manusia jahat yang sengaja mencelakainya. Malam itu Miya pergi untuk selamanya. Sedih. "Bagaimana dengan Embul kakak." tanya Banun. Esok pagi nya, Embul datang sepwrti biasa. Tapi suasanya nya hambar. Aku mencoba bertanya pada Embul, tapi dia hanya menatapku lalu pergi. Malamnya aku mendapat berita mengejutkan. Embul mati tertabrak mobil, waktu dia mencoba menyeberangi jalan. Embul dan Miya mati di wqktu yang tidak berjauhan. Aku menamai mereka cinta sejati.

     suasana hening. Funny dan kucing lain terdiam. Hujan pun tiba tiba tak lagi menetes, rintiknya pun nyaris tak ada seolah ikut mendengarkan kisah itu. Tanpa menunggu kata lagi Funny beranjak meninggalkan para kucing. Banun hanya menatap ekor Funny yang menjulang tinggi. Dia terlihat anggun dan cantik. Aku menyukaimu kakak. gumam Banun.

       Menjelang pagi, para kucing seperti biasa kumpul untuk makan, ucak, ucik, baba, Banun, tapi. Kemana Funny.? Sejak hari itu Funny tak terlihat. Kemana dia tak ada yang tahu. Hilangnya Funny menjadi misteri. Hingga kini Funny tak pernah ada kabar lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun