Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia akan kembali digelar bulan Maret ini. Indonesia akan melakoni dua laga penting kala bertandang ke Australia pada Kamis 20 Maret 2025 dan menjamu Bahrain 25 Maret 2025 di Jakarta.
Dua laga tersebut akan menjadi debut bagi pelatih anyar Timnas Indonesia yaitu Patrick Kluivert. Kluivert mengisi tampuk kursi kepelatihan setelah PSSI dan Shin Tae-yong mengakhiri kerja sama.
Saat ini, Timnas Indonesia berpeluang besar lolos ke putaran final Piala Dunia 2026 dengan catatan tampil konsisten dan tidak kehilangan poin di empat laga sisa.
Timnas Indonesia sendiri berada di posisi ketiga Grup C dengan perolehan 6 poin hasil dari 3 kali imbang, 1 kali menang, dan 2 kali kalah. Kemenangan pertama Indonesia di putaran ketiga tersebut didapat di kandang sendiri saat berhasil mengalahkan Arab Saudi dengan skor 2-0 yang mana saat itu masih dilatih Shin Tae-yong.
Shin Tae-yong, jajaran pelatih serta pemain memiliki andil besar hingga bisa lolos di fase ketiga. Dari 18 tim yang berlaga di putaran ketiga kali ini, hanya Indonesia satu-satunya negara yang mengawali laga dari putaran pertama. Kala itu Indonesia menang dua kali melawan Brunei Darussalam.
Tanpa mengesampingkan peran federasi, tentu capaian itu tidak bisa lepas dari Shin Tae-yong. STY membangun tim ini dari nol bahkan hingga memotong generasi. Untuk bisa terbentuk skuad yang ada saat ini, butuh proses panjang yang dilakukan jajaran pelatih saat itu.
Dengan segala proses yang ada, baik siapapun pelatih timnas akan datang, tentu Shin Tae-yong akan menjadi standar bagi pelatih-pelatih lainnya. Meski belum memetik gelar juara, akan tetapi dari sisi permainan dan mental sudah terbentuk.
Begitu juga dengan Patrick Kluivert. Kluivert tinggal meneruskan fondasi yang telah dibangun Shin Tae-yong sebelumnya. Untuk itu, tak heran jika Kluivert akan berada di bawah bayang-bayang Shin Tae-yong mengingat ia tidak membangun tim dari awal.
Debut kedua pelatihÂ
Shin Tae-yong pertama datang ke Indonesia tahun 2019. Awalnya STY diproyeksikan oleh PSSI untuk melatih Timnas U-20 yang akan mentas di Piala Dunia. Hanya saja, saat itu terkendala pandemi covid-19.
Di laga resmi, Shin Tae-yong memulai debut di putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2022. Saat itu, kondisi Timnas Indonesia asuhan Simon Mcmenemy tengah terpuruk karena menelan lima kekalahan beruntun.
STY memulai debutnya di laga resmi saat melawan Thailand pada tanggal 3 Juni 2021. Saat itu, dengan skuad yang ada, Indonesia berhasil menahan imbang Thailand dengan skor 2-2. Di dua laga sisanya, Indonesia kembali menelan kekalahan.
Setelah itu, STY mulai membangun fondasi tim dengan memotong generasi. Di era STY, beberapa pemain justru bisa bermain di timnas senior maupun kelompok umur. Hal itu karena STY membangun tim dengan pemain muda.
Pemain-pemain seperti Asnawi Mangkualam, Pratama Arhan, Rizky Ridho, Marselino Ferdinan, hingga Witan Sulaeman adalah sederet pemain muda yang juga bermain di timnas senior.
Maka untuk komposisi timnas di kelompok umur tidak jauh berbeda karena pemain-pemain tadi sudah bermain di timnas senior. Inilah fondasi awal STY dalam membangun tim. Tentu hasil yang cukup mengejutkan adalah saat menjadi runner-up di Piala AFF 2020.
Hal itu karena saat itu Timnas Indonesia tidak diperhitungkan sama sekali. Tapi mampu bermain lepas dan melaju ke final meski kalah telak dari Thailand. Tapi, pemain yang ada saat itu justru menjadi pemain penting yang menjadi fondasi awal STY dalam membangun tim.
Setelah itu, STY kemudian membawa beberapa pemain naturalisasi. Marc Klok adalah salah satunya. Pemain diaspora awal masuk pada saat itu adalah Sandy Walsh dan Jordi Amat.
Hanya saja kedua pemain tadi tidak bisa memperkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Asia. Tapi, dengan skuad yang ada STY mampu meloloskan tim ke Piala Asia.
Baru setelah itu beberapa pemain diaspora lain seperti Justin Hubner, Ivar Jenner, hingga Rafael Struick ikut bergabung. Tentu yang fenomenal adalah saat timnas Indonesia berhasil melaju ke semifinal Piala Asia U-23. Asa untuk lolos ke olimpiade pun terbuka meski di babak play off harus kalah dari Guinea.
Debut STY bersama Timnas Indonesia mungkin tidak terlalu baik karena hanya meraih satu poin dari tiga sisa laga di kualifikasi Piala Dunia 2022. Akan tetapi, setelah itu STY mulai membangun tim hingga mengukir beberapa sejarah seperti membawa Indonesia lolos dari fase grup Piala Asia untuk pertama kali.
Hingga Indonesia menjadi negara Asean pertama yang mampu mengalahkan Arab Saudi. Sederet capaian STY di kancah Asia membuat gairah sepak bola tanah air yang sempat lesu kembali bergemuruh.
Meski tidak ada tropi, tapi STY tidak meninggalkan warisan yang buruk bagi Kluivert. STY telah membangun tim dengan kedalaman skuad yang cukup dalam.
Di sisi lain, laga melawan Australia nanti akan menjadi debut bagi pelatih anyar Patrick Kluivert. Kedua pelatih debut di laga resmi pada ajang yang sama yaitu kualifikasi Piala Dunia. Bedanya, saat itu STY melatih Timnas saat kondisinya tengah terpuruk.Â
Berbeda dengan Kluivert, saat ini kondisi Timnas Indonesia tengah percaya diri. Apalagi dibekali dengan skuad yang bagus. Tentu tekanan pun akan semakin berat karena Kluivert sejatinya tidak membangun tim dari nol.
Ekspektasi publik akan hasil positif saat melawan Australia nanti cukup tinggi. Setidaknya Indonesia tidak boleh kehilangan poin di dua laga nanti. Hal itu karena asa untuk lolos ke Piala Dunia terbuka lebar.Â
Hal ini berbeda dengan debut STY ketika pertama kali datang. Mengingat pada saat itu peluang Indonesia untuk lolos tertutup. Jadi, publik sudah legowo dan tidak mengharapkan hasil apapun.
Tapi, tidak dengan Kluivert. Kluivert membawa harapan jutaan orang karena peluang untuk lolos masih ada. Selain itu, skuad yang dimiliki Kluivert saat ini adalah skuad terbaik yang dimiliki oleh kita.
Jadi, debut Kluivert nanti akan jauh lebih berat karena dua hal tadi. Kluivert membawa jutaan harapan pecinta sepak bola nasional untuk tampil di Piala Dunia. Kedua, Kluivert tidak membangun tim dari awal. Tapi, Kluivert sudah diberi skuad yang sudah jadi. Tentu dengan skuad yang ada, maka Kluivert harus bisa melewati capaian dari Shin Tae-yong yang membangun tim ini dari nol.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI