Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengenal Istilah Doomscrolling, Kebiasaan Mengakses Berita Negatif di Internet

25 September 2021   19:07 Diperbarui: 25 September 2021   20:20 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi doomscrolling | Sumber: shutterstock via kompas.com

Kecanggihan teknologi memang memberi kemudahan bagi kita terutama untuk akses informasi. 

Selama HP di tangan dan kuota internet penuh, setiap informasi dari belahan dunia manapun mudah kita peroleh. 

Kemudahan akses tersebut mampu menembus ruang dan waktu. Setiap jam, menit, bahkan detik kita dapat dengan mudah mengakses setiap informasi yang kita butuhkan. 

Apalagi setelah covid-19 merebak, HP seakan menjadi kebutuhan wajib untuk menunjang berbagai aktivitas seperti belajar maupun bekerja. 

Adanya covid-19 telah menciptakan kebiasaan baru. Segala sesuatu kini hijrah ke ranah digital. Selain itu, kebiasaan yang lahir akibat covid-19 adalah doomscrolling. 

Istilah ini muncul karena seseorang getol mencari informasi negatif di internet. Misalnya terkait covid-19, ketika covid-19 tiba di Indonesia semua orang panik. 

Saya termasuk orang yang panik dan setiap hari selalu mencari tahu seluk beluk covid-19.

Pencarian berita tersebut meliputi gejala, efek samping, sampai berita kematian yang disebabkan oleh covid-19. Bahkan, setiap hari saya selalu update mencari tahu perkembangan covid-19.

Media sosial saya pun dipenuhi dengan berita demikian. Setiap hari saya hanya menghabiskan waktu untuk scroll soal covid-19. Tujuannya untuk jaga-jaga.

Namun, kebiasaan itu justru membuat saya menjadi parno dan paranoid. Bahkan dari sisi medis hal ini tidak baik. Katanya sih bisa membuat sistem imun tubuh kita menurun. 

Mulai saat itu, saya tidak lagi mencari tahu soal covid-19. Bukannya saya abai atau tidak peduli, saya hanya memutuskan untuk tidak mengkonsumsi berita negatif saja karena tidak baik bagi kesehatan. 

Menerapkan standar protokol kesehatan bagi saya merupakan salah satu proteksi dini. Jadi, cukup melakukan hal itu saja dan tidak mengkonsumsi berita negatif membuat saya menjadi lebih tenang.

Tentunya tidak hanya saya yang pernah mengalami doomscrolling, mungkin saja pembaca pernah mengalaminya.

Jadi, lebih jelasnya doomscrolling itu apa sih? 

Doomscrolling adalah kecenderungan untuk terus menelusuri berita buruk di portal berita, media sosial, maupun portal berbagi informasi lainnya.

Orang yang megalami doomscrolling akan menghabiskan waktu berjam-jam hanya scroll media sosial atau berita lain untuk mencari berita negatif. 

Berita negatif tersebut misalnya terkait covid-19 yang meliputi kematian atau penularan begitu cepat. Ketika covid-19 masuk pertama kali di Indonesia, banyak berseliweran bagaimana virus ini menyebar.

Saya termasuk orang yang menerima informasi itu, akhirnya saya jadi rajin mencari tahu perihal itu. Meskipun justru membuat saya takut dan akhirnya stress karenanya. 

Pada umumnya orang melakukan doomscrolling sebagai proteksi dini. Dengan melakukan itu, seseorang menjadi lebih siap dengan risiko paling buruk.

Dengan membaca berita negatif, beberapa orang terdorong agar dirinya tetap aman dari hal yang buruk. Misalnya orang yang getol mencari tahu berita covid-19, tentu mereka sudah siap dengan risikonya jika terpapar virus tersebut. 

Sekilas memang hal itu baik, tetapi menurut para ahli hal itu justru tidak baik terutama bagi kesehatan mental kita. Mengkonsumsi berita negatif secara terus menerus bisa membuat depresi. 

Depresi tidak hanya berpengaruh pada psikis saja, tetapi kondisi fisik juga bisa terpengaruh. Stres atau depresi juga bisa memicu penyakit lain seperti obesitas maupun jantung. 

Selain itu, orang yang melakukan doomscrolling bisa saja mengidap gangguan obsesif kompulsif alias OCD. 

Dampak lain dari doomscrolling tidak hanya bagi kesehatan saja, tetapi meliputi kehidupan sosial. 

Menghabiskan waktu berjam-jam scroll mencari berita negatif di internet membuat hubungan di dunia nyata kurang harmonis. Tentu saja dunia yang sebenarnya adalah dunia nyata.

Perlu diketahui juga, beberapa penelitian menyebutkan bahwa seseorang yang menghabiskan wakutnya hanya bermain media sosial adalah orang yang yang kesepian. 

Doomscrolling juga bisa membuat kita merasa cemas berlebihan, akibatnya kita selalu berpikir negatif. Ditambah lagi berita hoax yang menyebar di internet. Tentu saja kondisi tertentu membuat situasi tambah parah. 

Tentunya kita tidak ingin terjebak ke dalam doomscrolling. Untuk itu, sebisa mungkin kita harus menghindarinya. 

Berikut beberapa cara agar terhindar dari doomscrolling. 

Batasi bermain media sosial 

Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah membatasi penggunaan media sosial. Sebaiknya, kita puasa dulu bermain media sosial untuk meningkatkan kualitas hidup. 

Bermain media sosial tidak selamanya positif. Salah satu efek negatif bermain media sosial ya doomscrolling. Untuk itu, penting kiranya kita membatasi diri dan menyaring setiap informasi yang didapat. 

Berita negatif tersebut sebaiknya kita hindari agar tidak muncul di laman media sosial kita. Untuk itu, penting bagi kita agar lebih selektif dalam memilih dan memilah berita.

Mencari postingan positif 

Jika puasa media sosial dirasa berat, kita bisa alihkan media sosial kita ke arah yang lebih positif. Misalnya postingan tentang dunia hiburan yang bisa membuat kita rileks. 

Banyak akses untuk mendapatkan ini, misalnya dengan menonton film, anime, atau drakor yang bisa membuat kita terhibur dan rileks. Tentunya itu jauh lebih baik daripada hanya mengakses berita negatif. 

Apalagi aplikasi streaming sekarang menyediakan banyak tontonan yang lebih bervariasi dan tentunya menghibur. Menghabiskan waktu dengan menonton hiburan tentu tidak salah dan setiap manusia butuh hiburan. 

Komunikasi di dunia nyata 

Daripada setiap jam dihabiskan scroll berita negatif, mending alihkan waktu kita untuk bersilaturahmi dengan kerabat. Hal ini penting bagi kita untuk membangun support system dalam hidup.

Mengobrol secara langsung dengan orang sungguhan jauh berbeda daripada di dunia maya. Itu sering saya lakukan dengan teman saya, saya hanya ngobrol di teras rumah sambil ngopi dan membahas apa saja. 

Meskipun itu sederhana, tetapi itu jauh lebih berharga daripada hanya tenggelam dalam dunia maya. Bahkan semakin larut, obrolan menjadi semakin berat. Inilah yang saya nikmati, deep talk istilah kerennya. 

Jadi, itulah dampak negatif doomscrolling. Bagi saya, yang namanya scroll di dunia maya tidak baik, scroll di aplikasi belanja hanya mendatangkan sifat konsumtif. 

Apalagi scroll instagran si doi, atau mantan. Itu hanya menimbulkan penyakit baru yaitu baper atau susah move on. 

Jadi berhentilah scroll lama-lama di internet karena pada dasarnya tidak baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun