Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pengalaman Berwisata Tanpa Batas di Mandalika

7 Desember 2021   05:01 Diperbarui: 7 Desember 2021   18:14 3555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuta Mandalika. Ilustrasi via kompas.com

Nama Mandalika begitu terkenal akhir-akhir ini. Setidaknya dua bulan terakhir, saya kerap melihat unggahan-unggahan di media sosial yang membicarakan Mandalika.

Hajatan berkelas internasional, World Superbike (WSBK) 2021 yang berlangsung bulan November 2021 lalu, membuat Mandalika Lombok berhasil mencuri perhatian warga Indonesia bahkan dunia.

Mandalika sendiri merupakan kawasan wisata dengan luas 1.035 hektar. Kawasan yang ditetapkan menjadi salah satu Destinasi Super Prioritas (DSP) ini menyimpan potensi wisata olahraga atau sport tourism yang layak untuk menjadi tempat berlangsungnya event olahraga nasional maupun internasional.

Tidak hanya balap motor atau mobil yang berlangsung di sirkuit, banyak titik di DSP Mandalika yang juga layak menjadi tempat penyelenggaraan balap sepeda, marathon, triathlon, trekking, mendaki gunung, selancar, dan olahraga lainnya. Sangat menarik untuk mendiskusikan potensi sport tourism yang dimiliki DSP Mandalika ini.

Dalam rangka mendukung pariwisata Wonderful Indonesia, sebuah konferensi internasional diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif /Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia bekerja sama dengan Harian Kompas.

Konferensi diadakan pada tanggal 1 Desember 2021 dan mengambil tema Mandalika: "Infinity Experiences of Nature and Sport Tourism" dengan format hibrida (online dan offline).

Perkembangan Pariwisata di Nusa Tenggara Barat

Lalu Gita Ariadi selaku Sekretaris Daerah Provinsi NTB dalam sambutannya menyampaikan ada 3 fase evolusi pariwisata yang telah dilalui oleh NTB. Yaitu, fase tradisional, pertumbuhan, dan perkembangan.

Dalam fase tradisional, branding pariwisata dan strategi pemasaran yang dilakukan yaitu NTB sebagai tempat berlibur dan honeymoon.

Hal ini ditandai dengan pembangunan infrastruktur di Senggigi yang berupa Cottage dan Villa. Kunjungan wisata pun masih bersifat temporal sehingga terjadi high season pada periode bulan Mei - Agustus dan November - Desember, serta low season pada periode bulan yang lainnya.

(Pembukaan konferensi Mandalika: Infinity Experiences of Nature and Sport Tourism yang ditandai dengan pemukulan gendang belek. Ilustrasi via kompas.id)
(Pembukaan konferensi Mandalika: Infinity Experiences of Nature and Sport Tourism yang ditandai dengan pemukulan gendang belek. Ilustrasi via kompas.id)
Pada fase pertumbuhan, pariwisata NTB tumbuh dengan ikon baru yaitu NTB bukan sekadar tempat berlibur, melainkan juga MICE (meeting, incentive, conference, and exhibition) destination.

Ada target kuantitatif satu juta wisatawan. Sehingga, perlu ikhtiar membuat event-event untuk mendatangkan wisatawan sepanjang tahun. NTB menjadi tempat bekerja sekaligus berwisata melalui pertemuan atau rapat kerja.

Di fase kedua ini juga dilakukan branding NTB sebagai Halal Destination. Branding ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan wisata konvensional yang telah ada. Namun, untuk diversifikasi atau menambah segmentasi pasar. Ada pasar Timur Tengah yang belum tergarap optimal oleh Indonesia, yang justru digarap oleh negara ASEAN lainya seperti Thailand dan Vietnam.

Untuk mendukung branding Halal Destination ini, Pemprov NTB menerbitkan Pergub Nomor 51 Tahun 2015 tentang Wisata Halal. Pergub ini dimaksudkan untuk memberi keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan untuk menikmati NTB secara aman dan halal, di mana nilai-nilai syariah diintegrasikan dalam kegiatan pariwisata.

Pada fase perkembangan, yaitu sport tourism yang saat ini berlangsung di masa pandemi. Pemberlakuan PPKM dan pemberian vaksinasi di NTB dilakukan, agar pariwisata bisa bangkit kembali setelah mengalami kelesuan akibat pandemi.

Sport dan MICE Tourism

Rizki Handayani, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menyampaikan bahwa NTB telah lama dikenal memiliki potensi sport tourism. Warga mancanegara menyukai trekking di Gunung Rinjani.

Diversifikasi kemudian dilakukan, bukan hanya sport tourism melainkan juga sport event. Keberhasilan WSBK 2021 di Sirkuit Mandalika diharapkan bisa diikuti penyelenggaraan event berikutnya, yaitu MotoGP 2022.

Selain sport event, diperlukan juga pengembangan MICE tourism untuk mengisi masa jeda event olahraga. Dengan demikian, kunjungan wisatawan akan tetap ada sepanjang tahun.

(Sambutan dari Sandiaga Uno. Sumber: tangkapan layar kanal Youtube Kemenparekraf)
(Sambutan dari Sandiaga Uno. Sumber: tangkapan layar kanal Youtube Kemenparekraf)

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno secara online mengungkapkan bahwa Mandalika yang termasuk dalam cagar biosfer Rinjani telah mendapat pengakuan dunia melalui UNESCO.

Kesuksesan berbagai event olahraga internasional di destinasi Mandalika telah menunjukkan daya saingnya di mata dunia. Event internasional ini diharapkan mampu menggerakkan perekonomian dan memberikan dampak kesejahteraan bagi masyarakat lokal.

Event Olahraga dan Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Ekawati Moncarre, Country Manager Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) Perancis menyampaikan beberapa event olahraga internasional yang sukses diselenggarakan di Perancis. Antara lain, Tour de France (balap sepeda), MotoGP (balap motor), Roland Garros (tenis lapangan), FIFA World Cup (sepak bola), Paris Marathon (lari), dan sebagainya.

Perancis juga mampu memberikan value added, sehingga event olahraga bisa memberikan manfaat bagi penduduk setempat. Produk-produk dibuat selama event olahraga tersebut, seperti cangkir, kaos, dan souvenir lainnya. Juga, restoran yang membuat menu spesial yang berhubungan dengan event tersebut.

Ekawati juga mengungkapkan bahwa orang Perancis juga sangat suka pergi ke Indonesia. Saat berlibur, mereka tidak hanya tinggal di satu tempat tetapi juga mengeksplor tempat-tempat lainnya. Berbeda dengan orang Rusia atau Belanda yang biasanya menetap di satu tempat.

(Gunung Rinjani. Sumber: Indonesia.travel)
(Gunung Rinjani. Sumber: Indonesia.travel)

Pulau Lombok merupakan destinasi wisata favorit warga Perancis. Lombok menawarkan pesona alam yang beragam. Mulai dari pantai, Gunung Rinjani, hingga air terjun. Jika orang Perancis ditanya mengapa suka Lombok, mereka akan menjawab bahwa Lombok seperti Bali 30 tahun lalu. Bali semakin ramai, orang mulai cari destinasi wisata yang tidak begitu ramai.

Ini yang menjadi perbedaan pasar Asia dan Eropa. Orang Asia mencari tempat ramai, sedangkan orang Eropa mencari tempat sepi seperti alam terbuka. Gunung Rinjani di Lombok dan Gunung Ijen di Jawa Timur sangat dikenal wisatawan Eropa karena susah didaki, daripada Gunung Bromo. Mereka menyukai petualangan.

Ada tiga hal yang bisa dilakukan untuk membuat value added dari sport event di Lombok. Yaitu local product, local food, dan local tourism. Jika orang Perancis datang ke Lombok, mereka akan mencari makanan khas Lombok. Mereka tidak akan mencari pizza, ramen, atau spageti.

(Plecing kangkung, kuliner khas Lombok. Sumber: kompas.com)
(Plecing kangkung, kuliner khas Lombok. Sumber: kompas.com)

Lombok memiliki produk lokal yang potensial, seperti kopi, madu, moringa, dan lainnya yang bisa dimanfaatkan. Selain itu, Lombok juga punya kuliner khas yang bisa ditawarkan saat berlangsungnya event olahraga.

Sementara untuk local tourism, selain menawarkan keindahan alam, Lombok juga bisa menjual pengalaman. Misalnya dengan mengajak wisatawan memetik, me-roasting, hingga mencicipi kopi. Pengalaman akan memberikan sesuatu yang tidak akan dilupakan oleh wisatawan.

Keterlibatan Pelaku Ekonomi dan Masyarakat Lokal

Dr. M. Firmansyah, akademisi Universitas Mataram, memaparkan peran ekonomi lokal dalam pengembangan sport tourism. Ada keterlibatan UMKM, asosiasi perjalanan, perbankan, komunitas ekonomi kreatif, ritel dan kios lokal yang hadir di kawasan wisata.

Perlu adanya ekosistem yang mengikat dan aturan dalam mengelola kawasan tersebut. Sehingga, kehadiran kawasan Mandalika bisa menjadi pelengkap bagi kawasan lain, dan tidak menjadi pengganti. Jangan sampai kawasan Mandalika tumbuh, tetapi Senggigi atau Gili Trawangan malah turun atau bahkan menghilang.

Sedangkan Lalu Putria, budayawan Lombok, mengungkapkan perlunya menjaga kebudayaan lokal Mandalika - Lombok sebagai kekuatan dan daya tarik bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Masyarakat setempat dengan kearifan lokalnya perlu diajak dalam pembangunan pariwisata.

Analisis Sport Tourism di Mandalika

Adi Prinantyo, wartawan senior Harian Kompas, memberikan analisis SWOT terhadap sport tourism di Mandalika.

Ada beberapa kekuatan yang dimiliki KEK Mandalika yang salah satunya bersendikan Sirkuit Mandalika. Pertama, menyatu dengan pantai Mandalika yang indah. Hal ini diakui oleh para pembalap, salah satunya Jonathan Rea dari Tim Kawasaki yang menuliskan di akun media sosial bahwa ia tidak sabar ingin tampil di Sirkuit Mandalika karena keindahan pantainya.

Kedua, kualitas lintasan yang cukup baik. Saat hujan, lintasan Sirkuit Mandalika memiliki daya cengkeram terbaik di dunia. Hal ini diakui oleh para pembalap yang tampil di WSBK 2021 pada bulan November lalu, yang memuji lintasan sirkuit ini. Ketiga, antusiasme penonton domestik dan mancanegara.

(WSBK 2021 di Sirkuit Mandalika. Sumber: kompas.com)
(WSBK 2021 di Sirkuit Mandalika. Sumber: kompas.com)

Kelemahan Sirkuit Mandalika terkait kesiapan infrastruktur sirkuit yang masih perlu digenjot. Selain itu, juga infrastruktur penunjang seperti drainase, manajemen parkir, dan lainnya. Juga, kesiapan SDM sirkuit (contohnya marshal perlombaan) dan SDM non-sirkuit (penyedia hotel, homestay, dan lainnya).

Peluang yang ada yaitu potensi pariwisata lainnya seperti Borobudur Marathon yang bisa diadopsi di Mandalika. Juga, perlu mengadopsi kesuksesan di luar negeri, seperti MotoGP Jepang dan Tokyo Marathon. Sedangkan ancaman yang ada yaitu kompetitor dari negara Asia Tenggara lainnya. Misalnya Sirkuit Chang (Thailand) dan Sepang (Malaysia).

Rekomendasi yang diberikan, antara lain promosi secara komprehensif, menyiapkan infrastruktur dan SDM sirkuit, menciptakan pebalap bintang domestik yang bisa menjadi magnet kunjungan wisatawan.

Potensi Gastronomi dalam Wisata

Helianti Hilman, founder Javara mengungkapkan peluang usaha gastronomi dalam wisata minat khusus, di mana ada 4 aspek di dalamnya. Pertama, yaitu belanja. Artinya, di mana wisatawan dapat mendapatkan produk pangan. Kedua adalah makanan, di mana penting sekali untuk menyajikan makanan sesuai kebutuhan konsumen.

Yang ketiga dan keempat, yaitu pembelajaran dan pengalaman. Wisatawan tertarik untuk belajar dan mendapatkan pengalaman, dan mereka mau mengeluarkan uang lebih banyak untuk hal tersebut. Belajar dan pengalaman ini menjadi peluang bagi pelaku wisata untuk mendapatkan pemasukan lebih tinggi.

Beberapa contoh wisata gastronomi yaitu produk makanan, food workshop, kelas memasak, jamuan tematik, wisata kebun, dan lainnya. Kunci wisata gastronomi berbasis pada budaya lokal, bahan pangan lokal, melibatkan keahlian, dapat ditelusuri, dan memiliki narasi atau cerita.

Rinjani Geopark Sport Tourism Festival

Selain balap motor, Mandalika - Lombok juga memiliki potensi sport tourism lainnya. Salah satunya Rinjani Geopark Sport Tourism Festival yang diselenggarakan oleh pemprov NTB dan stakeholder terkait.

Mohammad Farid Zaini mengungkapkan bahwa festival ini memiliki 3 kegiatan utama. Yaitu, pendakian gunung, paragliding, dan bersepeda. Selain itu juga ada kegiatan tambahan, seperti catur, panahan, gasingan, egrang, bazar UMKM, dan Rinjani art camp.

Hampir seribu orang terlibat dalam festival ini. Sport tourism ini akan mengembangkan infrastruktur-infrastruktur baru, seperti jalan, jembatan, dan lainnya. Juga, menciptakan pertumbuhan ekonomi lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun