Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengangkat Pesona Danau Toba dengan Storynomics Tourism 4.0

25 September 2021   03:23 Diperbarui: 25 September 2021   03:33 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jejak kaki di Tomok, Samosir (dokumen pribadi)

Danau Toba dilihat dari Tongging (dokumen pribadi)
Danau Toba dilihat dari Tongging (dokumen pribadi)

Sementara dari segi geologis, Danau Toba terbentuk dari letusan super dahsyat. Letusan Gunung Api Purba Toba terjadi 74.000 tahun lalu, menyebabkan bagian tengah gunung menjadi ambles dan membentuk kaldera Toba. Selain itu, sebagian tanah terjungkit sehinga terbentuk Pulau Samosir. Kaldera Toba tertutup bebatuan beku yang kemudian cair dan membentuk danau.

Letusan Gunung Api Purba Toba memuntahkan material vulkanik yang menyebabkan populasi manusia di bumi menyusut hingga 60% dan diikuti terganggunya mata rantai makanan. 

Letusan ini juga membuat spesies Homo Sapiens hampir punah. Migrasi manusia modern juga terhenti, karena Homo Sapiens terisolasi di suatu tempat di Afrika. Kini hasil letusan itu membentuk sebuah Danau Toba dengan panjang 100 km, lebar 30 km, kedalaman 500 meter dengan ketinggian permukaan 900 meter.

Hadirnya storynomics tourism dapat menarik lebih banyak wisatawan datang ke DSP Toba dengan segala cerita dan sejarah besar yang dipunyainya ini. Wisatawan tidak hanya menikmati keindahan alamnya, tetapi juga tertarik untuk menelisik lebih lanjut mengenai cerita besar di balik Heritage of Toba. Jika keindahan alam bisa memuaskan mata, maka legenda dan sejarah geologis Heritage of Toba mampu menancapkan kesan kuat ke dalam hati.

Tourism 4.0, Adaptasi terhadap Perilaku yang Semakin Digital

Traveler yang didominasi oleh milenial memiliki perilaku yang sangat digital. Wajar saja, mereka adalah generasi yang sejak kecil sangat dekat dengan teknologi digital.

Dalam perilaku sehari-hari, milenial tak pernah lepas dari teknologi digital. Pun dalam berwisata, mereka akan memanfaatkan gawai dan internet. Karenanya, diperlukan tourism 4.0 untuk menjaring kelompok yang jumlahnya semakin besar serta pengaruhnya semakin kuat ini.

Keberadaan platform dan infrastruktur teknologi 4.0 menjadi vital untuk pariwisata masa kini. Kaum milenial memerlukannya untuk inspirasi berlibur, melakukan riset dan perencanaan liburan, memesan pesawat dan hotel, saat berada di airport, tiba di destinasi dan menikmatinya, hingga setelah liburan selesai. Tourism 4.0 akan meningkatkan value sebuah liburan atau wisata.

Jembatan Tano Ponggol tahun 2013 (dokumen pribadi)
Jembatan Tano Ponggol tahun 2013 (dokumen pribadi)

Pendekatan storynomics tourism dan penerapan tourism 4.0 perlu diterapkan dalam mempromosikan Wonderful Indonesia, salah satunya Danau Toba, ke level dunia. Investasi yang dibutuhkan mahal, namun manfaatnya untuk jangka panjang.

Pemerintah melalui departemen terkait telah dan sedang melakukannya secara berkesinambungan. Mulai dari pembangunan digital maupun fisik. Pembangunan digital berupa infrastruktur teknologi dan SDM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun