Meskipun mitomani adalah kondisi yang kompleks, ada beberapa pendekatan yang dapat membantu individu mengatasi kecenderungan ini:Â
Terapi Psikologis :
Terapi psikologis, seperti terapi kognitif-perilaku, dapat membantu individu mengidentifikasi pola pikir dan perilaku yang tidak sehat. Dengan bimbingan profesional, mereka dapat belajar untuk mengendalikan dorongan untuk berbohong.ÂTerapi Perilaku :
Terapi perilaku fokus pada pengembangan kemampuan untuk mengendalikan kecenderungan berbohong. Teknik-teknik ini membantu individu membangun kebiasaan baru yang lebih sehat.Â-
Pengobatan Medis :
Dalam beberapa kasus, pengobatan medis mungkin diperlukan untuk mengatasi gangguan psikologis yang mendasari mitomani, seperti depresi atau gangguan kepribadian.Â
Kesimpulan: Memahami dan Mengatasi Mitomani Â
Mitomani adalah kondisi psikologis yang kompleks dan multifaktor. Meskipun kebohongan dapat tampak sebagai sesuatu yang sepele, dampaknya pada individu dan masyarakat bisa sangat besar. Dengan memahami faktor-faktor yang memengaruhi mitomani, serta pendekatan pengobatan yang tepat, kita dapat membantu individu yang mengalami kondisi ini untuk mengatasi masalah mereka.Â
Jadi, lain kali Anda bertemu dengan seseorang yang tampaknya selalu berbohong tanpa alasan yang jelas, cobalah untuk melihat lebih dalam. Mungkin saja mereka sedang berjuang melawan kondisi psikologis yang membutuhkan pemahaman dan dukungan, bukan hinaan atau penilaian.Â
Referensi  Â
- American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders  (5th ed.). Â
- Briere, J., & Scott, C. (2015). Principles of Trauma Therapy . Â
- Decety, J., & Jackson, P. L. (2004). The Functional Architecture of Human Empathy . Â
- Gross, J. J., & Thompson, R. A. (2007). Emotion Regulation: Conceptual Foundations . Â
- Kernberg, O. F. (1984). Severe Personality Disorders: Psychotherapeutic .
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI