Istilah "Gen Z" belakangan ini telah menjadi populer karena beberapa kejadian yang terjadi di publik menyangkut istilah ini. Tetapi, apakah arti dibalik "Gen Z" tersebut ? Â Ya, Generasi Zoomers atau sering dipanggil "Gen Z" adalah kelompok generasi yang menggantikan generasi sebelumnya yaitu generasi milenial. "Gen Z' sendiri berisi orang dengan rentang tahun kelahiran 1990-2010, yang dimana pada saat ini kebanyakan usia produktif dikuasai oleh "Gen Z". Artian "Gen Z" ini tidak hanya terbatas dari rentang umur saja. Tetapi lebih kepada sifat dan tanggapan generasi ini mengenai pertumbuhan teknologi serta era digital saat ini.Â
Sifat dan tanggapan "Gen Z" ini tidak jauh dari adanya intervensi dari pertumbuhan teknologi. "Gen Z" yang lebih pandai dalam menggunakan gadget menjadikan mereka lebih cenderung mengikuti hal yang sedang trending atau kekinian berdasarkan media sosial di gadget mereka. Salah satu  contoh dari trend ini adalah trend mencoba makanan yang sedang viral di media sosial.Â
Trend-trend yang timbul dan bergantian secara cepat ini mempengaruhi tanggapan mereka serta reaksi mereka dalam menyikapi suatu hal. "Gen Z" cenderung lebih menyukai hal yang serba instan. Hal lain seperti cepatnya informasi beredar melalui media sosial, aplikasi pesan antar online, dan teknologi yang membuat semua menjadi serba instan menimbulkan rasa ingin serba cepat pada generasi ini.
"Gen Z" hidup di masa globalisasi yang dipenuhi dengan kemajuan teknologi pesat. Teknologi-teknologi yang berkembang ini memberikan rasa kenyamanan bagi para penggunanya. Contohnya adalah teknologi aplikasi marketplace atau tempat berbelanja secara online. Aplikasi ini memungkinkan penggunanya untuk membeli dan "mengunjungi" toko secara online atau daring.Â
Hal ini memberikan kemudahan bagi penggunanya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Aplikasi ini memungkinkan bagi penggunanya untuk membeli segala macam kebutuhan tanpa adanya batasan. Terlebih dengan adanya fitur bernama paylater yang memberikan penggunanya kemudahan dalam bertransaksi dengan cara membiarkan pengguna untuk membayar tagihan di hari yang mendatang. Namun, penggunanya terutama "Gen Z" Â yang ingin mengikuti hal yang sedang trending setiap saat justru menggunakan fitur ini dengan tidak bertanggung jawab.
Gaya hidup Gen Z
Kenapa paylater bisa bikin Gen Z jadi generasi yang miskin? Tujuan hidup kebanyakan orang adalah dengan bekerja keras agar bisa dapat menabung sebanyak - banyaknya sehingga mereka bisa lebih awal pensiun. Tetapi generasi z melakukan sebaliknya, mereka tidak suka dengan cara hidup seperti itu. Mereka lebih memilih untuk mengeluarkan uang mereka untuk sekarang demi kesenangan pribadi. Gaya hidup "Gen Z" ini disebut dengan gaya hidup soft saving, yaitu menyisihkan uang lebih sedikit untuk masa pensiun dan lebih memilih untuk  menggunakan uang mereka saat ini.Â
Gaya hidup ini merupakan gaya hidup yang lebih santai dan kehidupan yang mengutamakan kenyamanan dan rendah stress. Kehidupan ini juga lebih mementingkan perkembangan individu dan kesehatan mental karena rendahnnya kemungkinan terkena stress. "Gen Z" juga memakai gajinya lebih untuk kepuasan diri sendiri seperti hobi, pakaian, bahkan barang barang yang tidak terlalu penting. Walaupun Generasi Z menabung lebih sedikit, bukan artinya mereka hidup dari kebergantungan gaji perbulan mereka. Tetapi "Gen Z" justru cenderung untuk menyesuaikan denga kemampuan mereka dan memperhatikan peningkatan pengeluarannya.
Menurut intuit yang dimana perusaahan untuk menganalisa finansial menggunakan software, mengatakan bahwa sekitar 47% generasi milenial dan 40% generasi Z menyatakan kebutuhannya untuk memiliki uang untuk mengejar minat atau hobi mereka, dibandingkan dengan hanya 32% generasi X dan 20% generasi boomer.Â
Tidak seperti generasi sebelumnya, seperti baby boomers dan generasi X, Â tumbuh dalam era dimana teknologi belum serumit sekarang. Generasi sebelumnya lebih terbiasa dengan bentuk komunikasi yang lebih lambat, seperti berkomunikasi memakai surat atau panggilan telepon biasa.Â
Dalam menggunakan teknologi, generasi sebelumnya tidak secepat sekarang dan tidak terlalu terhubung secara instan melalui media sosial. Contohnya seperti pada generasi baby boomers mereka hidup dalam era dimana televisi dan radio menjadi bentuk utama untuk mendapatkan informasi, namun teknologi ini masih relatif terbatas, serta pada generasi X mereka merasakan awal dari revolusi teknologi komputer.Â
Perbedaan Gen z dari pendahulunya
Berbeda dengan "Gen Z" yang merupakan generasi pertama yang tumbuh dengan perangkat genggam yang sangat canggih seperti smartphone. Mereka menggunakan perangkat ini untuk berkomunikasi, mengakses konten, dan menjalankan berbagai aplikasi. "Gen Z" tumbuh dengan perkembangan internet yang pesat dan media sosial. Mereka memiliki akses instan ke informasi dan terhubung secara global melalui platform seperti Facebook, Instagram, dan Twitter. Kelebihan-kelebihan tersebut menjadikan "Gen Z" lebih unggul dalam aspek teknologi dibandingkan dengan generasi sebelumnya.Â
Sifat keinstanan dari "Gen Z" ini bersifat relatif dan tergantung pada pandangan masing-masing orang. Sifat keinstanan ini dapat membawa hal positif seperti dapat memungkinkan "Gen Z" untuk terhubung dengan dunia lebih cepat sehingga dapat memperluas wawasan mereka. Selain itu juga sifat keinstanan "Gen Z" dapat mendorong inovasi dan kemajuan diberbagai bidang dalam teknologi, contohnya pendidikan, bisnis, dan sebagainya, serta "Gen Z" ini dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi, sehingga "Gen Z" dianggap sebagai keunggulan didalam era yang terus akan berubah.Â
Teknologi memang sangat membantu kita dalam berbagai aspek kehidupan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Teknologi dapat membuat kita menjadi maju menjadi lebih baik kedepannya juga dapat membawa kita kedalam hal yang salah dan membawa dampak buruk kepada penggunanya.Â
Semua ini tergantung dari bagaimana kita sebagai penggunanya menyikapi perubahan dan keberadaan teknologi tersebut. Sebagai manusia di era perkembangan teknologi yang kian memesat, kita harus menyikapinya dengan baik dan bijaksana. Kita tidak boleh larut dalam kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan oleh teknologi tersebut. Jangan sampai kita sebagai penggunanya justru menjadi yang "digunakan" secara negatif oleh teknologi. Sepatutnya kita menggunakan teknologi untuk kemajuan umat manusia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI