Mohon tunggu...
Dandelion
Dandelion Mohon Tunggu... -

a dreamer, an explorer, and a human, of course. :p

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimana Bila Cintaku Padanya Lebih Besar dari Cintaku PadaMu?

30 Desember 2017   13:33 Diperbarui: 30 Desember 2017   21:13 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada langit biru di atas pematang sawah

Aku tertegun penuh tanya

Betapa indah dunia yang Engkau ciptakan

Apakah ini semua benar-benar diperuntukkan untukku, ciptaan-Mu?

Segala puji bagi-Mu, Penciptaku.

Yang juga menciptakan aku untuk melengkapinya

Agar hatinya tenteram dan tenang di alam ini

Namun, kekhawatiran seketika menyeruak

Bagaimana bila aku menemaninya semakin larut dalam dunia?

Sejauh manakah batasanku untuk menentramkannya?

Bilakah saat ia dianggap khilaf dan larut dalam dunia?

Tidak apa-apakah menghadirkan ia di tengah-tengah aku dan Engkau, Tuhanku?

Bagaimana bila cintaku padanya lebih besar ketimbang cintaku pada-Mu?

Baru kurasakan saat ini untuk pertama kalinya, rasa rindu yang tidak bisa dihindari pada ciptaan-Mu

Bagaimana mungkin aku tidak rindu pada hari akhir, juga pada-Mu kini?

Seolah berharap dunia ini untukku selamanya akan begini

Bila sudah begini, pertanyaanku menyudut lagi

Jadi, untuk apa Engkau ciptakan aku di dunia ini?

Lalu, untuk apa Engkau takdirkan aku sebagai pendampingnya?

Aku lalu diingatkan, jawabnya satu, untuk beribadah kepada-Mu.

Lalu bagaimana dengan rasa yang Engkau titipkan pada hamba-Mu yang telah condong pada ia yang Kau ciptakan?

Sebentar, Engkau mengatakan itu ujian di dunia

Lalu, Kau juga bilang, itu untuk penentram di dunia

Jadi, apakah ini sejenis ibadah yang tetap ada ujiannya namun tetap harus dinikmati agar tujuan ibadah (yakni menentramkan hati) bisa tercapai?

Sepertinya begitu.

Segala puji bagi-Mu karena sesungguhnya segala aturan dari-Mu pada akhirnya untuk kebahagiaan manusia itu sendiri.

Namun, untuk menjaganya, manusia perlu melihat batasan-batasan dan anjuran-anjuran di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun