Mohon tunggu...
Danang Hamid
Danang Hamid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, father of three and coffee

Voice Over Indonesia Talent, Radio, Father of three and Black coffee

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Desa Bolang Selesaikan Mushola dengan Cara Suprarasional

3 Desember 2019   17:05 Diperbarui: 3 Desember 2019   17:51 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sunset di Bukit Kompos (Dokpri)

Saat ini rata-rata pengunjung Bukit Kompos mencapai 75 orang di akhir pekan setiap harinya. Puncak keramaian terjadi setelah Shalat Ashar sampai menjelang Magrib, di waktu inilah puncak pergerakan angin maksimal sehingga suara putaran kolecer terdengar hebat. 

Belum ada tarif atau tiket masuk untuk wisata Bukit Kompos ini, keterbatasan air dan Mushola menjadi masalah urgen Bukit Kompos, pasalnya pengunjung harus ke pemukiman untuk menunaikan Shalat dengan jarak lebih dari 1KM. 

Kondisi ini tersebut membuat Bumdes bertekad membangun Mushola dengan cara suprarasional, yaitu dengan cara menenggelamkan akal/logika dan menguatkan hati, Bumdes mengutamakan membangun Mushola dengan cara swadaya dan modal nol rupiah.

Proses Pembangunan Mushola Bukit Kompos | dokpri
Proses Pembangunan Mushola Bukit Kompos | dokpri
Pembangunan Mushola Bukit Kompos pun dimulai pada tanggal 7 November 2019 dan telah diresmikan pada Kamis malam, 28 November 2018 dengan nama Mushola Alfatih. 

Yang menarik! Semua bahan baku kayu, bambu dan lain-lain berikut anggaran operasional pembangunan merupakan bantuan masyarakat secara swadaya.

"Ada dua pendekatan yang kami lakukan agar Mushola ini selesai, pertama zikir kedua sodaqoh. Siang hari warga berbondong-bondong bekerja membangun mushola, malam hari beberapa warga melakukan zikir bersama secara rutin. Kami yakin dengan Zikir semua urusan selesai. Orang rasional menyelesaikan masalah dengan akalnya, orang suprarasional menyelesaikan masalah dengan hatinya. Bagi kami, zikir adalah cara agar hati kita kembali bersih, kalau sudah bersih maka akan ikhlas. Nanti jalannya Allah yang berikan dengan cara tidak terduga" ujar Eko Yulianto, putra daerah sekaligus akademisi yang menjadi konsultan Bumdes yang juga aktif menjadi peneliti suprarasional. 

"Biaya pembangunan Mushola mencapai 12 jutaan, semuanya itu adalah bantuan masyarakat, kebanyakan putra daerah yang merantau dan ada juga yang tidak kenal tetapi ikut donasi" ditambahkan Karsoyo. 

"cara berpikir suprarasional merupakan metode menyelesaikan masalah dengan cara memperbanyak tabungan jiwa dan mencari jalan melalui perantaraan berbagai kebaikan sehingga menjadikan seseorang beruntung", terang Eko Dosen Pendidikan Matematika Universitas Siliwangi yang mendalami ilmu Suprarasional dari gurunya, Ridwan Hasan Saputra, Direktur Eksekutif Klinik Pendidikan MIPA.

dokpri
dokpri
Jika selama ini manusia kebanyakan hanya mengenal tabungan dunia yakni berupa tabungan bank berupa uang atau barang, maka pastilah ada yang disebut tabungan jiwa yakni tabungan pahala yang berasal dari amalan baik manusia dan tabungan raga. Ide cara berpikir suprarasional, kabarnya kini mulai merambah ke Filipina. 

Ridwan pernah menjelaskan kepada republika bahwa ia berharap hal tersebut menjadi pertanda positif, sehingga semakin meneguhkan keyakinan bahwa ilmu cara berpikir suprarasional bersifat universal dan dapat bermanfaat bagi semua kalangan lintas bahasa, lintas agama, bahkan lintas bangsa.

Kembali ke Bolang

Bahwa salah satu program utama Bumdes Desa Bolang adalah membentuk Agrowisata Bukit Kompos. Dengan hanya bermodalkan lahan desa sekitar 4Ha, Bumdes telah mengambil inisiatif untuk menyulap Bukit Kompos dari perkebunan konvensional menjadi Destinasi Agrowisata berkearifan. Pembangunan Mushola merupakan prioritas utama, melihat jumlah pengunjung Puncak Kompos saat ini mencapai limapuluh-an setiap harinya, padahal fasilitas masih seadanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun