Mohon tunggu...
Danang Hamid
Danang Hamid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, father of three and coffee

Voice Over Indonesia Talent, Radio, Father of three and Black coffee

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Desa Bolang Selesaikan Mushola dengan Cara Suprarasional

3 Desember 2019   17:05 Diperbarui: 3 Desember 2019   17:51 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sunset di Bukit Kompos (Dokpri)

"Cara Suprarasional terbukti bisa selesaikan pembangunan Mushola dengan nol rupiah dan mendatangkan Kadisporapar ke bukit Kompos, Desa Bolang, Dayeuhluhur Cilacap" 

-Warga Bolang-

Nol Rupiah

Pergerakan Bumdes Desa Bolang, Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap semakin progresif dalam mewujudkan mimpi-mimpinya, terutama untuk mengembangkan agrowisata di Puncak Kompos. Kini, agrowisata dicanangkan menjadi semacam ladang andalan bagi desa-desa yang memiliki potensi demi mewujudkan geliat ekonomi desa yang berdampak pada warga dan lingkungan sekitar. 

Mimpi tersebut logis saja, bila dikaitkan dengan optimisme bahwa sektor wisata diyakini para ekonom bisa mendongkrak perekonomian masyarakat lebih cepat dibanding beberapa sektor lainnya. Namun, terkadang mereka berangkat dengan nol rupiah untuk pengadaan sarana dan prasarana, kondisi ini telah terjadi di kawasan Ciakar, Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya. 

Kondisi yang sama terjadi di puncak bukit Kompos, Desa Bolang, Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Bedanya, Bolang menerapkan sebuah pola pikir beyond rational dalam mencapai tujuan dengan melibatkan masyarakat. 

"Jika Bumdes bekerja menunggu dana Bumdes cair itu rasional, apalagi ketua Bumdes yang ditugasi Kepala Desa adalah baru. Kami justru ingin bekerja dengan cari yang tidak rasional, kita kerjakan secepat mungkin tanpa menunggu adanya dana Bumdes dari Desa untuk mengembangkan Puncak Kompos. Kita kerja sejak awal Juli 2019 dan hingga saat ini belum menerima dana Bumdes" cerita Karsoyo, Ketua Bumdes Bolang Jaya. 

Berbekal spirit dan keyakinan, Ketua Bumdes memegang prinsip kuat untuk membangun desa. 

"Saya orang bodoh dan tidak pernah terlibat aktif di desa, sebelumnya, sudah tiga kali Saya diminta bergabung mengembangkan desa, namun Saya bilang masih banyak orang lain yang mau. Atas dorongan dari para pemuda dan warga lainnya akhirnya Saya menerima untuk bergabung memajukan desa melalui Bumdes. Karena Saya orang bodoh, saya memegang prinsip Bodo Alewoh" kata dia dengan nada bergurau. 

"Saya tinggal kampung, sedangkan banyak putra daerah yang merantau dan pastinya punya banyak jaringan, tinggal kontak aja mereka pasti mereka peduli untuk memajukan desa" jelas Karsoyo.

Saat ini rata-rata pengunjung Bukit Kompos mencapai 75 orang di akhir pekan setiap harinya. Puncak keramaian terjadi setelah Shalat Ashar sampai menjelang Magrib, di waktu inilah puncak pergerakan angin maksimal sehingga suara putaran kolecer terdengar hebat. 

Belum ada tarif atau tiket masuk untuk wisata Bukit Kompos ini, keterbatasan air dan Mushola menjadi masalah urgen Bukit Kompos, pasalnya pengunjung harus ke pemukiman untuk menunaikan Shalat dengan jarak lebih dari 1KM. 

Kondisi ini tersebut membuat Bumdes bertekad membangun Mushola dengan cara suprarasional, yaitu dengan cara menenggelamkan akal/logika dan menguatkan hati, Bumdes mengutamakan membangun Mushola dengan cara swadaya dan modal nol rupiah.

Proses Pembangunan Mushola Bukit Kompos | dokpri
Proses Pembangunan Mushola Bukit Kompos | dokpri
Pembangunan Mushola Bukit Kompos pun dimulai pada tanggal 7 November 2019 dan telah diresmikan pada Kamis malam, 28 November 2018 dengan nama Mushola Alfatih. 

Yang menarik! Semua bahan baku kayu, bambu dan lain-lain berikut anggaran operasional pembangunan merupakan bantuan masyarakat secara swadaya.

"Ada dua pendekatan yang kami lakukan agar Mushola ini selesai, pertama zikir kedua sodaqoh. Siang hari warga berbondong-bondong bekerja membangun mushola, malam hari beberapa warga melakukan zikir bersama secara rutin. Kami yakin dengan Zikir semua urusan selesai. Orang rasional menyelesaikan masalah dengan akalnya, orang suprarasional menyelesaikan masalah dengan hatinya. Bagi kami, zikir adalah cara agar hati kita kembali bersih, kalau sudah bersih maka akan ikhlas. Nanti jalannya Allah yang berikan dengan cara tidak terduga" ujar Eko Yulianto, putra daerah sekaligus akademisi yang menjadi konsultan Bumdes yang juga aktif menjadi peneliti suprarasional. 

"Biaya pembangunan Mushola mencapai 12 jutaan, semuanya itu adalah bantuan masyarakat, kebanyakan putra daerah yang merantau dan ada juga yang tidak kenal tetapi ikut donasi" ditambahkan Karsoyo. 

"cara berpikir suprarasional merupakan metode menyelesaikan masalah dengan cara memperbanyak tabungan jiwa dan mencari jalan melalui perantaraan berbagai kebaikan sehingga menjadikan seseorang beruntung", terang Eko Dosen Pendidikan Matematika Universitas Siliwangi yang mendalami ilmu Suprarasional dari gurunya, Ridwan Hasan Saputra, Direktur Eksekutif Klinik Pendidikan MIPA.

dokpri
dokpri
Jika selama ini manusia kebanyakan hanya mengenal tabungan dunia yakni berupa tabungan bank berupa uang atau barang, maka pastilah ada yang disebut tabungan jiwa yakni tabungan pahala yang berasal dari amalan baik manusia dan tabungan raga. Ide cara berpikir suprarasional, kabarnya kini mulai merambah ke Filipina. 

Ridwan pernah menjelaskan kepada republika bahwa ia berharap hal tersebut menjadi pertanda positif, sehingga semakin meneguhkan keyakinan bahwa ilmu cara berpikir suprarasional bersifat universal dan dapat bermanfaat bagi semua kalangan lintas bahasa, lintas agama, bahkan lintas bangsa.

Kembali ke Bolang

Bahwa salah satu program utama Bumdes Desa Bolang adalah membentuk Agrowisata Bukit Kompos. Dengan hanya bermodalkan lahan desa sekitar 4Ha, Bumdes telah mengambil inisiatif untuk menyulap Bukit Kompos dari perkebunan konvensional menjadi Destinasi Agrowisata berkearifan. Pembangunan Mushola merupakan prioritas utama, melihat jumlah pengunjung Puncak Kompos saat ini mencapai limapuluh-an setiap harinya, padahal fasilitas masih seadanya. 

Bahkan, di akhir pekan jumlahnya lebih banyak lagi dan rata-rata pengunjung ingin menyaksikan indahnya Sunset di atas ketinggian. 

"Matahari tenggelam itu kan tanda waktu Maghrib dan otomatis mereka harus difasilitasi untuk sholatnya, Mushola itu harus diutamakan mengingat lima waktu umat Islam harus Sholat. Harus utama karena ini kewajiban," ujar Karsoyo.

Kunjungan Kadisporapar, Kabid Promosi Pariwisata, Kabid Ekonomi Kreatif, Camat Dayeuhluhur, BPD Desa Bolang, LPMD Desa Bolang, Sekdes Bolang dan BUMDES Bolang | dokpri
Kunjungan Kadisporapar, Kabid Promosi Pariwisata, Kabid Ekonomi Kreatif, Camat Dayeuhluhur, BPD Desa Bolang, LPMD Desa Bolang, Sekdes Bolang dan BUMDES Bolang | dokpri
Kunjungan Tiba-tiba

Dengan kegiatan shalat berjamaah, zikir dan tawasul bersama Mushola Alfatih diresmikan. Tak sampai satu hari setelahnya, Kepala Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata Kabupaten Cilacap, Heru Harjanto, melakukan kunjungan ke Bukit Kompos pada Jumat, 29 November 2019. Hal ini bagi Eko Yulianto dan Warga Bolang menjadi bukti penguat bahwa cara-cara suprarasional itu mampu menarik perhatian pemerintah sehingga mereka melakukan kunjungan kerja ke Bukit Kompos. 

Didampingi oleh Kabid Promosi Pariwisata, Kabid Ekonomi Kreatif dan Camat Dayeuhluhur, Hari Winarno, Heru memberikan evaluasi dan arahan tentang potensi wisata Bukit Kompos Desa Bolang. 

"Saya sangat terkesan dengan keindahan Bukit Kompos, ini luar biasa,"ujar Heru, Kadisporapar Cilacap dengan antusias.

Menurutnya, kawasan Bukit Kompos hanya perlu pengembangan yang serius dengan segala potensi yang dimilikinya bisa menjadi magnet wisata yang hebat. Heru mengatakan kunci tempat wisata memuat tiga unsur atraksi, " yaitu ada spot-spot selfie unggulan yang indah,  ada wahana edukasinya, dan ada kearifan lokalnya termasuk bagaimana keramahtamahan warga ssekitar" kata dia, Heru pun nantinya akan mengedukasi masyarakat Bolang menjadi warga sadar wisata.  Rencananya pada 6 Desember ini menyelenggarakan Forum Masyarakat Pariwisata Cilacap, bertempat  di Pendopo Kecamatan Dayeuhluhur. 

"Pokoknya dari Bumdes Bolang ini wajib hadir ya" Heru berharap.

Wawan Setiawan, Dosen Muda Unsil berikan seminar pentingnya pertanian organik (25/8/19) | dokpri
Wawan Setiawan, Dosen Muda Unsil berikan seminar pentingnya pertanian organik (25/8/19) | dokpri
Bagi Bumdes Bolang,  Bukit Kompos memenuhi 3 unsur yang disampaikan Kadisporapar dan pihaknya optimis dalam waktu singkat Bukit Kompos berkembang pesat berpotensi menjadi desa wisata andalan. 

Spot-spot selfie di Bukit Kompos telah banyak menarik wisatawan mulai dari pesona kolecer, kebun kopi, terlebih saat Sunset setiap pengunjung mengambil moment untuk mengabadikannya dengan ponsel kamera dan DSlR. 

Bumdes pun berencana membangun kolam renang keluarga di atas Bukit Kompos, taman bermain dan taman buah. 

Dari aspek edukasi, Bumdes Bolang akan memperkenalkan teknik olah kopi permentasi berbasis riset. 

"Nanti kita buka Bolang Institute, itu mimpinya, kita buka kelas kuliah pertanian setiap hari Sabtu, mahasiswanya para petani di Desa Bolang, yang ngajar nanti dosen-dosen dari Unsil dan IPB. Mungkin nanti kita undang LIPI juga untuk berikan seminar pertanian. Yang pasti, prinsip kerjanya memperkenalkan cara riset dan teknologi ke petani supaya mereka kenal pertanian organik yang modern. Masalah besar kita selama ini adalah ketergantungan pupuk kimia, untuk itu langkah awal kita mulai penyadaran bahaya pupuk kimia ke petaninya dulu. Ini sudah kita mulai 1 kali tangga 25 Agustus lalu" papar Eko, agen intelektual yang banyak mendorong pergerakan Bumdes Bolang. 

Dari aspek kearifan lokal, wilayah Bukit Kompos Desa Bolang merupakan situs sejarah perjuangan dan pengungsian warga jaman DI/TII, di sana terdapat 2 situs keramat Desa Bolang. Selama ini kondisi situs tersebut belum terlihat dipelihara khusus. Melalui pengembangan Bukit Kompos diharapkan situs-situs tersebut dilestarikan lebih baik.

Kadisporapar dan Camat Dayeuhluhur Jajali Kopi Bolang Olahan BUMDES | dokpri
Kadisporapar dan Camat Dayeuhluhur Jajali Kopi Bolang Olahan BUMDES | dokpri
Pada kunjungan tersebut, Ketua Bumdes menyampaikan bahwa ia mendapatkan amanat dari kepala desa untuk merawat dan mengembangkan tanah Bukit Kompos seluas 4Ha. Hal tersebut dibenarkan oleh Sarjono, Sekdes Bolang, 

"Status tanah ini adalah tanah desa, tercatat administrasinya namun belum sertifikat. Saat ini sedang ada program sertifikasi tanah dan sedang kita ajukan juga untuk tanah Bukit Kompos ini supaya keluar sertifikatnya. Melihat pergerakan Bumdes belakangan ini, kami yakin Bukit Kompos akan berkembang. Bahkan terakhir kami menerima laporan penyusunan peta tanah oleh Bumdes yang dibantu Himpunan Mahasiswa Dayeuhluhur (HIMADA). Uji tanah di LAB IPB pun sudah diajukan sekarang sedang menunggu hasilnya, terakhir ketika survei secara sepintas ketinggian dan kondisi tanah cocok untuk Kopi Robusta," kata dia.

Kadisporapar dan Camat Dayeuhluhur Jajali Kopi Bolang Olahan BUMDES | dokpri
Kadisporapar dan Camat Dayeuhluhur Jajali Kopi Bolang Olahan BUMDES | dokpri
Pada kunjungan kerja tersebut Kadisporapar mencicipi Kopi Bolang, salah satu produk yang akan jadi andalan Bumdes. kopi tersebut diolah dari awal hingga proses roasting oleh Bumdes Bolang. 

Sebelumnya, Bumdes Bolang mendatangkan 4 orang pegiat dan pemerhati Kopi dari Tasikmalaya untuk memberikan pelatihan kepada pengelola Bumdes guna belajar memahami ilmu roasting kopi. Dari pegiat kopi Tasikmalaya-lah Bumdes Bolang belajar mengolah kopi. 

Ada 3 jenis Robusta yang diolah oleh Bumdes Bolang, yakni kopi endemik Bukit Kompos, Kopi Cilumping dan Kopi Cibebera. 

Melalui 3 varietas kopi tersebut Bumdes Bolang akhirnya melakukan eksperimen pengolahan kopi diantaranya dengan melakukan permentasi kopi selama 35 hari untuk mendapatkan  karakter winey dan lain-lain

"Ini Robusta mantap, berkarakter, dan khas. Tinggal cupping lalu promosi beneran aja kalau sudah ada modal. Nanti sinergi dengan pihak desanya ya mas"saran Kadisporapar. "Nah ini kan sudah ada produknya, tinggal bikin kelompok sadar wisatanya mas, namanya POKDARWIS. Itu SK-nya dari Kepala Desa. Nanti setelah itu ada POKDARWIS SK Bupati, kalau sudah terbentuk ini nanti kita bisa maju untuk mengambil berbagai peluang" kata Kabid Promosi Pariwisata Kabupaten Cilacap.

Ketua Bumdes Bolang, Akademisi Putra Daerah (Peneliti Suprarasional), Sekdes Bolang, Camat Dayeuhluhur dan Ketua BPD Desa Bolang | dokpri
Ketua Bumdes Bolang, Akademisi Putra Daerah (Peneliti Suprarasional), Sekdes Bolang, Camat Dayeuhluhur dan Ketua BPD Desa Bolang | dokpri
Diskusi panjang  pun terjadi di Bukit Kompos, hal ini bagi warga Bolang merupakan representasi pemerintahan Kabupaten Cilacap, dimana kunjungan rombongan pemerintahan berkeliling melihat dan meninjaubruas-ruas wilayah bukit kompos dengan berjalan kaki untuk mengenali potensi lebih detail lagi.  Tingkat kemiringan lereng Bukit Kompos yang cukup tajam pun tidak membuat rombongan lelah, tetapi terlihat sebaliknya menambah ssemangat dalam menggali potensi Bukit Kompos yang masih asri.

"Ini luar biasa, super! Daerah-daerah di Dayeuhluhur ini berpotensi wisata. Tadi Pak Kadis sudah berikan arahan, kita sambut. Kalau bisa Bumdes sering hadir di acara-acara komunitas wisata. Besok hadir ya, kebetulan acaranya di Pendopo Kecamatan Dayeuhluhur"respon Camat muda Dayehluhur yang baru bertugas sekira 2 bulan tersebut. 

Dukungan tersebut seakan menambah semangat bagi Bumdes Bolang untuk terus melangkah menggapai mimpinya dalam mengembangkan potensi daerahnya. Pengembangan Desa Wisata bukanlah hal yang mudah dan instan terlebih jika sekaligus ingin merawat kearifan lokal-nya. 

Namun langkah yang tidak pernah berhenti diyakini akan membawa harapan menjadi kenyataan. 

Salam bangga mbangun desa!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun