Mohon tunggu...
Damarra Kartika
Damarra Kartika Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi dengan Konsentrasi Studi Komunikasi Massa dan Digital Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

PDKT Asyik dengan Penonton ala "Story of Kale"

25 November 2020   22:42 Diperbarui: 25 November 2020   22:54 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelaksanaan shooting hingga peluncuran film di tengah pandemi tidak membuat cerita si Kale kehilangan peminat. Sosoknya yang menjadi pemanis berparas menawan dalam NKCTHI (2019), membuat cerita tentangnya banyak dinantikan. 

Awal Story of Kale: When Someone's in Love (2020) 

Sejak 19 September 2020, media sosial saya cukup ramai dengan hadirnya contekan tentang salah satu film Indonesia yang sedang dalam tahap shooting. Munculnya akun Instagram @storyofkale disambut meriah oleh masyarakat, terlebih penikmat NKCTHI (2019). Story of Kale (2020) berkisah tentang masa lalu salah satu pemeran dalam film NKCTHI (2019), yakni Kale yang diperankan oleh Ardhito Pramono. 

Pernyataan viral "aku nggak mau punya tanggung jawab atas kebahagiaan orang lain", yang dilontarkan Kale kepada Awan (Rachel Amanda) ternyata terjadi dengan latar belakang panjang. Antusiasme masyarakat pada NKCTHI (2019) inilah yang membuat Angga Dwimas, sang sutradara menggarap cerita masa lalu Kale. 

Film Indonesia Produksi Pandemi Pertama

Melakukan shooting di tengah pandemi tentu menjadi challenge tersendiri bagi Angga. Protokol kesehatan dengan ketat tetap dilakukan oleh tim Visinema Picture dan Story of Kale. Mulai dari swab test untuk seluruh kru sebanyak lima hingga enam kali hingga karantina selama 30 hari (Syuting Story of Kale, 2020). 

Selain proses pra dan produksi yang membutuhkan usaha ekstra, tahap pasca produksi juga harus memutar otak lebih untuk menyebarkan cerita tentang Kale. Salah satu hal yang diterapkan Story of Kale (2020) adalah spasialisasi. 

Spasialisasi merupakan proses mengenalkan film dalam realitas sosial (Mosco, 1996, h. 5). Hal ini dilakukan oleh media kepada audiens dengan tujuan memperkenalkan produk media terkait. Adanya teknologi komunikasi saat ini, menjadikan audiens menerima produk yang tidak terbatas ruang dan waktu. 

Si Kale Ngapain Aja?


Selain membuat akun Instagram, Story of Kale (2020) juga menawarkan pengalaman promo film yang berbeda. Tokoh Kale dalam cerita, seolah dihadirkan langsung melalui dunia maya dengan media sosial. Caranya? Sosok Kale bahkan dibuatkan akun Twitter dan Instagram sendiri oleh tim. 

Akun Instagram dan Twitter Kale bernama @jurnalkale. Dengan pendekatan berupa interaksi, kedua akun media sosial ini berhasil menarik banyak pengikut. Pada Instagram, Kale sudah memiliki 14,9 ribu pengikut. Sementara pada akun Twitter 1.998 pengikut. 

Interaksi yang dilakukan oleh Kale di Instagram dan Twitter tentu berbeda. Pada Instagram, Kale lebih menunjukkan sisi visualnya, sementara pada Twitter, Kale cenderung menulis. Tulisan yang diunggah pun sederhana, namun sesuai dengan perasaan banyak anak muda saat ini. 

Penyesuaian karakter Kale dalam Instagram dan Twitter ini tentu telah diriset terlebih dahulu. Twitter memang media yang menjadi tempat orang untuk menulis dan cenderung membaca. Minim visual. Sementara Instagram, merupakan media untuk "pamer" visual. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun