Mohon tunggu...
Dail Maruf
Dail Maruf Mohon Tunggu... Guru - Ketua Yayasan Semesta Alam Madani Kota Serang

Guru pembelajar, motivator, dan penulis buku dan artikel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tak Terbayangkan Punya Sekolah Sendiri

1 Februari 2023   21:21 Diperbarui: 1 Februari 2023   21:31 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku jawab : "sudah 12 tahun Bos, kenapa?".  Agis bertanya lagi :  "Berapa gaji abang sekarang?"  Saya  jawablah sejujurnya, sontak ia kaget dan langsung bilang : ' Bang sudah ya, ikuti saran saya : " Keluar saja sekarang, dan kita bikin Sekolah, disini  terus pun, tak akan banyak peningkatan bagi kesejahteraan abang dan keluarga"

whatsapp-image-2023-01-18-at-15-15-02-63da73e54addee226d10b862.jpeg
whatsapp-image-2023-01-18-at-15-15-02-63da73e54addee226d10b862.jpeg
sumber : Dokpri

            Aku renungkan : " Benar juga, karena yang lebih senior dari saya pun hanya beda sedikit dari gajiku.  Aku balik tanya : " terus nafkah untuk kelurgaku darimana?".  Aman bang, dari Agis insya Allah meski pun tak sebesar dari Al Azhar namun setelah 2 atau 3 tahun yakin akan lebih besar dari guru yang seangkatan abang".

            Pembicaraan kami bertepatan dengan tanggal 24 Desember 2021 sehari sebelum umat Kristen merayakan Natal. Agis WA japri bahwa kalau bisa tanggal 1 Januari 2022 sudah mulai kerja bikin Sekolah, dan segera resign dari Al Azhar Serang. Akhirnya dengan bismillah, saya nekat mengundurkan diri secara tertulis tanggal 27 Desember 2021 dan terhitung 1 Januari 2022 saya tak masuk lagi mengajar di sana.

            Dalam sejarah pengunduran diri guru di Al Azhar Serang, saya masuk yang paling  ekstrim, tanpa minta persetujuan dan langsung off. Saya pikir kenapa harus nunggu di Acc, toh faktanya jika Yayasan mengeluarkan guru pun, tak pernah kasi kesempatan untuk cari tempat ngajar baru. Jadi anggap saja impas, balasan dari sekian banyak temanku yang lebih dari 20 orang dikeluarkan tanpa punya hak jawab atas kesalahan yang dituduhkan.

            Membangun Sekolah dari Nol, bahkan lahan yang akan dijadikan lokasi saja belum ada, bagi sebagian orang mungkin akan putus asa. Namun tidak bagiku. 4 Bulan pertama aktifitas membuat akta notaris Yayasan Semesta Alam Madani (YASALAM), mencari tempat yang bisa dipakai sementara untuk buka sekolah dengan harga murah, dan mengurus perijinan ke Dinas Pendidikan Kota Serang menjadi aktifitas harianku.

            Sambil menunggu  sekolah itu ada, aku bantu di Klinik PKU Muhamadiyah dan Apotek Berkah yang dikelola Agis sebagai Manajer Program Fundrising Pengobatan Gratis bagi Fakir Miskin dan Du'afa. Alhamdulillah dari  Januari  - Juni 2022 berjalan lancar, dana dari donator masuk tiap bulan bisa bantu 30-50 pasien.

whatsapp-image-2023-01-18-at-14-05-27-63da73ff08a8b55c80444393.jpeg
whatsapp-image-2023-01-18-at-14-05-27-63da73ff08a8b55c80444393.jpeg
sumber : dokpri

            Bahkan pada 1 Maret 2021 saat banjir bandang menenggelamkan hampir sebagian rumah warga Kota Serang, YASALAM yang baru berdiri beberapa bulan menjadi Sekolah yang aktif membantu korban banjir baik bagi Sembako, Dapur Umum, Pakaian layak pakai dan pengobatan gratis, bahkan di bulan Maret 2022 Program tersebut mampu membantu hingga 200 pasien. Sempat defisit namun ada hamba Allah yang melunasi utang berobat Fakir Miskin ke PKU Muhamadiyah.

            Rupanya motto " Man jadda wajada"  atau siapa yang sungguh-sungguh maka akan mendapatkan, itupun terjadi padaku yang ingin membuat Sekolah Yasalam. Rupaya Pak Notaris tempat aku bikin akta notaris Yasalam, mencari tahu siapa sosok Ketua  Yasalam, dan setelah mengetahui rekam jejakku dan Mas Agis, ia minta ketemu kami.

            Sepekan setelah itu, ia mengajak kami lihat lahan perkebunan hidropinik yang mangkrak tak jauh dari kantonrnya. Setelah kami meninjau lokasi tersebut, beliau bertanya:  " Apakah lahan saya yang tadi kita perikasa layak dibuat Pesantren atau Sekolah?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun