Cerpen ini mengisahkan persaingan sengit antara dua pembalap MotoGP, Jorge Martin dan Enea Bastianini, dalam memperebutkan kursi utama di tim pabrikan Ducati untuk musim depan. Keduanya menunjukkan performa impresif di berbagai seri balapan, namun juga menghadapi berbagai tantangan, seperti kecelakaan dan masalah teknis pada motor mereka.
Seiring berjalannya musim, rivalitas mereka semakin memanas, terutama setelah seri Silverstone dan Red Bull Ring yang menjadi penentu nasib mereka. Keputusan akhir pun diumumkan, di mana Enea Bastianini terpilih untuk mendampingi Francesco Bagnaia di tim pabrikan Ducati, sementara Jorge Martin tetap bertahan di tim satelit dengan dukungan penuh. Cerita ini menyoroti bagaimana rivalitas dalam dunia balap tidak hanya soal kemenangan, tetapi juga tentang sportivitas, penghormatan, dan bagaimana setiap pembalap menghadapi nasib mereka dengan lapang dada.
***
Di suatu waktu, diceritakan ada dua pembalap motor yang bersaing memperebutkan kursi utama untuk musim depan sekaligus mendampingi pembalap bernama Francesco Bagnaia, atau yang kerap disapa Pecco, di tim pabrikan Ducati. Kedua pembalap tersebut adalah Jorge Martin dan Enea Bastianini.
Saat ini, Jorge Martin dan Enea Bastianini sama-sama membela tim satelit Ducati, tetapi dengan tim yang berbeda. Jorge Martin membela tim Pramac Racing, sedangkan Enea Bastianini membela tim Gresini Racing.
Musim lalu, kedua nama tersebut berhasil mencuri perhatian khalayak. Dimulai dari Jorge Martin yang mencetak pole position di seri Lusail (Doha) dan meraih kemenangan perdananya di seri Red Bull Ring (Styria). Kemudian, ada Enea Bastianini yang meraih podium ketiga pada dua seri di Sirkuit Misano, yaitu San Marino dan Emilia Romagna. Saat itu, Bastianini masih membela tim Reale Avintia Racing. Yang lebih mengesankan lagi, ia menunggangi motor dengan spesifikasi lama dan memulai balapan dari barisan belakang. Keduanya pun melakukan hal itu saat masih berstatus rookie.
Musim ini, Enea Bastianini kembali mencuri perhatian dengan meraih kemenangan perdananya di seri pembuka, yaitu Lusail (Qatar). Kemudian, ia juga meraih kemenangan di seri Austin (Amerika) dan Le Mans (Prancis).
Sementara itu, meski berstatus Rookie of the Year musim lalu, Jorge Martin terlihat kesulitan menjalani balapan musim ini. Bahkan, dia beberapa kali mengalami crash saat balapan sehingga membuatnya gagal finis. Dia mengalami nasib tersebut di seri pembuka Lusail (Qatar), Mandalika (Indonesia), Jerez (Spanyol), dan Le Mans (Prancis).
Martin belum meraih satu pun kemenangan dan hanya meraih dua podium, yaitu di seri Termas (Argentina) dan Catalunya.
Meski sudah meraih tiga kemenangan di paruh pertama, Bastianini juga sempat mengalami crash di seri Portimo (Portugal), Mugello (Italia), dan Catalunya. Performa Bastianini juga agak menurun di dua seri terakhir paruh pertama musim ini dengan finis di luar 10 besar.
Hal itu tentu membuat petinggi Ducati harus terus memutar otak untuk menentukan siapa yang layak masuk ke kursi utama musim depan. Kabarnya, keputusan akan diambil setelah jeda paruh musim atau tepatnya setelah seri Red Bull Ring (Austria).
***
Satu bulan kemudian, jeda paruh musim telah berakhir. Para pembalap kini bersiap kembali menatap seri berikutnya setelah menghabiskan waktu untuk refreshing di jeda paruh musim.
Pada seri pertama paruh kedua, tepatnya di Sirkuit Silverstone, persaingan antara Jorge Martin dan Enea Bastianini dalam memperebutkan kursi utama musim depan mulai memanas. Keduanya terlihat menyalip beberapa pembalap lain untuk menyodok ke barisan depan.
Di putaran terakhir, Bastianini yang berada di posisi kelima berusaha mengejar Martin yang berada di posisi keempat. Tikungan demi tikungan, jarak keduanya semakin dekat. Hingga akhirnya, Bastianini berhasil menyalip Martin di tiga tikungan menjelang finis untuk merebut posisi keempat. Keduanya pun menyentuh garis finis secara berdekatan.
Enea Bastianini merasa puas setelah berhasil menyalip Jorge Martin di putaran terakhir. Ini tentu memperbesar peluangnya untuk mendapatkan kursi utama musim depan. Namun, masih ada satu seri penentuan yang akan digelar dua minggu lagi, yaitu seri Red Bull Ring (Austria).
Tak hanya mereka berdua, para penggemar pun dibuat penasaran dengan siapa yang akan menjadi pendamping Francesco Bagnaia di tim pabrikan Ducati musim depan. Karena itu, seri Red Bull Ring (Austria) nanti akan menjadi ajang duel antara Martin dan Bastianini dalam perebutan kursi pabrikan Ducati.
***
Dua minggu kemudian, seri Red Bull Ring (Austria) digelar. Bertempat di Sirkuit Red Bull Ring, Spielberg, seri ini menjadi penentu siapa yang akan mengisi kursi utama Ducati musim depan.
Di seri ini, Enea Bastianini berhasil meraih pole position dan akan memulai balapan dari posisi paling depan. Sementara itu, Jorge Martin akan start dari posisi keempat atau baris kedua.
Saat balapan berlangsung, Martin dan Bastianini beberapa kali saling menyalip di putaran-putaran awal untuk memperebutkan posisi ketiga.
Namun, nasib buruk menimpa Bastianini. Ia mengalami masalah pada rem motornya sehingga harus menepi dan gagal melanjutkan balapan. Ia terlihat kesal setelah mengalami kejadian itu. Saat kembali ke paddock, ia masih merenungi bagaimana nasibnya musim depan.
Sementara itu, Martin terus melanjutkan balapan, tetapi tidak mudah. Ia harus berhadapan dengan pembalap lain seperti Fabio Quartararo dan Jack Miller.
Di putaran terakhir, Martin bertekad menyalip Miller di tikungan pertama untuk mendapatkan posisi ketiga, sekaligus naik podium di seri penentuan. Namun, karena terlalu memaksa, ia pun terjatuh dengan posisi low side.
Hal itu membuat harapannya mendapatkan posisi ketiga melayang. Meski begitu, Martin tetap berusaha bangkit dari crash dan kembali melanjutkan balapan agar peluangnya masuk ke kursi utama Ducati tetap terjaga. Ia akhirnya berhasil finis di posisi ke-10, tepat di belakang Marco Bezzecchi.
Para penonton dibuat sedikit kecewa dengan hasil balapan seri Austria karena tidak sesuai ekspektasi. Alih-alih perebutan kursi utama Ducati semakin memanas, keadaan justru membuat pihak tertentu semakin bingung dan penasaran dengan siapa yang akan terpilih.
Banyak yang berspekulasi bahwa sebaiknya penentuan nasib mereka berdua diundur setelah satu seri balap lagi, yaitu Misano (San Marino). Bahkan, ada yang iseng membuat poling tentang siapa yang kira-kira akan masuk ke tim pabrikan Ducati musim depan. Apakah Jorge Martin atau Enea Bastianini?
***
Lima hari kemudian, akhirnya diumumkanlah siapa yang akan mengisi kursi utama Ducati musim depan sekaligus menjadi rekan satu tim Francesco Bagnaia. Nama yang diputuskan adalah Enea Bastianini. Ia resmi naik status menjadi pembalap pabrikan Ducati musim depan.
Sementara itu, Jorge Martin akan tetap bertahan di tim satelit Ducati, yaitu Pramac Racing. Meski begitu, ia tetap akan mendapatkan dukungan penuh dari Ducati layaknya pembalap tim pabrikan.
Baik Martin maupun Bastianini akan menerima gaji yang sama supaya tidak menimbulkan kecemburuan. Bahkan, keputusan ini sudah diumumkan sebelum jeda paruh musim pertama.
Enea Bastianini senang karena terpilih menjadi pendamping Francesco Bagnaia di kursi utama Ducati musim depan. Ia akan melakukan yang terbaik untuk itu. Sementara itu, Jorge Martin sebenarnya sedikit kecewa karena tidak terpilih.
Meski begitu, kami sebagai penggemar Bastianini dan Martin tetap saling menghormati keputusan petinggi Ducati tersebut. Rasa saling menghormati itu kami ungkapkan di media sosial melalui sebuah unggahan. Kami juga merasa puas karena akhirnya nama yang akan menjadi pendamping Pecco di tim pabrikan Ducati musim depan telah terjawab setelah menantikan selama beberapa minggu, bahkan bulan.
Dalam perlombaan atau pertandingan, rivalitas memang hal yang wajar karena setiap kompetisi pasti melibatkan persaingan. Setiap pihak tentu menginginkan kemenangan atau setidaknya hasil yang baik.
Namun, di samping persaingan dalam perlombaan, menjunjung tinggi rasa hormat dan saling menghargai antarpihak juga penting. Karena sejatinya, rivalitas hanya ada di lintasan, sementara di luar itu, kita adalah kawan.
***
Keputusan telah dibuat, dan para penggemar akhirnya mengetahui siapa yang akan mendampingi Francesco Bagnaia di tim pabrikan Ducati musim depan. Meskipun hanya satu yang terpilih, baik Enea Bastianini maupun Jorge Martin telah menunjukkan kemampuan terbaik mereka sepanjang musim.
Persaingan di lintasan mungkin sengit, tetapi di luar itu, mereka tetap saling menghormati sebagai sesama pembalap profesional. Begitu pula dengan para penggemar yang tetap mendukung idolanya dengan penuh sportivitas. Karena pada akhirnya, kemenangan sejati bukan hanya tentang siapa yang terpilih, tetapi juga tentang bagaimana seseorang menghadapi hasil dengan kepala tegak dan semangat yang tak pernah padam.
❝Rivalitas di lintasan itu wajar, tapi kemenangan sejati bukan hanya soal siapa yang terpilih—melainkan bagaimana menghadapi hasil dengan sportivitas dan kepala tegak.❞
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI