Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Sarjana Hukum di UPN Veteran Jakarta || Nasionalis-marhaenis || Adil sejak dalam pikiran..

"Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya," ungkap Pramoedya A. Toer dalam Tetralogi Buru.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jejak "Pasar" dalam Proses Islamisasi: Peran Islam dalam Membentuk Peradaban Nusantara

24 Februari 2025   18:30 Diperbarui: 24 Februari 2025   07:58 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perdagangan maritim Islam (Sumber: Kompas.com)

Proses ini terjadi secara bertahap dan melalui pendekatan yang sangat kontekstual, sehingga proses penyebaran Islam dapat menyesuaikan mekanismenya dengan budaya dan tradisi lokal.

Kekuatan Wahyu dalam Membangun Peradaban Baru

Proses Islamisasi yang dimulai melalui pasar juga tidak lepas dari kekuatan wahyu yang membawa perubahan besar dalam masyarakat. Islam tidak hanya mengajarkan aspek ibadah kepada Tuhan, tetapi juga membimbing umatnya untuk berinteraksi dengan dunia ini secara adil dan seimbang, terutama dalam aspek ekonomi dan sosial. 

Dalam hal ini, perdagangan menjadi bagian integral dalam kehidupan masyarakat Muslim, karena ia tidak hanya memberikan kesejahteraan materi, tetapi juga menjadi wadah untuk menegakkan nilai-nilai keadilan sosial yang diajarkan oleh Islam.

Suryanegara mengungkapkan bahwa pasar menjadi tempat di mana ajaran Islam tidak hanya dipraktikkan dalam transaksi perekonomian, tetapi juga dalam praktik dakwah. Hal ini tercermin dalam perubahan nilai yang terjadi di masyarakat. Dari pasar-pasar inilah, ajaran Islam mulai menyebar ke berbagai wilayah, bahkan ke Nusantara.

Pasar Sebagai Medan Niaga dan Dakwah

Pengaruh Islamisasi melalui pasar di Nusantara sangat terlihat dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam bidang perekonomian, sosial, maupun agama. Pasar di Nusantara menjadi lebih dari sekedar tempat untuk bertukar barang atau bertransaksi jual-beli.

Dengan masuknya pengaruh Islam, pasar menjadi pusat pertemuan bagi umat untuk pembelajaran, berdiskusi, dan juga wadah untuk memperkenalkan ajaran Islam kepada masyarakat lokal. Bahkan, dari pasar-pasar inilah masjid mulai dibangun, yang selanjutnya berfungsi sebagai pusat dakwah dan pendidikan.

Kala Presiden Jokowi kunjungi Pasar Minggu. (Sumber: Setpres RI)
Kala Presiden Jokowi kunjungi Pasar Minggu. (Sumber: Setpres RI)

Istilah "pasar" sendiri berasal dari bahasa Arab, yaitu "bazaar". Hal ini kemudian berkembang dalam konteks budaya dan bahasa Melayu, sehingga lambat laun menjadi bagian dari identitas budaya Nusantara.

Nama-nama pasar yang berkaitan dengan hari-hari dalam Islam, seperti Pasar Senin, Pasar Rabu, Pasar Kamis, Pasar Ahad dan seterusnya, menunjukkan bahwa Islam telah memberi pengaruh yang mendalam terhadap kehidupan masyarakat, termasuk dalam hal waktu dan aktivitas ekonomi.

Bahasa dan Huruf Arab dalam Perkembangan Islam di Nusantara


Selain sebagai tempat perdagangan, pasar juga berperan dalam penyebaran bahasa dan aksara Arab. Melalui interaksi perdagangan, bahasa Melayu Pasar menjadi bahasa yang digunakan dalam komunikasi saat melakukan perniagaan, yang secara tidak langsung juga membantu penyebaran ajaran Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun