Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Sarjana Hukum di UPN Veteran Jakarta || Nasionalis-marhaenis || Adil sejak dalam pikiran..

"Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya," ungkap Pramoedya A. Toer dalam Tetralogi Buru.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jejak "Pasar" dalam Proses Islamisasi: Peran Islam dalam Membentuk Peradaban Nusantara

24 Februari 2025   18:30 Diperbarui: 24 Februari 2025   07:58 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Tua Wapauwe, Kab. Maluku Tengah (Sumber: Kompas.com)

Pendahuluan: Islam dan Perubahan Sejarah Dunia

Sejarah Islam yang gilang-gemilang dimulai dengan turunnya wahyu pertama yang disampaikan oleh Malaikat Jibril a.s. kepada Nabi Muhammad . Sebelum turun wahyu, Nabi Muhammad adalah seorang pedagang (pebisnis) yang sukses.

Meskipun wahyu dari Allah turun di tempat yang sederhana, yaitu di Gua Hira, Jabal Nur, bukan di istana yang megah dan mewah, wahyu Allah ini dengan segera berdampak dengan efek yang luar biasa dalam memperbaiki tatanan peradaban dunia. Peristiwa ini membuktikan bahwasanya perubahan besar dalam sejarah perdabaan manusia, nyatanya dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana tetapi tetap memiliki pengaruh yang mendalam dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu.

Al-Qur'an pernah mengisahkan betapa ini pernah terjadi pada Nabi Daud a.s., di mana saat beliau masih sangat belia, mulai memelopori gerakan pembaharuan dengan dirinya sendiri sebagai pelopor untuk melawan kekuasaan yang mapan dan absolut, sebagaimana dikisahkan dalam Al-Qur'an,

... Ketika dia (Talut) dan orang-orang yang beriman bersamanya menyeberangi sungai itu, mereka berkata, "Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan Jalut dan bala tentaranya." Mereka yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, "Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah." Allah bersama orang-orang yang sabar. (QS Al-Baqarah: 249)

Ajaran yang diawali hanya lima ayat Surah Al-'Alaq ayat 1 -- 5, datang untuk memberikan peringatan kepada umat manusia bahwa Allah yang menciptakan manusia dari darah dan Allah pula yang menjadikan manusia dapat membaca dan menulis.

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan! Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Tuhanmulah Yang Maha Mulia, yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS Al-'Alaq: 1-5)

Kali ini, kami akan mengupas pemikiran Ahmad Mansur Suryanegara tentang proses Islamisasi Nusantara melalui pasar yang merujuk pada fenomena pewahyuan Allah kepada Nabi Muhammad yang berprofesi sebagai seorang pedagang/pebisnis, di mana pasar telah menjadi pusat penyebaran agama Islam sejak masa penyebaran di awal sejarahnya. Oleh karena itu, dalam tulisan ini, kami akan mendasarkannya pada karya Ahmad Surya Negara yang berjudul Api Sejarah Jilid I sebagai sumber utama.

Masjid Tua Wapauwe, Kab. Maluku Tengah (Sumber: Kompas.com)
Masjid Tua Wapauwe, Kab. Maluku Tengah (Sumber: Kompas.com)

Peran Pasar dalam Islamisasi: Dakwah dari Pasar ke Pasar

Suryanegara menjelaskan bahwa ajaran Islam mulai menyebar dengan sangat cepat melalui jalur penyebaran yang tidak terduga, yakni melalui pasar demi pasar, meskipun pada awalnya Islam hadir dari sosok Nabi Muhammad yang penuh dengan sifat kesederhanaan. 

Pasar dalam hal ini bukan hanya tempat untuk bertransaksi jual-beli barang saja, melainkan juga menjadi wadah pertukaran ideologi, politik, sosial, dan agama. Dalam konteks ini, kami menekankan bahwa para pembaca tak perlu heran apabila pasar menjadi salah satu media utama dalam proses Islamisasi, terutama di Nusantara.

Sebagai penerangan untuk menyimpulkan, pasar di sini adalah tempat bertemunya berbagai lapisan masyarakat. Melalui interaksi yang terjadi di dalamnya, ajaran Islam mulai dikenal dan diterima. Bukan hanya komoditas barang yang diperdagangkan, melainkan juga memperbincangkan dan mendakwahkan nilai-nilai Islam, seperti tauhid, keadilan, dan kesejahteraan sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun